webnovel

Merindu Hangat Mentari

Sejak kepergian Ayahnya , Luna dan kakaknya harus menjadi tulang punggung keluarga , berbagai macam cobaan dan lika liku kehidupan dilaluinya dengan penuh suka dan duka .Tidak ada lagi kehangatan ataupun kesejukan yang ia rasakan dalam keluarganya

nialestari41 · 若者
レビュー数が足りません
6 Chs

Chapter 1

~Saat sinarnya sangat cerah, Bunganya kembali bersemi~

Namaku Luna Aqueena, Ini ceritaku sebelum ayah meninggal, saat itu usiaku 19 tahun dan aku mahasiswi tahun pertama jurusan Ilmu Gizi.

Pagi ini begitu cerah, Sinar mentari perlahan masuk melalui celah jendela kamarku . Hangatnya membuat aku melepaskan selimut yang sejak tadi memelukku , membuat mata ku perlahan terbuka untuk menikmati sinarnya .

Tok...tok...tok.....

"Luna, banguun , Sarapan udah siap,,,," Seru ibuku membuat aku tergugah.

Ini hari liburku , mengapa aku harus bangun pagi juga?.. Sambil mencoba menarik selimut lagi dan berusaha untuk tetap nyaman diatas tempat tidurku

"Iyaaa....." jawabku singkat

"Hari ini libur semua ma ,,?" Suara ayahku dari arah ruang tamu.

"Iaa,, Mau ada rencana jalan-jalan memangnya?" jawab ibuku.

"Ayoo kepantai... " balas ayah.

Mendengar kata pantai mataku yang terpejam seketika terbuka , setelah mendengar kata kunci ajaib yang bisa membangkitkan semangat hari itu.

"Ayoookk kepantai....." Sahutku dengan nada semangat dari dalam kamar.

Sambil beranjak dari tempat tidur , akupun langsung menghampiri ayahku.

"Lho, emangnya Ayah ngga ngantor hari ini ??" tanya ku.

"Kamu aja libur masa ayah harus ngantor? Mandi sana biar inget ini kan tanggal merah,," jawab ayahku dengan nada bercanda.

Ayahku bekerja sebagai kepala sekolah di salah satu SMP Negeri yang ada didaerah ku. Dia adalah sosok ayah yang sering bercanda pada anak-anak nya. Dia padai memainkan karakternya. Dia bisa menjadi sahabat , tempat bercerita , guru , dan ayah yang baik di satu waktu. Dan Ibuku adalah seorang ibu rumah tangga yang luar biasa.

"Oh iya,, hehehe,,,"jawabku sambil menggaruk kepalaku yang tidak gatal.

"Mama bangunin Anak-anak, Ya. Ayah panasin mobil dulu.." kata ayahku pada ibuku.

Satu jam kemudian kamipun berangkat kepantai untuk menikmati liburan singkat ini . Perjalanan tidak terlalu lama hanya memakan waktu 45 menit dari rumah .

Hari itu sangat indah , langitpun seakan memberikan warna terbaiknya , matahari tersenyum melihat kebersamaan kami, sinarnya sangat terang namun tidak menyengat . Ombak dilautan seakan menjadi saksi bisu indah nya kebahagiaan ini ,

Seperti biasa, setiap kepantai adik-adikku asik berlari kesana kesini menikmati suasa sana pantai.

"Kak luna,, temenin aku berenang dong, kesana." Kata Flora sambil menunjuk kearah timur.

"Aduuh,, disini aja siih,, Kakak mager niih mau jalan kesana,,,"jawabku dengan malas.

Flora adalah anak yang sangat manja, mungkin karna faktor anak bungsu .

"Ayok sama Kakak aja ," Sahut Kak Akbar.

Tanpa sadar, perlahan aku mengikuti Flora dan Kak Akbar, dan aku melihat disekelilingku.

Dari kejauhan nampak seorang pemuda yang sejak tadi memandangiku. Pemuda dengan postur tubuh yang tinggi, berkulit putih, dan dengan wajah yang tampan. Aku mencoba memutar beberapa file dalam otakku , apakah aku mengenalnya...? Apa aku pernah bertemu dengannya...?

Seketika aku mengingatnya,

"Lenden!.. Hai Lenden, Apa kabar Lo,,?" Sapa Kak Akbar lebih dulu.

"Kak Lenden ,,,,,,!?"

"Kak akbar kenal kak Lenden ,,?" ucapku terkejut dalam hati

Siang itu Air laut terlihat sangat tenang, namun tidak dengan hatiku.

Hati yang sebelumnya tenang seperti ombak dilaut dangkal, kini menjadi riuh tak terkendali saat melihat pria disana.

"Haiii Landen,, apa kabar, lo?... kebetulan banget ketemu disini. Sendiri aja nih,?" Sapa Kak Akbar seolah mengenalnya.

"Akbar?.. Kabar baik. Iya niih lg nemenin nyokab arisan kebetulan acaranya dipantai, ya sekalian aja buat refreshing. Lo sendiri ....?" Balas Landen dengan nada ramah.

"Ya ngga dong.. tuh sama keluarga " jawab Kak Akbar sambil menunjuk kearah ku.

Akupun terkejut tak tau harus melakukan apa, jantungku seolah berdetak sangat cepat.

Raldien Landen Vishaka, Dia Adalah kakak kelas sekaligus mantan pacarku saat SMA, Dia adalah siswa yang sangat populer disekolah. Prestasinya yang cemerlang dan wajahnya yang sangat tampan membuat dia menjadi idola sekolah.

Karena lenden harus pindah keluar kota saat kelas 3 Semester 2. Dan melanjutkan kuliah di luar negeri. Hubungan kami hanya berjalan 3 bulan.

"Kak Lenden apa kabar...?" sapaku dengan nada canggung, mencoba menahan jantungku yang sejak tadi seperti akan meledak.

"Loh, kamu kenal lenden ..?" tanya Kak Akbar padaku.

" Kita satu SMA kak. Saat itu aku kelas 1 dan Kak Lenden kelas 3. Trus dia pindah sekolah semester 2 nya. Kalo Kalian...?" jawabku sambil mencari tau mengapa mereka sangat akrab.

"Landen niih temen kuliah kakak dulu,," jawab Kak Akbar singkat.

Ternyata Kak Akbar dan Kak Landen satu kampus. Kakakku juga menempuh kuliah jurusan hukum di salah satu Universitas di Eropa, dan mereka memang sangat akrab.

"Kabarku baik Lun,. Jadi Luna ini adek lo, Bar? Ngga nyangka banget loh,," Balas Kak Landen seolah tidak ingin mengingat masa lalu.

Waktu terasa berjalan sangat cepat pada hari itu. Kami banyak berbincang seolah tidak pernah terjadi apapun. Dan akupun sempat bertukar nomor telephone dengan nya.

Tidak heran kalau sekarang Kak Landen menjadi seorang pria yang sukses. Dia melanjutkan bisnis properti ayahnya dan saat ini sudah memiliki banyak cabang di kotaku. Dia juga mulai merintis bisnis cafe dan resto yang sangat booming dikalangan remaja saat ini.

Haripun berlalu, dan aku mulai berhubungan kembali dengan Kak Lenden sebagai teman dekat. Semakin hari hubungan kami semakin akrab, dan aku mulai merasa ada getaran yang selama ini telah hilang terasa kembali

Kak Akbar adalah sosok kakak yang sangat cuek kepadaku, bukan karna dia membenciku tapi itu karna dia malu untuk memperlihatkan rasa sayang itu.

Saat ini ka akbar bekerja di Kementrian Hukum Dan HAM. Walau usianya masih terbilang muda tapi dia sangat cerdas dan pekerja keras. Nasibnya sangat baik, dia menempuh SMA hanya 2 tahun, lalu mendapatkan beasiswa full di Eropa dan memilih jurusan hukum. setelah lulus pun dia bisa bekerja di kementrian Hukum dan HAM .

Sore itu sangat terik, waktu menunjukkan pukul 5 tapi entah mengapa matahari seakan tidak mau menyembunyikan sinarnya .

Ada sebuah cafe tepatnya didepan Kantor kementrian Hukum Dan HAM. Pengunjungnya tidak terlalu ramai. Namun, tempatnya terlihat sangat nyaman .

Disudut cafe tepat disebelah jendela terlihat seorang pemuda duduk dengan berpakaian sangat rapi, wajahnya terlihat resah seolah menunggu seseorang yang sangat spesial. Sejak tadi ia terus memandangi jam tangannya sambil memegang secangkir coklat panas dan sesekali ia memandangi kantor tempatnya bekerja yang berada tepat diseberang jalan itu. Dia adalah kakakku, Ka Akbar.

Tidak lama kemudian wajahnya tersenyum kecil menatap kearah pintu masuk cafe, sambil melambaikan tangan. Dan tampak seorang gadis muda memakai setelah blouse formal. Wajahnya sangat cantik, rambutnya ikal, dan berwarna kecoklatan. Wanita itupun tersenyum kecil sambil berjalan menghampirinya.

Dia adalah Valerie Anastasya. Yang merupakan rekan kerja ka akbar. sejak mereka saling kenal Ka akbar selalu setia menunggu valerie selesai bekerja,  begitupun sebaliknya. Ka akbar sepertinya sangat menyukai valerie, namun belum sempat mengatakan perasaannya .

"Sorry ya ka, nunggu lama. Tadi ada kerjaan dikit pas mau pulang.." sapa valerie sambil duduk.

"it's okey ... aku juga baru duduk kok, sambil nyantai juga.. Kamu mau pesen apa ..?"

"Hot Chocolate juga deh ." balas valerie singkat.

"Ngga mau makan sekalian...?"

"Diluar aja ya makannya, aku lagi pengen ramen niih..."

"ooh yaudah," Ka akbar pun memesan minuman untuk valerie.

"How About Today...?"

"Banyak banget kerjaan.." balas valerie sambil mengerutkan keningnya.

"tapi udah lebih terbiasa kan dari kemarin-kemarin?..."

"Ya alhamdulilah lah , tapi masih banyak nanya siih"

"Ya ngga apa-apa lah,, namanya juga masih baru, dulu kakak juga gitu " ucap ka akbar menenangkan.

Valerie hanya mengangguk sambil menikmati hot chocolate yang tadi ia pesan.

Meskipun ka akbar dan valerie satu kantor, ka akbar adalah senior valerie.Valerie baru bekerja di kementrian sekiar 3 bulan .

Hari semakin sore, hanya sekitar 30 menit mereka duduk dicafe itu lalu pergi ketempat lain untuk makan ramen.

Letak kedai ramen tidak terlalu jauh dari cafe, perjalanan menggunakan mobil hanya memakan waktu 20 menit dengan lalu lintas yang ramai saat itu .

Waktupun berlalu begitu cepat, sudah jadi kebiasaan ka akbar pulang bareng valerie.

Walaupun ka akbar belum pernah mengajak valerie main kerumah , tapi aku cukup mengenalnya . Karna dulu valerie adalah kakak tingkat ku waktu di SMA. Kami juga mengikuti kegiatan ekstrakulikuler yang sama.

Ka akbar tiba dirumah pukul 9. Wajahnya sungguh terlihat berseri, aku yang selalu kepo dengan kakak ku pun langsung menghampirinya.

"Ka akbar ..... hayoo abis nganter valerie lagi ya ..?" tanyaku dengan jahil.

"Ia dong .... Kenapa emangnya ...? Mau kepo kamu ya .... ?!"

"Jadi udh ditembak belum...?"

"Belum niih ,, kakak bingung mau ngomongnya gimana,.."

Ka akbar memang belum pernah menjalin hubungan dengan wanita. Dia terlalu banyak belajar hingga tidak memikirkan hal lain dan ini pertama kalinya. Jadi dia selalu bertanya padaku tentang hal - hal manis yang disukai wanita.

Hari - hari kamipun mulai terasa berbeda. Aku sibuk kuliah dan hubunganku dengan ka Landen. Sedangka ka Akbar yang sibuk meniti karir dan memulai kisah percintaannya.