webnovel

SEMAKIN DEKAT

Beberapa hari berlalu, hubungan Arsya dan Sera semakin dekat. Tak

Tepat hari ini Arsya dan Sera akan mengumumkan rencana pernikahan mereka. Kini kedua orang itu berada didalam satu mobil yang sama, mereka duduk di bangku tengah.

Di depan, samping, dan belakang terdapat mobil bodyguard yang berjejer. Semua bodyguard-bodyguard itu milik keluarga Louwen dan Giory. Mereka ditugaskan untuk menjaga tuan dan nona mereka.

Masing-masing dari keluarga mereka tak ada yang menemani.

Awalnya mereka tak ingin pernikahan ini tersebar, namun berita tentang kedekatan mereka berdua semakin menjadi yang mana semua berita itu salah. Berita itu menyebutkan jika mereka mempunyai 'hubungan' tanpa persetujuan keluarga. Yang lebih parah ada berita yang mengatakan jika Sera hamil di luar nikah dengan Arsya.

Foto-fotonya dengan Sera turut tersebar, publik mengatakan jika kedekatan mereka hanya untuk menjatuhkan satu sama lain membuat Arsya geram sendiri. Dengan melakukan klarifikasi, Arsya berharap berita yang tidak-tidak akan segera hilang. Dan orang yang berasumsi buruk tak menyebarkan berita yang tidak-tidak.

"Apakah kau gerogi?" tanya Sera melihat Arsya hanya fokus kepada tabnya.

Arsya menoleh. "Sedikit," ujarnya, sudah lama ia tak berbicara di depan kamera.

"Berbicara seperlunya jangan membuat mereka curiga," pesan Arsya.

Sera mengangguk, lalu dirinya menarik tangan Arsya dan menggenggamnya. Arsya membiarkan tangannya berada didada Sera, tangan perempuan itu terasa dingin mungkin efek dari geroginya.

Beberapa menit kemudian mereka sudah sampai, Arsya menggandeng tangan Sera masuk ke dalam. Dirinya duduk di kursi dengan meja berada di depan mereka.

Di atas meja terdapat bang sekali mikrofon yang berjejer dari berbagai chanel TV. Di depan mereka pula banyak kamera yang menyorot, bisa di bilang semua wartawan berada di sana. Mereka tak akan melewatkan momen di mana kedua keluarga itu melakukan klarifikasi secara bersama-sama. Di belakang mereka terdapat banyak sekali bodyguard, di samping kanan dan kiri mereka duduk terdapat masing-masing asisten.

Arsya dan Sera memandang ke depan dengan tatapan datarnya, semua ricuh menanyakan segala hal. Arsya mengkode kepada Niko, untung saja lelaki itu paham akan kodenya. Dengan segera Niko menyuruh semua yang ada di sana untuk diam dengan suara tegas. Dirinya tau jika tuannya tak suka akan kebisingan dan kedamaian.

"Disini saya Draco Arsya Giory ingin meberikan klarifikasi mengenai hubungan saya dengan Sera Capela Louwen," ujar Arsya lantang, seketika semua orang diam. Para kameramen fokus dengan kamera masing-masing, bahkan ada yang memotret dengan HP.

"Saya akan menikah dengan Sera 2 minggu ke depan. Jika ada berita yang tidak-tidak tentang Sera, saya tak segan-segan untuk membunuh orang itu. Bagi yang menyebarkan berita hoaks dihapus secepatnya atau saya tindak lanjutin ke rana hukum. Kalian tentu tau, saya tidak akan pernah main-main dengan ucapan saya apalagi hal ini menyangkut tentang calon istri saya," ujar Arsya lantang.

Seketika semuanya bungkam mendengarkan ancaman dari keturunan Giory. Apalagi Arsya yang melihat mereka dengan tatapan dingin nan menusuk. Sera sendiri tetap diam mendengarkan Arsya berbicara, dia menghela nafas saat Arsya menyuruhny untuk berbicara menggunakan batin.

"Saya Sera Capela Louwen, tak terima atas tuduhan jika saya hamil di luar nikah. Keluarga saya akan membalas orang itu dengan balasan yang lebih menyakitkan dari apa yang mereka perbuat. Saya berharap atas adanya klarifikasi ini semua orang tahu faktanya, dan tak akan ada lagi orang-orang yang menyudutkan saya secara sepihak tanpa mengetahui kebenarannya," ujar Sera panjang lebar.

Niko berdiri. "Silahkan bertanya satu persatu, tuan Arsya dan Nona Sera akan menjawabnya." Setelah berkata seperti itu semua wartawan nampak mengajukan pertanyaan dengan suara yang keras.

Arsya dan Sera hanya bisa menghela nafas sabar, mengapa mereka tak bisa tertib. Hal inilah yang paling mereka tak suka ketika bertemu dengan para wartawan yang seenaknya sendiri. Sampai akhrinya Niko dan Rudi asisten Sera memberikan peringatan tegas. Setelah suasana kembali hening Arsya dan Sera berdiri. Arsya menyuruh Sera menjawab beberapa pertanyaan yang menurutnya penting.

"Pernikahan saya dengan Arsya akan diadakan secara tertutup. Saya tegaskan jika pernikahan ini murni karena cinta tanpa ada paksaan dari masing-masing keluarga. Saya mendengar ada yang menjelek-jelakan saya, katanya saya tak pantas untuk Arsya," ujar Sera tersenyum smirk, ia sempat mendengarkan wartawan perempuan yang terang-terangan menghina dirinya.

"Bagi yang menghina calon istri saya jangan harap setelah dari sini hidupnya akan tenang," ujar Arsya dengan menekankan kata "Calon istri" Lalu menarik tangan Sera dengan lembut.

Dengan sigap bodyguard mencarikan jalan untuk tuan mereka. Wartawan hanya bisa berdiri kaku melihat kepergian Sera dan Arsya, wartawan yang menghina Sera sudah ketar-ketir di tempat. Sialan! Dia salah mencari lawan, katakan selamat tinggal kepada dunia.

Arsya memasuki mobil mereka menghela nafas akhirnya selesai juga. Membuang-buang waktu, seharusnya dirinya berdiam diri dengan menghadap berkas-berkas kantor. Lelaki itu mengambil botol matchanya dan ia minum, seketika tenggorokan yang semula kering menjadi basah seketika.

"Apa kau tak haus setelah berbicara panjang lebar seperti tadi?" tanya Arsya kepada Sera yang hanya diam, perempuan itu fokus kepada HPnya.

Sera menoleh. "Tidak, aku hanya capek. Di sana panas," ujarnya, memang di ruangan tadi cuacanya panas padahal ada AC disana atau mungkin saking banyaknya orang jadi pengap.

Arsya mengangguk setuju. "Semoga setelah ini tak ada wartawan berada di depan pagar mansion," ujarnya dengan penuh harap.

"Semoga," balas Sera.

Setelahnya Sera terdiam, entah mengapa hatinya merasa gelisah. Ada sesuatu yang janggal namun ia tak tau apa. Tak ingin Arsya curiga, ia memalingkan wajah ke samping melihat ke arah jalanan.

Sebenarnya apa yang ada dipikirannya sekarang?! Sera menghela nafas dalam-dalam, kepalanya ingin meledak saja memikirkan ini semua.

"Mengapa kau gelisah?" tanya Arsya menggunakan batin.

"Tak apa," balas Sera. Setelah percakapan itu, suasana di mobil kembali hening. Mereka fokus dengan kegiatan masing-masing.

Mobil yang mereka naiki melaju membelah jalanan kota, Sera akan ikut bersama Arsya ke kantor lelaki itu. Pekerjaan kantornya sudah di handel oleh asistennya. Soal Lita, perempuan itu sudah kembali ke Jepang kemarin sore. Padahal rasanya mereka baru bertemu kemarin eh Lita udah pulang aja.