webnovel

Mimpi Yang Aneh

[Tamat] 11 Chapter Novel ini hanya menceritakan tentang mimpi seseorang yang sangat aneh. Seperti tiba - tiba memiliki kekuatan, seekor naga yang patuh kepadanya, dan semacamnya.

RamaNovelID · ファンタジー
レビュー数が足りません
11 Chs

Bagian 6

Mereka berdua sudah berada di tempat tujuan, yaitu lapangan yang sangat luas. Tapi hampir keseluruhan dari lapangan itu terbakar. Jadi Andre dan Edward berada di tengah - tengah api yang membara.

Pada saat itu Andre sudah merencanakan sesuatu yang sangat beresiko.

"Hei, Edward. Menjauhlah dari sini."

"Eh?"

"Nanti waktu aku beri aba - aba, mendekatlah kesini lagi."

"Tapi, kena-"

Saat Edward mau mengatakan sesuatu, ia melihat tangan Andre yang sedang gemetaran. Edward sedikit terkejut dan terkagum dengan Andre.

"... Baiklah."

Setelah Edward menjauh, Andre mencoba untuk melihat keatas sambil sedikit berlagak menantang. Untuk mencari dan menantang naga yang telah menyerang kota Andre berada. Tidak lama kemudian naga yang paling besar di antara naga lainnya itu muncul.

"Ini dia... tenanglah Andre... ini tidak akan sulit bagimu... percayalah dengan sihirmu."

Andre mengucapkan hal tersebut karena ia merasa ketakutan sampai ia menahan rasa gemetarnya dari kaki sampai tangannya.

Tidak lama kemudian, naga itu turun menghampiri Andre. Sebelum naga itu menginjak tanah di hadapan Andre, Andre melihati sekujur tubuh naga itu dari ujung kaki sampai ujung kepala.

'Besar sekali...!'

Andre terkejut, karena tubuh naga itu sangat besar. Besar tubuh Andre hanya setinggi kaki naga itu.

Saat naga itu sudah menginjak tanah tepat di hadapan Andre, Andre dan naga itu saling bertatap mata.

Andre mengeluarkan setetes keringatnya di sebelah mata kirinya. Sedangkan anak kecil itu melihati Andre dari kejauhan.

"Sepertinya kamu ingin berbicara denganku ya, bocah."

"!!"

Tiba - tiba naga itu berbicara dengan Andre. Karena itu Andre sangat terkejut.

"... Y- yah... begitulah..."

Perasaan Andre terasa seperti tercampur aduk dengan rasa gugup, ketakutan, ragu - ragu, dll.

"Hmm... baru kali ini aku bisa berbicara dengan manusia. Ada perlu apa kamu sampai ingin berbicara denganku?"

"..."

Perasaan Andre semakin tercampur aduk. Kemudian ia memberanikan dirinya untuk mengatakan tujuan sebenarnya ia berada di lapangan yang sangat luas itu. Tapi sebelum itu ia ingin menanyakan sesuatu terlebih dahulu.

"... Apa kamu bos dari mereka semua?"

"Benar, kenapa?"

Setelah Andre menanyakan hal tersebut, ia semakin berani untuk mengatakan tujuan sebenarnya ia berada di lapangan itu.

"Aku ingin membuat kesepakatan denganmu."

"Hmh?!"

Naga itu terkejut sampai matanya melebar dengan cepat, setelah mendengar perkataan Andre.

"Baiklah! Sepertinya ini akan menarik! Katakan, apa yang ingin kamu taruhkan!"

'Yeah! Ternyata ini mudah sekali!'

Andre mengeluarkan senyumnya sebelum memberitahu taruhannya.

"Kalau aku menang, kamu akan menjadi hewan peliharaanku dan suruh anak buahmu untuk pergi dari kota ini. Kalau kamu yang menang, kamu berhak melakukan apapun kepada anak dari raja Kerajaan Naga Biru."

"Hm!!?"

Andre mengeluarkan senyumnya lagi.

"Kamu tahu sejarah dari Kerajaan Naga Biru kan?"

"Kerajaan yang tidak terkalahkan itu?!"

"Mm."

'Yah meskipun aku baru diberitahu sedikit sejarahnya oleh Edward waktu perjalanan kesini tadi sih.

Andre bersedekap seolah - olah ia mengetahui semuanya tentang Kerajaan Naga Biru.

"Kalau begitu, dimana anak itu?"

"Hmh. Keluarlah Edward!"

"..."

Edward pun muncul dan mendekati Andre dengan sedikit merasa ketakutan.

Naga itu menoleh ke arah Edward berada. Lalu menatapinya dengan waktu yang cukup lama.

Edward makin merasa ketakutan saat di tatap naga itu. Lalu naga itu menoleh ke Andre kembali.

"Apa benar anak ini adalah anak dari raja Kerajaan Naga Biru?"

"Menurutmu aku berbohong? Apa kamu tidak percaya bahwa ini adalah anak dari Raja Kerajaan Naga Biru hanya karena bajunya seperti anak miskin?"

"..."

Edward merasa tersinggung setelah mendengar perkataan Andre.

Andre menatap naga itu dengan penuh keyakinan.

"Yah... aku tidak tidak merasakan adanya kebohongan di matamu sih."

"Kalau begitu kita sepakat dengan taruhannya."

"..."