webnovel

Merindu Hangat Mentari

Sejak kepergian Ayahnya , Luna dan kakaknya harus menjadi tulang punggung keluarga , berbagai macam cobaan dan lika liku kehidupan dilaluinya dengan penuh suka dan duka .Tidak ada lagi kehangatan ataupun kesejukan yang ia rasakan dalam keluarganya

nialestari41 · 若者
レビュー数が足りません
6 Chs

Chapter 2

"Meski Tubuhmu Melemah dan tulangmu Menjadi Rapuh, Kamu Tetap Memiliki 1000 Cara Untuk Membuat Kami Tersenyum"

Hari ini terasa panas, matahari sangat terik dan sinarnya pun sangat menyengat. Sekarang sudah pukul 3 sore, namun ayah belum pulang kerja. Seperti biasa yang kulakukan adalah menunggunya diruang tamu bersama adik adikku sambil bercanda gurau, tidak lama kemudian ayahpun datang.

Tiin.....tiiin...(Suara Klakson mobil nya terdengar dari luar gerbang  rumah).

"Ayah pulaang..! Azura bukain gerbang sana, buruannnn ...!" kataku pada Azura.

"Iyaa bentarr...." balas Azura sambil berlari menuju gerbang.

Setelah selesai memakirkan mobil di garasi ayah pun langsung menghampiri kami. Tapi, sepertinya keadaan ayah sedang tidak baik. Sejak masuk rumah dia terus-menerus batuk.

"Yah,,  Minum dulu ...." kataku sambil membawakan segelas air hangat.

Dan ayahku langsung meminumnya sambil meletakkan tas nya.

"Tadi pagi kayaknya ayah belum batuk deh .." kata Defin sambil mengambil bantal untuk diputar putar ditangannya (defin memang selalu memainkan bantal yang ada di sofa ).

"Iya niih, berasa ngga enak tenggorokan ayah..."

"Mungkin Radang yah..." jawabku.

"Yaudahlah, ayah mandi dulu...." Jawab ayah singkat sambil pergi ke kamarnya.

Waktupun berlalu, setiap hari batuk ayah tidak kunjung sembuh. Dan setelah satu minggu mengalami batuk,  tiba tiba muncul benjolan sebesar kelereng di tenggorokan ayah sebelah kiri dan ayahku mulai demam.

Kami pun sangat panik saat itu. Kami berusaha untuk membawa ayah kedokter namun hasilnya tidak ada perubahan. Akhirnya ayah kami bawa kerumah sakit terdekat.

berbagai tes dan pengecekan dilakukan, dan dokter bilang hasil ceknya butuh 2-3 hari. Sambil menunggu hasil cek, ayah diberi beberapa obat untuk meredakan batuknya. Setelah 3 hari, kami pun kembali kerumah sakit untuk konsultasi dan mengambil hasil cek. Kemudian hasilnya, Ayah didiagnosa terkena kelenjar getah bening.

Awalnya dokter hanya memberikan beberapa antibiotik dan obat-obatan untuk meredakan pembengkakannya, dan ayahpun dianjurkan untuk berobat jalan. Namun setelah 2 minggu, demamnya tidak kunjung sembuh. Dan Benjolan dilehernya pun semakin membesar.

Kami segera kembali lagi kerumah sakit untuk konsultasi kepada dokter spesialis penyakit dalam, dan ayah didiagnosa terkena limfoma atau kanker kelenjar gerah bening , dan harus dilakukan oprasi.

Kamipun sangat panik saat itu, ibu yang mendengarnya hanya bisa terdiam lesu. Kami hanya ingin ayah sembuh secepat mungkin dan berkumpul bersama lagi dirumah .

Operasi ayah dilakukan setelah seminggu kemudian dari pengecekan. Operasi berjalan dengan lancar dan setelah hampir 2 minggu ayah sudah bisa pulang kerumah, dan dilanjutkan berobat jalan.

Berbagai pengobatan pun kami lakukan saat itu, mulai dari pengobatan modern sampai ke pengobatan tradisional dengan harapan ayahku bisa sembuh total.

Sudah sekitar 3 bulan yang lalu dari selesai operasi, kami fikir ayah sudah benar-benar sembuh total. Ayah pun sudah bisa melakukan aktifitas seperti biasa. Dan ayah menghentikan semua pengobatannya .

Tak disangka memasuki bulan keempat sejak ayah operasi, tiba-tiba ayah demam. Tubuhnya semakin hari semakin kurus dan ada benjolan yang terlihat lagi dileher sebelah kirinya, kini kondisinya semakin memburuk.

Malam ini sangat tidak nyaman, udara sangat panas dan aku tidak bisa tertidur lelap, ku ambil remot ac yang ada dimeja sebelah tempat tidurku berusaha untuk menyesuaikan suhu kamarku .

Aku lihat jam ternyata sudah pukul 01.30, namun terdengar suara berbisik dari kamar ayahku. Kamarku dengan kamar ayah ibu hanya terpisah oleh dinding sehingga aku bisa mendengar suara dikamar itu .

Kubuka selimut yang sejak tadi memelukku, aku terdiam sejenak mencoba mendengar perbincangan apa yang terdengar dari kamar sebelah .

"Ayah kedinginan mah ..." terdengar suara lirih ayahku

"Ia yah, Mama ambil selimut lagi ya ...." jawab ibuku

Karna penasaran akupun langsung bergegas perlahan membuka pintu kamarku dan mencoba mengetuk kamar ibuku

"Mah... Ayah kenapa ..? " Tanyaku sambil mengetuk pintu kamar mereka

"Ayah kedinginan lagi , menggigil lagi ...." jawab ibuku dengan suara panik sambil membukaan pintu kamarnya

Kulihat mata ibuku sudah sembab, sepertinya dia menangis sejak tadi melihat kondisi ayah, ku hampiri ayahku yang terbaring sambil memeluknya. Selimut yang dipakainya sudah 5 lapis , namun tubuhnya masih gemetaran .

Tak terasa air mataku jatuh , aku memeluknya sangat kencang dan memalingkan wajahku agar tak terlihat oleh nya .

"Ayah ayuk sekarang kerumah sakit ...." Kataku dengan suara lirih menahan tangis agar tidak terdengar oleh nya

"Ngga usah lah, ayah nggak kenapa-napa , ini cuma karna cuaca dingin aja ...." jawabnya dengan nada lemah sambil menggigil

"Ya allah , dengan kondisi seperti ini ayah masih bilang tidak apa apa..." kataku dalam hati

Malam ini cuaca sangat panas , kami semua merasakan panas namun ayahku menggigil kedinginan. Aku tatap ibuku dan dia hanya menganggukan kepala seolah mengatakan "jangan bilang kalau malam ini cuacanya panas" , aku tau maksudnya agar ayah tidak merasa sedih kalau hanya dia yang kedingnan

Ayah ku memang tidak pernah mengeluh , walaupun aku tau sakit yang dirasakan luar biasa . 

Ini Sudah 4 bulan berjalan setelah ayahku operasi, kondisinya sangat buruk, bahkan ayah tidak mau dibawa kerumah sakit . Ayah hanya menjalani berobat jalan, itu semua karna ayah tidak mau membebani kakakku karna kondisi keuangan keluargaku menurun drastis sejak ayah sakit .

Saat ini yang bisa membantu keuangan hanya ka akbar , namun gaji ka akbar pun tidak cukup jika harus menanggung semua kebutuhan hidup, pengobatan ayah dan biaya pendidikan aku dan adik - adikku.

Malam itupun berlalu, aku tertidur disebelah ayahku sambil memeluknya, ketika aku bangun ayah masih terlelap dan ibuku sudah tidak ada disampingnya .

Perlahan aku turun dari tempat tidur meninggalkan ayahku dan menghampiri ibuku yang sejak tadi sedang memasak didapur

"Pagi Mah...." Sapaku sambil berjalan menghampirinya

"Pagi... Kamu kuliah ngga hari ini ?" tanya ibuku

"Emm...Nggak deh , luna mau nungguin ayah hari ini, Mah, gimana ayah itu ...? kayaknya bengkak dilehernya semakin besar .."

tiba tiba ibuku berhenti memotong sayur yang sejak tadi ia kerjakan dan menatapku.

"Ayah nggak mau kerumah sakit , Mama bingung ....makan juga nggak mau , paling 2 sendok sudah " jawab ibuku sambil menahan tangis namun air matanya tidak bisa terbendung.

Aku langsung mendekatinya dan memeluknya , namun bibirku tidak bisa mengucapkan kata kata yang sejak tadi ingin ku sampaikan. Tanpa sadar air mataku terjatuh.

Tidak lama kemudian ayah menghampiri kami didapur.

"Pada ngapain siih peluk pelukan gitu ..." katanya dengan nada meledek seolah tidak ingin kami membicarakannya

"Ayah udah bangun? .." jawabku singkat sambil memalingkan wajahku dan mengusap air mataku agar tidak terlihat oleh nya

"Udah dong...ayah mau berjemur dulu niih diteras " katanya sambil berjalan kedepan rumah.

"Sini yah luna bantu .." jawabku sambil menghampirinya dan memegang tangannya

Sejak ayah selalu menggigil setiap malam itu mulai tumbuh benjolan besar diketiaknya dan sejak saat itu tubuhnya selalu gemetar kalau berjalan , namun ayah tidak pernah mau dituntun , dia selalu berjalan perlahan sendiri sambil memegang tembok.

"Ahh.. udah mandi sana kamu , ayah bisa sendiri " sambil melepaskan tanganku dan berjalan.