Hujan mengguyur kota Jakarta sejak semalam, Leona tampak sedang menatap layar monitor yang denyut iramanya tak beraturan. Menurut dokter Richard, terlambat lima menit saja maka nyawa Nenek melinda tak tertolong. Gadis ini memencet pelipisnya yang tiba-tiba berdenyut sakit.
Dia menunggu hasil laboratorium, kemarin dokter mengatakan jika jantung nenek melinda baik-baik saja. Lalu kenapa bisa pingsan ? dan kenapa sudah seharian ini nenek Melinda tak kunjung siuman ?
Leona terus melirik arlojinya, dan sesekali matanya melihat keluar, mestinya sekarang Abhygael sudah tiba dari Singapura.
Ponsel disakunya bergetar.
"Halo, dimana ?"
"Nih sudah masuk parkiran, masih diruang ICU ?"
"Sudah pindah ke ruangan yang dulu."
"Oke!"
Tanpa tanya Abhygael sudah tahu tempat yang dimaksud Leona, tempat bersejarah saat dia mengucapkan ijab kabul. Baru juga dia berencana menggelar resepsi setelah kembali dari Singapura malah diperhadapkan dengan masuknya nenek ke Rumah Sakit.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください