Wanita itu tidak lain adalah Su Xixue, adik Su Xiqin. Ketika Su Xiqin melihat Su Xixue, ia merasakan suatu penghianatan dari ujung kepala hingga ujung kaki.
"Kakak, bagaimana kabarmu? Lama tidak berjumpa," kata Su Xixue.
Su Xiqin masih bisa merasakan sedikit arogansi dari gaya bicara Su Xixue. Ia pun hanya memandang Su Xixue dengan acuh tak acuh. Su Xiqin jelas ingat bahwa Su Xixue dan ibunya pergi meninggalkannya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Namun, tidak ada hujan dan tidak ada angin, tiba-tiba Su Xixue muncul di hadapannya Su Xiqin sekarang hingga membuatnya tidak tahu harus bagaimana.
Su Xiqin melangkah masuk ke ruang tunggu dan duduk di sofa samping Su Xixue. Su Xixue hanya mengangkat bahunya, lalu menunduk dan kembali menatap majalah di tangannya sambil tersenyum misterius. Ruangan itu menjadi sunyi selama beberapa saat dan tak lama kemudian, seorang pelayan masuk untuk menuangkan segelas air dan memecahkan keheningan.
"Nona Su, teknisi baru saja kembali dan mengatakan bahwa ternyata mobil Anda baru bisa diperbaiki besok," kata pelayan.
Su Xixue mendongakkan kepalanya dan menatap ke arah pelayan sambil tersenyum. "Baiklah, kalau begitu aku akan mengambil mobilnya besok," jawabnya.
Pelayan hanya menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan pergi. Saat pelayan sudah pergi, Su Xixue mengeluarkan ponselnya dan mencari nomor seseorang. "Apakah aku mengganggumu?" tanyanya pada Su Xiqin. Suara lembut gadis itu membuat Su Xiqin yang saat itu sedang menunduk pun akhirnya meliriknya sedikit.
"Mobilku sedang bermasalah dan sekarang ada di bengkel. Besok baru bisa diperbaiki. Bisakah mengirim seseorang untuk menjemputku?"
"Baiklah," kata Su Xixue, lalu menutup teleponnya. Lalu, ia menutup majalahnya dan berkata "Kakak, kamu benar-benar membenciku? Sampai kita bertemu seperti ini, kamu memperlakukanku seolah-olah kita tidak saling kenal."
"Memang seharusnya kita tidak saling kenal, jadi tidak usah repot-repot," kata Su Xiqin. Kemudian, ia melanjutkan dalam hati, Su Xixue sudah membuatku terluka terlalu dalam. Memaafkannya? Tidak mungkin!
Mungkin melihat sifat acuh tak acuh Su Xiqin membuat Su Xixue merasa bahwa tujuannya telah berhasil. Beberapa saat kemudian, Su Xiqin melangkah keluar dari ruang tunggu itu.
———
Su Xiqin baru menatap tampak punggung Su Xixue setelah adiknya itu meninggalkan ruang tunggu. Setelah tak lama menunggu, Su Xiqin mengambil mobilnya dan mengendarainya meninggalkan bengkel.
Beberapa saat kemudian, Su Xiqin kembali melihat Su Xixue yang sedang berdiri di samping mobil Audi. Seorang pria membukakan pintu mobil belakang untuknya dengan penuh perhatian, lalu gadis itu masuk ke mobil dan duduk dengan anggun. Dalam sekejap, mobil itu melesat jauh meninggalkan tempat itu. Su Xixue telah sepenuhnya menghilang.
Lima tahun lalu, dia tiba-tiba menghilang. Sekarang, tiba-tiba dia muncul kembali. Apakah sekarang Ibu juga kembali bersamanya? pikir Su Xiqin.
———
Ketika Su Xiqin baru saja sampai di kantor di hari Senin, Zhou Enting menghampirinya dan bertanya, "Su Xiqin, bagaimana Perusahaan Zhuo Sheng? Kenapa sampai sekarang belum ada kabar?"
Su Xiqin hanya menatap Zhou Enting. Ia hendak mengatakan sesuatu, tapi tiba-tiba Zhang Jing datang dan memberitahu, "Su Xiqin, Zhuo Sheng baru saja menelepon dan menyuruh kita untuk menghadiri undangan seleksi akhir besok lusa."
Zhou Enting langsung menoleh dan mengulang ucapan Zhang Jing dengan tidak percaya, "Undangan hadir???"
Jangankan Zhou Enting, Su Xiqin yang mendengarnya juga bahkan tidak percaya. Kata-kata Bai Yanshen di hari Kamis lalu masih terngiang di benak Su Xiqin dan saat itu Su Xiqin sempat menolaknya. Su Xiqin pun bertanya dengan ragu-ragu, "Kita benar-benar mendapat undangan?"
"Siapa yang berani bercanda soal masalah besar seperti ini?"
Su Xiqin mengerutkan kening, lalu menatap Zhang Jing dan bertanya, "Kapan mereka menelepon?"
"Aku yang baru saja menerima telepon itu dan aku sudah mengkonfirmasi sampai tiga kali," jawab Zhang Jing sambil menatap Su Xiqin dengan sungguh-sungguh untuk meyakinkannya.
"Baiklah, aku mengerti."
Zhou Enting mengerutkan alisnya. Sementara itu, Su Xiqin yang duduk di kursi kerjanya mengeluarkan kartu nama Ji Qingyang dari laci. Lalu, ia mengetik nomor itu dan meneleponnya, "Halo, Direktur Ji. Saya Su Xiqin."
"Selamat, Nona Su! Desainmu telah lolos ke seleksi akhir kami," sapa Ji Qingyang dengan suara yang terdengar bangga.
"Terima kasih banyak."
"Sama-sama. Hanya ada tiga perusahaan yang lolos. Kamu harus datang dan semangat."
"Baik, terima kasih."
Su Xiqin masih merasa tidak paham setelah menutup telepon itu. Ia memang telah menanti-nanti telepon dari Ji Qingyang karena Ji Qingyang bilang ia masih butuh penjelasan lebih lanjut. Namun, Su Xiqin ia mengira bahwa dirinya telah gagal setelah beberapa hari ia tidak menerima kabar. Apalagi, saat itu ia menolak Bai Yanshen secara pribadi.
Zhou Enting menatap Su Xiqin dengan tatapan iri. Ia pun mendengus, lalu berbalik dan pergi.
"Su Xiqin, kenapa ekspresi Zhou Enting barusan seperti itu? Kelihatannya dia ragu bahwa kamu mendapat undangan tersebut. Kemampuanmu sudah tidak diragukan lagi, jadi kenapa dia malah berekspresi begitu?" tanya Zhang Jing.
Su Xiqin menyipitkan matanya, lalu menjawab dengan acuh tak acuh, "Sudah biasa."
Zhang Jing mengangkat alisnya. Sebelum pergi, ia berkata, "Dia tidak bisa melihat orang lain senang. Kamu bilang dia sudah berusia lebih dari tiga puluh tahun. Lalu, kenapa dia belum menikah? Jika dia begini terus, lama-lama dia bisa punya gangguan mental."
Su Xiqin menghentikan gerakan tangannya. Tentu saja ia tahu bahwa Zhou Enting belum menikah karena ingin menduduki posisi Nyonya Tua Mo. Jika mereka benar-benar akan memenangkan kerja sama ini, posisi nenek Tuan Mo akan segera dikosongkan. Namun, apa Zhou Enting benar bisa menduduki posisi itu?
Memikirkan Zhou Enting membuat pikiran Su Xiqin kembali teringat saat ia melihat Su Xixue di toko 4S. Saat itu, ia bisa melihat bagaimana Su Xixue benar-benar menyukai Mo Xigu dan saat ini, Su Xixue sudah kembali. Bukankah ia akan tetap menyukainya...
———
Su Xiqin meminta Mo Xigu untuk menghadiri seleksi akhir yang diadakan Perusahaan Zhuo Sheng. Mereka berdua akan hadir bersama di pagi hari besok luas, namun mereka tidak berangkat bersama.
Saat tiba di tempat, Su Xiqin tidak menyangka bahwa Bai Yanshen turut hadir. Pria itu duduk di tengah-tengah mimbar dan mata tajamnya menatap ke arah Su Xiqin. Su Xiqin pun sedikit terkejut dan teringat akan pertemuannya dengan Bai Yanshen tempo hari hingga telinganya memanas. Apa maksudnya saat itu? batin Su Xiqin. Di saat yang sama, ia juga teringat soal kejadian saat Bai Yanshen berada di toilet bersama putranya. Memori tentang Mo Jintian yang mengatakan soal burung besar membuat telinga Su Xiqin semakin terasa memanas dan memerah.
Mo Xigu yang duduk di samping Su Xiqin tak kalah terkejut. Jadi, orang yang kecelakaan waktu itu adalah Bai Yanshen, Presiden dari Zhuo Sheng? pikir Mo Xigu. Ia segera menoleh ke arah Su Xiqin dan langsung mengerutkan kening ketika melihat telinga Su Xiqin yang memerah. "Dia adalah pemilik mobil yang kapan lalu kamu tabrak. Apakah kamu tidak khawatir dengan hasilnya?" tanya Mo Xigu.
"Mau takut juga tidak ada artinya."
"Aku lihat kamu begitu tenang. Apakah kamu sudah mengetahuinya sejak awal?"
Su Xiqin tidak menanggapi Mo Xigu dan hanya menatapnya dengan tajam. Ketika Mo Xigu ingin berbicara lagi, tiba-tiba terdengar suara Ji Qingyang yang berkata lantang, "Semuanya, ini adalah seleksi tahap akhir. Di bagian ini, tolong langsung demonstrasikan hasil dari pekerjaan kalian."
Sementara Su Xiqin dan Mo Xigu saling berbisik, Bai Yanshen terus menatap Su Xiqin dengan tatapan sedingin es.