webnovel

Miss Dosen X Mr. Captain

Relivia Zenata.. Seorang dosen muda yang cantik,berhijab,cerdas dan baik ini ternyata adalah kekasih dari seorang kapten kapal. Ia mengawali karirnya di usia ke 21 tahun. Menjadi dosen idola di kampus merupakan hal yang sangat membanggakan bukan? Di balik kesuksesannya, Ivi tetap menjadi orang yang sama, rendah hati dan tidak pernah menyombongkan diri. Felix Devanno... Seorang kapten kapal yang tampan, tegas dan setia. Ia sangat dingin terhadap orang-orang, kecuali dengan Ivi dan keluarganya. Felix mengawali karirnya di laut pada usia 21tahun. Awalnya, ia sama sekali tak berpikiran untuk bekerja di laut, namun tawaran dengan gaji yang sangat memuaskan dan seragam yang tampak keren itu membuat niat awalnya untuk menjadi pengusaha urung. Ia mencoba dunia laut dan beruntungnya ia berhasil. Calvin Aldrean.. Seorang dokter sekaligus pengusaha di sebuah perusahaan ternama di Indonesia. Terkenal dengan sikap dinginnya membuat dirinya masih jomblo di usia 21 tahun. Bukan tanpa sebab, ia pernah mengalami hubungan asmara namun kandas dikarenakan suatu hal. Menjadi seorang kekasih dari kapten kapal bukanlah hal yang mudah. Namun doa dan usaha mampu mempertahankan hubungan keduanya. Meskipun banyaknya rintangan, namun, keduanya dapat bersatu.

Nurliza_Karen_Nita · 都市
レビュー数が足りません
446 Chs

Part 2

Hari ini semua persiapan lamaran telah selesai diurus oleh Felix dan besok ia tinggal menemui sang pujaan hati.

"Alhamdulillah semuanya sudah selesai dan aku tinggal lamar kamu besok. Aku sudah gak sabar pengen halalin kamu Relivia.." Gumam Felix.

Kenapa Felix ingin melamar Ivi besok? Kenapa gak langsung hari ini? Yups karena Ia ingin memberikan kejutan ini pada Ivi besok.

Saat ini Ivi tidak sedang mengajar namun ia tetap hadir di kampus untuk mengerjakan beberapa berkas di ruangannya.

Tok Tok Tok...

Seseorang mengetuk pintu ruangan Ivi.

"Masuk!" sahut Ivi. Orang itu pun masuk.

"Maaf miss.. Ada yang mencari anda." ucap security kampus/Pak Toni.

"Siapa?"

"Saya tidak kenal miss.."

"Suruh dia masuk dan bapak tolong tunggu di depan pintu saya ya.."

"Baik miss.."

Seorang pria bertubuh tinggi, tegap, berkulit putih, berbola mata abu-abu, berambut sedikit coklat memasuki ruangan Ivi. Ivi yang masih berkutik dengan berkas nya tak menyadari kehadiran orang itu.

"Ekhm.." suara berat laki-laki itu menyadarkan Ivi. Ia pun melihat siapa yang datang.

"Za-Zayn... Ka-kamu nga-ngapain kesini?" Gugup Ivi.

"Hai liv.. I miss you so bad.." Ucap Zayn sembari duduk di kursi menghadap Ivi.

"Kamu ngapain?!" bentak Ivi

"Hey.. Kamu gak perlu marah-marah kok. Aku cuma pengen ketemu kamu setelah lama kita gak ketemu. Sejak kamu resmi menjadi kekasih kapten sialan itu!" ucap Zayn sedikit menekan kata 'Kapten sialan'.

"Jaga mulut kamu ya! Kamu mau apa sih?!"

"Aku? Aku mau kamu putusin kapten sialan itu! Kamu harus tetap jadi milik aku Relivia! Karena kamu gak akan pernah bahagia sama dia!" teriak Zayn

"Aku gak sudi! Mending kamu keluar! Dan tahu apa kamu tentang kebahagiaan aku dengan dia?! Sejak kapan kamu peduli sama aku? Ha?!"

"Sejak kamu ngelupain aku gitu aja! Aku gak terima! Kamu tetap milikku bukan Alfi atau dia!"

"Hey! Kamu sadar donk apa yang buat aku lupain kamu! Kamu pengkhianat! Kamu yang sudah buat aku lupa sama kamu! Gak usah belaga begok deh! Kamu keluar! Keluar Zayn!!" bentak Ivi

"Baby.. Kamu gak perlu teriak-teriak buat usir aku. Aku akan pergi asal kamu juga ikut aku pergi!"

"Gak akan! Kamu pergi!"

"Gak! Ikut atau kamu gak akan pernah ngelihat kapten sialan itu lagi?!"

"Gausah ngancem! Aku gak takut sama ancaman kamu!"

"Yakin? Aku tahu kok kalau besok dia bakal pulang dan aku bisa aja buat kepulangan dia  besok jadi kepulangan terakhir dia.." Ucap Zayn enteng.

"Kamu jangan main-main ya! Jangan pernah kamu sentuh dia! Dia gadak urusannya sama kamu! Kalau kamu ada urusan sama aku, selesaikan sama aku! Jangan bawa-bawa dia!"

"Aku gak peduli.. Selama aku bisa rebut kamu kembali, aku bakal lakuin semuanya! Ingat ya baby se-mua-nya!"

"Please Zayn cukup kamu terus-terusan ganggu hidup aku! Aku sudah gak mau lagi berurusan sama kamu. Tolong lupain aku.."

"Gak akan! Sekarang, kamu mau ikut aku atau?-"

"Ok aku bakal ikut! Please, jangan sakiti orang yang aku cintai.. Hiks.." Ivi pun menangis.

Zayn berniat mengusap air mata wanita itu namun Ivi menepisnya.

"Jangan sentuh aku! Hiks.. sekarang kamu mau bawa aku kemana?!"

"It's ok kalo kamu gak izini aku sentuh kamu tapi jangan pernah keluari air mata kamu buat dia! Aku gak suka!"

"Aku gak peduli Zayn! Cepat bilang kemana kamu akan bawa aku?!"

Zayn tak menjawab, ia hanya menarik paksa Ivi. Diluar room, ada pak Toni yang panik melihat adegan itu.

"Miss.. Ada yang perlu saya bantu?" tanya Pak Toni khawatir

"Gak Perlu!" bentak Zayn dan langsung membawa Ivi ke mobilnya.

Di perjalanan, Zayn melakukan mobilnya dengan kecepatan diatas rata-rata.

"Zayn.. Turuni kecepatannya.. Hiks.."

"Diam! Kalo kamu masih nangis, aku gak akan pernah turuni kecepatannya!"

"Hiks.. Hiks... Kenapa kamu kayak gini sih?"

"Karena aku cinta sama kamu! Kamu masih nanya?!"

"Tapi aku sudah gak cinta sama kamu Zayn! Aku akan segera menikah dengan Felix.. Tolong jangan ganggu hidup aku lagi!" Zayn semakin emosi dan menaikkan kecepatannya lagi. Ivi sangat panik.

"Zayn.. Hiks.. Berhenti Zayn.. Hiks"

"Kamu DIAM!!"

"Hiks... Hiks.."

"Jangan pernah kamu bilang ke aku kalau kamu sudah gak cinta sama aku dan kamu cinta sama dia! Atau gak akan ada yang bisa miliki kamu! Kalau aku gak bisa miliki kamu, dia atau Alfi juga gak bisa!"

"Kamu egois! Aku benci sama kamu! Aku benci!! Hiks..." histeris Ivi sambil memukul tangan Zayn yang sedang menyetir. Zayn kelap, ia mendorong wanita itu hingga kepalanya terbentur kaca mobil.

"Aw..." Ivi tak kuasa menahan rasa sakit itu dan pingsan. Zayn panik. Ia pun menepikan mobilnya. Ia menepuk pelan pipi Ivi untuk membangunkannya.

"Liv.. Bangun liv.. Maafin aku.. Aku gak Sengaja.. Liv.. Argh!!!" sesalnya

"Gimana ini? Lebih baik aku bawa dia ke apartku aja. Ya Tuhan.. Maafkan aku.." gumam Zayn. Ia kembali melajukan mobilnya menuju apart.

#Apartemen Zayn

Zayn menidurkan Ivi di ranjang king size nya sambil mengkompres kening Ivi dengan es batu. Ia juga memberi minyak kayu putih didekat hidung Ivi. Zayn merenggangkan jarum yang mengait hijab Ivi.

"Sadar liv.. Maafin aku.. Maaf.." Ia terus merasa bersalah.

Tak lama, Ivi pun sadar.

"Aw...,," ia menyentuh keningnya yang sakit

"Aku dimana?" tanyanya masih setengah sadar.

"Kamu di apart aku.. Tadi kamu pingsan." Ucap zayn. Ivi pun tersadar atas apa yang telah terjadi.

"Zayn.. aku mohon pulangi aku ya.  Aku mohon.." Ivi bangun dan duduk menghadap Zayn. Ia terus memohon

"Gak! Kamu harus tetap sama aku!"

"Aku mohon Zayn.. Hiks.. Aku mohon pulangi aku please.. Hiks.."

"Gak liv gak! Aku gamau kehilangan kamu!"

"Hiks.. Kenapa sih kamu seegois ini? Kenapa kamu gak pernah ngertiin perasaan aku? Kenapa? Kenapa kamu slalu aja nyakitin aku? Belum puas dulu waktu kamu khianati aku? Belum puas?! Kalau aku boleh minta, aku gak pernah mau ketemu Atau kenal sama kamu. Aku benci sama kamu!"

Zayn menekan kedua pundak Ivi dengan emosi.

"Jangan pernah ucapin kalimat itu di depan gue!! Lo sudah buat kesabaran gue habis Relivia!!" ucap Zayn dengan penuh penekanan.

"Kenapa?! Aku memang sudah benci sama kamu sejak pengkhianatan itu terbongkar.. Aku benci!! Benci Zayn!!"

Parrr!!!

Zayn menampar pipi kanan Ivi dengan keras. Ivi mengelus pipinya yang ditampar oleh Zayn.

"Kamu tampar aku Zayn? Hiks... Tega kamu ya!"

"Diam! Gue kayak gini karena lo sendiri! Jadi, jangan salahi gue!"

"Hiks.. Bunuh aja aku Zayn bunuh! Biar kamu puas!"

Parrr!!!

Zayn kembali menampar Ivi.

"Hiks... Hiks.. Felix.. Kamu dimana? Hiks.."

"Jangan sebut nama dia!!" bentak Zayn

"Tas aku mana Zayn? Kembaliin tas aku!"

Zayn memiringkan senyumnya. Ia sengaja meninggalkan tas Ivi di mobilnya.

"Kamu gak perlu tahu karena yang jelas, kapten sialan itu gak akan pernah tolongi kamu!"

"Zayn balikin tas aku! Felix pasti nyariin aku! Balikin!!!" Ivi terus teriak

"I don't care. Aku harap setelah ini, dia gak jadi nikahi kamu.." fake smile Zayn

"Gak! Felix gak akan pernah gagali pernikahan kami!"

"We see it later.."