webnovel

Chapter 11 Kebiasaan Dari Dulu

Sebenarnya, aku merasakan kerinduan terhadap sosok cowok yang mampu membuatku bahagia. Hanya saja, selama setahun ke depan aku betapa beratnya tanpa kehadiran dia. Cuma aku mengharapkan dia bisa berjumpa denganku, ketika ada beberapa pendapat berhubungan jarak jauh enggak enak. Apalagi belum memberikan status!

Namun, apabila ada sesuatu hal yang perlu di jelaskan. Aku siap! Seratus persen siap asal dia bakal selalu menemani dalam keadaan apa pun. Tidak pernah memandang waktu sekarang tuh, untuk membahagiakan teman yang sudah lama kita jalin. Meski pada akhirnya, sadar bahwa kasih sayang sebagai teman bakal melebihi dari pasangan.

Apabila menyangkut penjelasanku kurang tepat ya, sudah jangan pernah menganggap ini semua ada. Dan kita berdua pernah menjalin pertemanan sejauh ini, tapi semenjak ia pindah Kota membuatku merasakan kesepian. Termasuk biasanya, jam sekian mendapatkan anugerah sangat takjub, tapi di satu sisi merasa ada kesunyian tidak terlihat berada di sampingku. Walaupun aku ingin mengobrol dengannya lagi!

Sayangnya, ia sudah tak ada waktu untuk mengajakku untuk bicara. Pasti menemukan sebuah kejanggalan dengan alasan, "Maaf, Citra hari ini kita tidak boleh bicara dulu ya!" lantas, untuk melepaskan kerinduan terhadap dia bagaimana? Masa iya, aku harus berkunjung ke Kota dia? Lagian jarak dari Kotaku sangat jauh.

Enggak ke bayang apabila ini semua mengandung unsur kekecewaan yang pernah kualami, tapi setelah mendapatkan penjelasan darinya. Baru menyadari kesibukan dia lakukan sekarang demi masa depan kita, meski belum sepenuhnya percaya. Setidaknya, kasih bukti buat memastikan akan menerima cinta darinya.

Baru memungkinkan apabila keduanya saling mengalah satu sama lain, daripada nanti berdampak kurang baik untuk jalin sebuah hubungan lebih serius. Dari sekedar pertemanan yang sekarang kita jalani, meski memakan waktu hanya memerlukan waktu lebih lama. Namun, hasil yang ia peroleh sangatlah bagus.

Bahkan aku pun menyadari bahwa dia punya bangkat buat sesuatu, tapi masih perlu di kembangkan agar makin sempurna. Please... sekarang bukan waktunya bersantai-santai, perlu memikirkan terkait pekerjaanku belum selesai, dan deadline sore ini harus kelar. Sedangkan, aku malah banyak memikirkan dia.

Belum tentu dia akan memikirkan perempuan yang sudah sayang padanya, tolonglah sikap cuek jangan hadir di kehidupanmu. Walaupun memang dari kecil seperti itu setidaknya, menghargai apa yang aku sampaikan padamu? Asalkan, jangan pernah pegang pengaruh buruk terhadap seseorang.

Dan sekarang malah bersikap bodoh amat ketika aku berikan pesan melalui WhatsApp! Apa benar selama di sana dia sudah menemukan wanita lain? Kalau pun benar pasti ketahuan di postingan sosial media. Lagi pula selama mengecek sosial media milik dia tidak ada tuh, foto berdua bersama cewek lain.

Yang ada malah menemukan sebuah bukti bahwa dia sebenarnya, suka padaku hanya saja gengsi dalam dirinya tak bisa dibendung. Apalagi ada ucapan mengungkapkan perasaannya padaku, sama sekali enggak ada.

Sampai tahun depan dia enggak bakal ungkapkan perasaannya, karena masih trauma atas kejadian di masa lampau. Lebih baik aku hanya menunggu waktu yang tepat mau kapan? Asal jangan pernah membiarkan beberapa alasan tak bisa pungkiri hidupku akan sirna, tanpa kehadiran sosok cowok bisa memahamiku.

Kalau pun kebanyakan orang sih, lebih banyak di jodohkan sama kedua orang tuanya. Lah, aku enggak ada sekali pun meminta ingin di jodohkan. Dengan alasan, "Pasangan tuh, kedua pihak harus saling memahami satu sama lain. Dan berusaha mengerti keadaan seseorang memiliki kekurangan yang perlu di tutupi,"

Namun, sebenarnya aku sendiri tidak merasa keberatan apabila di jodohkan oleh orang tuaku. Asalkan, pihak cowok tidak usah merencakan sesuatu membuat hatiku sakit hati. Apalagi dengan cara tak semestinya, diberikan contoh kurang baik oleh siapa pun. Meski akhirnya, sadar betul dia sekarang benar-benar sibuk sama pekerjaannya.

Setelah melihat postingan dia lagi bersemangat untuk mendapatkan pekerjaan tetap, buat masa depan kita. Aku sampai salah tingkah ketika berjalan menuju kembali ke Kantor. Terkadang hidupku tak selalu merasakan bahagia bersama cowok sedang dekat denganku, walaupun sekarang sudah rasakan kebahagiaan mendapatkan pasangan memahami karakterku seperti apa?

Sehingga enggak usah memerlukan waktu lebih lama dari sebelumnya, hanya memerlukan waktu dua minggu. Itu pun sampai enggak menyadari bahwa cowok kurang ajar! Meski tahu perasaanku ke cowok tersebut seratus persen benar-benar tulus mencintainya. Heh.... malah cowok tersebut malah memberikan harapan palsu kepadaku.

Yang tadinya suka banget padanya, sekarang malah terlanjur ingin melupakan sosok cowok kurang ajar! Setelah menunggu beberapa bulan kemudian, akhirnya menemukan cowok bisa memahamiku sampai sekarang. Walau pekerjaan dia sangat jauh dari Kotaku tidak masalah, asalkan dalam diri perlu sedikit bersabar menunggu.

Mungkin suatu hari nanti, aku bisa kesana berkunjung ke Kota dia. Agar silaturahmi tetap terjaga sampai terungkap bahwa dia sebenarnya suka padaku. Hanya saja, barusan sudah katakan dalam dirinya masih ada gengsi, dan tidak bisa melupakan mantan terindah. Ketika berjumpa denganku selalu mengucapkan nama mantannya.

"Kamu barusan nyebut nama itu sudah sepuluh kali loh, memang punya hubungan di masa lampau?"

"Iya, benar aku dulu punya hubungan sama dia. Hanya saja ....,"

"Hanya saja, kenapa?"

"Dia sudah berselingkuh dari belakangku, padahal aku sudah sayang sama dia."

"Ouh .... gitu berarti sekarang masih punya perasaan ke dia?"

"Ehmmmm .... masih punya perasaan enggak ya? Citra, cemburu ya 'kan?"

"Aku cemburu sama kamu? Enggaklah masa gara-gara tanya barusan langsung bilang cemburu,"

"Lagian Citra, aneh berikan pertanyaan seperti itu."

"Kan, sekarang sudah tahu jawaban dari kamu."

Uhhhh.... hampir saja memberikan alasan bisa membuatnya percaya, sayang sekali sekarang tidak banyak banyak berbincang dengannya. Saking enggak bisa memberikan waktu untuk melepaskan kerinduanku terhadapnya, padahal setahu aku 'kan Kantor punya jam istirahat. Seharusnya, bisa dong enggak berikan seribu alasan tidak masuk akal.

Memang dia tidak kangen apa? Biasanya, ketika teman sudah pindah ke Kota A. Lalu, dalam hatinya ada yang kurang biasa bicara dengannya. Tetapi sekarang enggak pernah bicara denganku! Aku sampai berpikir ke arah sana, tapi di satu sisi merasa ragu apabila dia kembali ke Kotaku. Nanti mau bahas soal apa?

Persoalan keresahan dari hatiku sudah di keluarkan ketika nanti bertemu sama sahabatku dari Tasikmalaya. Walaupun aku sendiri sudah katakan sebelumnya, "Benar ya, kamu tidak ada pekerjaan? Benar-benar libur?" lalu, "Iya, Citra aku enggak ada pekerjaan sama sekali. Sudah selesai dari semalam,"

Rada berat apabila aku bilang padanya, "Maaf, Putri aku enggak bisa berjumpa. Karena, terkendala perizinan orang tuaku. Apalagi selama berada di Tasikmalaya tidak boleh bertemu dengan cowok kurang ajar! Karena, sudah menyakiti hatiku sampai menangis selama dua sampai tiga hari lamanya.

"Citra, lagi ngapain? Sering banget melamun di tengah jalan."

"Heh .... iya, enggak apa-apa. Sudah kebiasaan dari dulu,"

"Makanya, kebiasaan itu harus di hilangkan."

"Siap!"

"Ingat ya, hilangkan kebiasaan lamanya!"

"Iya, siap!"