Di dalam mobil April sedang mengendarai mobilnya, mengikuti mobil Joy yang tak jauh di depannya. Dia masih penasaran oleh pria yang pergi dengan sahabatnya itu.
"Lihat saja Marisa, kali ini kau akan kepergok denganku. Jika memang dia bukan pacarmu, lalu kenapa kau mau masuk ke dalam mobilnya," gumam April dengan saksama memandangi mobil Joy agar tak tertinggal jauh.
Marisa masih kesal saja dengan Joy yang memaksa untuk mengantarkannya. Padahal dia sangat menghindari gosip-gosip buruk tentangnya lagi.
"Hiks... Pria ini kenapa memaksaku sih, sudah tahu aku sedang menjauhi gosip buruk kemarin. Sekarang kau mengantarkan aku lagi!" Gerutu kesal dalam benaknya sambil melirik Joy yang sedang mengendarai mobilnya.
Joy memperhatikan Marisa sedari tadi melirik ke arahnya, membuatnya penasaran dengan apa yang ada di pikiran Marisa.
"Kau ada apa sebenarnya? Kenapa kau melirikku ke arahku terus?" Tanya Joy kepada Marisa.
"Tidak apa-apa, nanti tidak usah sampai depan kantor ya. Tinggalkan saja aku di perempatan," jawab Marisa tidak mau Joy tahu gosip yang sedang menimpanya.
"Memangnya kenapa? Aku akan mengantarmu sampai depan kantor, lagian perempatan itu bukan tempat yang bagus. Di sana banyak kendaraan berlalu lalang. Nanti kau kenapa-napa lagi," tanya Joy merasa heran dengan sikap Marisa.
"Ya sudah biarkan saja, aku akan baik-baik saja. Pokoknya kau tidak boleh mengantar aku sampai di sana, tidak boleh sampai di depan kantor," desak Marisa kepada Joy dengan wajah takut.
Joy melihat ketakutan Marisa di matanya, lalu dia tiba-tiba menghentikan laju kendaraannya. Marisa yang terkejut langsung terpental ke depan dasbornya lalu
"Maaf aku tidak sengaja," ucap Joy sambil ke arah Marisa.
"Hiks menyebalkan!" Ketus Marisa dengan cemberut.
"Aku tidak sengaja," jawab Joy merasa bersalah sekali kepada Marisa.
"Habis aku penasaran sekali dengan kau yang tiba-tiba tidak mau aku antar depan kantor. Memangnya ada masalah apa?" Tanya Joy lagi merasa penasaran sekali.
Marisa terdiam tak mau menjelaskan kepada Joy, malu jika nanti kalau Joy tahu tentang gosip buruk yang ada di kantornya itu.
Di mobil April juga berhenti di bahu jalan, melihat mobil Joy berhenti tiba-tiba. April menjadi penasaran dan pikirannya pun menjadi negatif kepada pria yang sedang bersama Marisa.
"Kenapa mereka berhenti tiba-tiba, apa jangan-jangan pria itu melakukan hal nakal kepada Marisa." batinnya sambil melihat ke arah mobil yang tak jauh di depannya.
Mobil Joy pun melaju lagi meninggalkan tempat tadi dia berhenti. April dengan cepat pun langsung mengikutinya lagi.
"Lihat saja nanti, aku akan menegur Marisa. Aku tidak mau dia jatuh cinta pada pria yang salah!" April terus mengikuti jalannya mobil Joy.
Sesampainya di perempatan yang tadi sudah mereka sepakati. Joy menghentikan mobilnya, lalu melihat Marisa yang membuka sabuk pengamannya bersiap keluar dari mobilnya.
"Kau yakin akan jalan menuju kantormu?" Tanya Joy sambil melihat Marisa.
"Hm... Nanti kalau aku sudah siap, pasti aku akan menjelaskannya padamu. Kalau begitu aku keluar dulu ya," pamit Marisa kepada Joy.
"Iya hati-hati ya," ucap Joy melihat Marisa keluar dari dalam mobilnya.
Joy tidak langsung pergi, dia melihat Marisa berjalan menuju jalur pejalan kaki. Marisa berdiri menunggu lampu merah agar dia bisa menyebrang. Melihat ke arah mobil Joy, dia pun melambaikan tangannya dan Joy pun membalasnya. Melihat lampu lalu lintas sudah berwarna merah, dia pun langsung menyeberang menuju perusahaannya.
Setelah melihat Marisa udah sampai di seberang. Joy pun langsung melajukan mobilnya menuju kampus.
Sesampainya di gerbang perusahaan. Marisa melihat mobil April melaju masuk lebih dulu. Dia pun tersenyum lalu berjalan cepat menyusul April.
April keluar dari dalam mobilnya, dengan wajah yang ingin menerkam seseorang. Marisa menunggu di depan lobi, melihat April yang akan menghampirinya.
"Hai kau datang ke kantor," sapa Marisa sambil mengangkat satu tangannya.
"Untuk apa kau menyapaku!" Ketus April menatap tajam Marisa yang ada di hadapannya.