webnovel

Mikayla

Kisah percintaan dan kehidupan seorang Mikayla. Terjebak dalam sebuah pernikahan paksa, menjadi janda di usia muda, hingga dia kembali menemukan cinta sejatinya dan kehidupan barunya.

Nona_Kopi · 都市
レビュー数が足りません
3 Chs

Mikayla

Mikayla. Nama yang singkat, padat dan jelas. Tersemat pada seorang gadis muda berusia dua puluh tahun. Seorang mahasiswi di sebuah universitas swasta, menginjak semester lima. Sebuah impian besar dan cita-cita mulia yang sudah ada di depan mata, hancur sudah karena kelakuan kakak perempuannya.

Kadang Mika heran, sebenarnya dia itu anak kandung kedua orangtuanya atau bukan? Karena Mika selalu merasa perlakuan yang berbeda jika di bandingkan dengan kakak perempuan nya yang bernama Karina.

Sejak kecil, Karina selalu mendapatkan apa yang gadis itu inginkan. Sementara Mika, ia hanya akan mendapat sisa atau bekas kakaknya. Entah itu mainan, pakaian atau juga makanan. Sangat terlihat tidak adil memang. Tapi Mika tak bisa berbuat apa - apa. Menjadi seorang adik seharusnya ia selalu dimanja oleh semua anggota keluarganya. Nyatanya, baik papa dan juga mamanya tak pernah memanjakan nya. Hanya Karina yang selalu dimanja dan dituruti oleh papa dan mama.

Lelah. Tentu saja. Terlebih ketika Mikayla tumbuh menjadi gadis remaja yang cantik jelita dan lain dari gadis pada umumnya. Apalagi jika dibandingkan dengan Karina. Sangat jauh sekali perbedaan rupa mereka berdua. Mika cantik memang. Usia Mika yang lebih muda tiga tahun dari Karina, berpostur lebih tinggi dan berkulit putih, hidung mancung dengan bibir mungil sebagai pemanis. Dan raut wajahnya mirip seperti orang bule. Sementara Karina, kakaknya itu cantik dengan ciri khas Timur Tengah. Tubuhnya yang tak lebih tinggi dari Mika , hidung mancung, mata belo dan kulitnya yang tampak eksotis. Terlihat sangat manis.

Sebenarnya perbedaan keduanya sering Mika pertanyakan. Hanya saja, Mika tak pernah mengetahui jawabannya. Baik papa dan juga mamanya tak ada yang mau bercerita atau berterus terang kepada nya. Hingga akhirnya Mika lelah bertanya. Tak mau ambil pusing dengan kondisi hidupnya. Yang penting ia masih diberikan umur panjang hingga dua puluh tahun hidupnya. Mika sudah sangat bersyukur.

Mika yang selalu mengalah pada Karina. Anak bungsu yang selalu berperan sebagai anak sulung. Begitulah kira - kira yang selalu Mika rasakan.

****

Pagi ini, tak seperti biasanya dimana di rumah keluarga Irsyad dan Yulia, telah ramai dengan hilir mudik semua orang juga anggota keluarga yang tengah berkumpul bersama dalam acara tunangan Karina.

Ya, Karina akan bertunangan dengan kekasih hatinya. Seorang pengusaha biro perjalanan, periklanan, dan juga penerbitan. Lekaki yang telah menjalin hubungan selama tiga tahun lamanya bersama Karina. Ardani Prasetya namanya. Biasa dipanggil dengan sebutan Mas Dani oleh Mika.

Lelaki yang Mika tak seberapa dekat dan hanya sebatas kenal meski telah lama menjalin hubungan bersama Karina. Mika terlalu enggan untuk terlalu dekat dengan sang kakak. Ia malas saja jika nantinya Karina akan membuat masalah dengan menuduhnya yang bukan - bukan. Salah satunya adalah menuduh Mika menggoda kekasihnya. Menyakitkan menang. Tetapi memang seperti itulah tabiat Karina. Wanita angkuh, sombong dan selalu sesuka hatinya. Terlebih pada Mika. Tak pernah sekalipun Karina menyayangi atau memperlakukan Mika dengan baik. Yang ada, Karina akan terus membully Mika.

Mika sendiri juga tak tahu apa penyebabnya hingga sang kakak terlihat sekali sangat membenci dirinya. Tak pernah mau berbagi barang sedikit saja. Apalagi mengalah. Oh tidak akan pernah Karina lakukan. Hanya Mika yang selalu berusaha mengerti dengan sang kakak. Tak pernah memasukkan ke dalam hati semua perlakuan Karina. Hanya saja, terkadang Karina semakin tak tahu diri dan berbuat sesuka hati kepadanya. Disaat Mika lelah, pernah suatu ketika Mika melawan sang kakak. Tapi apa yang Mika dapat. Sebuah pukulan dari sang mama yang Mika rasa terlalu sakit. Tak hanya fisiknya yang sakit. Tapi hati Mika jauh lebih sakit. Mama, seseorang yang seharusnya menjadi panutan anak-anaknya justru membela Karina yang jelas jelas bersalah. Sejak saat itulah Mika tak pernah lagi meminta perlindungan kepada siapa pun. Karna semua akan percuma saja.

Hanya satu orang yang masih menganggap diri nya ada dan masih mau menyayanginya. Dialah Tante Diyas. Adik dari papa Mika. Tante Diyas yang selalu menjadi tempat sandaran Mika disaat gadis itu bersedih.

"Mika....!" teriakan lantang Yulia menyadarkan Mika dari lamunan.

"Ya, Ma," jawab Mika gugup.

"Kau ini.... Bukan kah mama memintamu untuk menata kue kue itu di meja depan untuk para tamu. Kenapa justru kau hanya bengong disitu, Hah!" hardik sang mama membuat nyali Mika langsung menciut.

"M-Maaf, Ma. Mika akan segera membawanya ke depan."

"Buruan! Tamu - tamu sudah pada datang. Dasar lelet!"

Yulia pergi begitu saja setelah puas mengata-ngatai Mika. Sekuat tenaga Mika menahan agar air mata nya tidak lolos dan membasahi pipi mulusnya. Ia tidak ingin orang lain melihat kesedihan nya. Biarlah ia menahan semua nya. Toh ini sudah biasa ia dapatkan.

Menghela nafas dalam dan kembali menyiapkan beberapa kue ke dalam piring piring saji. Segera membawanya ke depan, di meja prasmanan untuk tamu undangan. Mika sudah melupakan sakit hatinya dan memilih menyibukkan diri dengan membantu beberapa orang menyiapkan sajian di atas meja. Ini hanya acara pertunanangan. Tapi sepertinya keluarganya mengundang banyak tamu jika Mika lihat dari beberapa kursi yang kini telah berjajar rapi. Juga aneka hidangan dan makanan yang telah tersaji di atas meja prasmanan.

"Mika...."tepukan di pundak Mika membuat gadis itu terjengit kaget. Menatap Tante Diyas dengan kelegaan.

" Kenapa kau disini? "

" Memangnya kenapa tante. Bukankah tempat Mika memang disini. "

" Seharusnya kau berada di deretan kursi paling depan. Duduk bersama papa dan mamamu. Bukankah kau ini termasuk dalam keluarga inti?"

"Ya memang. Tante benar. Aku memang keluarga inti. Tapi... Tempatku bukan disana. Tante seperti tidak tahu saja bagaimana papa dan mama."

Diyas hanya bisa Menghela nafas lalu mengusap punggung Mika.

"Kau yang sabar ya, Mika. Menghadapi mama dan papamu yang memang seperti itu."

"Mika tahu tante. Jika Mika tidak sabar, mungkin sudah dari dulu Mika kabur dari rumah. Meninggalkan papa dan mama karena tidak tahan akan sikap mereka."

"Kau memang gadis yang baik, Mik. Semoga kebahagiaan selalu menyertaimu."

"Amin. Terimakasih tante. Berkat tante juga Mika masih bisa bertahan sampai detik ini. Mika sayang tante."

Begitu saja Mika memeluk adik dari sang papa. Diyas pun menerima pelukan hangat dari keponakan yang begitu baik dan ia sayangi.

Hingga suara lantang dari seorang MC menyadarkan keduanya, bahwa sekarang acara pertunangan Karina telah dimulai.

Mika memperhatikan sosok dua sejoli yang kini masih duduk si sunggasana masing masing dengan diapit oleh kedua orang tua mereka. Mika tersenyum mendapati sang kakak yang tampak sangat caantik hari ini.