webnovel

Menantu Pungut

Aaron Liu harus menerima kenyataan pahit saat keluarganya tiba-tiba bangkrut. Ditambah tunangannya dengan tega mencampakkannya begitu dia jatuh miskin. Begitu juga sahabatnya yang ikut menghilang tanpa kabar! Untung saja, Aaron Liu bertemu dengan seorang wanita tua baik hati yang mengijinkannya untuk tinggal dan juga bekerja di rumahnya. Namun, siapa yang menyangka, takdir hidup Aaron Liu kian berubah drastis. Sebuah perjodohan yang tak terduga, membuatnya mendapatkan predikat sebagai 'Menantu Pungut'. Di balik pahitnya kisah hidup Aaron Liu, ada sebuah rencana besar yang sama sekali tak pernah disadarinya.

Lenna_Cristy · 都市
レビュー数が足りません
488 Chs

Bab 26 Kekejaman Yang Sempurna

"Miranda! Bagaimana kamu bisa ada di sini?" Kalimat itulah yang terlontar dari mulut Aaron Liu saat bertemu dengan mantan tunangannya.

Hatinya semakin terkoyak tatkala melihat perut perempuan itu tampak membesar. Baru beberapa waktu saja Aaron Liu tak bertemu dengan mantan tunangannya, Miranda Choi sudah mengandung beberapa bulan.

Perempuan itu berjalan mendekati seorang pria yang seharusnya menjadi suaminya. Namun, sebuah musibah yang telah menimpa Keluarga Liu membuatnya meninggalkan calon suaminya itu.

Miranda Choi tak menginginkan seorang pria miskin untuk menjadi suaminya. Ia membuang Aaron Liu dan memiliki bersama pria kaya yang lebih baik dari calon suaminya.

"Mengapa aku tak boleh di sini, Aaron? Ini adalah rumahku dan juga calon suamiku. Apakah kamu juga ingin tinggal di kompleks ini?" Miranda Choi sengaja mengatakan hal itu untuk melemparkan kalimat hinaan pada mantan tunangannya. "Jangan mimpi kamu bisa kembali tinggal di sini! Apakah sekarang kamu seorang kurir?" ledeknya saat melihat pria itu membawa sebuah kota mewah di tangannya.

"Bagaimana kamu bisa hamil sebesar itu? Bukankah kita berpisah baru sebentar saja?" Aaron Liu menduga jika perempuan itu sudah hamil sebelum mereka berdua berpisah. Apalagi perut perempuan itu terlihat cukup besar jika hanya mengandung sebulan saja.

Perempuan itu justru tertawa lepas penuh hinaan. Miranda melemparkan tatapan sinis pada seorang pria yang selama ini begitu bodoh. Baginya, Aaron Liu hanyalah pohon uangnya saja. Pria yang dicintai tentu saja bukanlah mantan tunangannya itu.

Aaron Liu semakin bingung memperhatikan respon berlebihan dari mantan tunangannya itu. Seolah perempuan itu sedang melemparkan hinaan yang menyakiti pada dirinya.

"Apakah kamu bodoh, Aaron? Tentu saja aku hamil dengan calon suamiku yang sekarang. Kamu terlalu bodoh dan tak mengetahui jika aku hanya memanfaatkan kamu saja," terang Miranda Choi begitu jelas penuh ketegasan. Tak ada yang perlu ditutupinya lagi di hadapan seorang pria yang sudah sangat miskin.

"Jadi ... selama ini kamu telah mengkhianati aku, Miranda. Bukankah kamu mengatakan sangat mencintai aku?" Aaron Liu masih saja tak percaya jika mantan tunangannya itu telah begitu tega melakukan hal sekejam itu.

"Cinta? Jangan mimpi kamu, Aaron! Jika saat itu kamu bukanlah seorang tuan muda dari keluarga kaya raya, aku tak sudi menjadi kekasihmu. Hanya seorang pria yang aku nikahi ini yang aku cintai. Dia juga ayah dari anak yang aku kandung ini." Miranda Choi mengatakan hal itu tanpa beban sedikit pun. Tak sedikit pun perempuan itu memikirkan perasaan seorang pria yang dulunya sangat mencintai dirinya.

Namun, apa yang terjadi? Begitu keluarga Aaron Liu jatuh bangkrut, perempuan itu langsung membatalkan pernikahan mereka. Lebih buruknya lagi, Miranda Choi langsung membuang pria itu seperti sampah.

Tak hanya itu saja, kalimat hinaan dan juga hujatan dilontarkan dengan begitu sadis pada Aaron Liu. Hal itu membuat hubungan yang selama ini telah dibangun bersama langsung hancur seketika itu juga. Tak ada tempat bagi pria itu di hati Miranda Choi.

Rumah yang diberikan oleh Aaron Liu pada perempuan itu juga langsung dikuasai olehnya. Menganggap kebangkrutan Keluarga Liu sebagai alasan untuk mengakhiri hubungan itu. Sebuah kekejaman yang sangat sempurna bagi seorang pria yang sudah benar-benar percaya pada calon istrinya.

"Jadi selama ini kamu tak lebih dari seorang perempuan murahan saja, Miranda. Aku tak menyangka jika kamu begitu hina," ucap Aaron Liu dengan nada getir dan sangat terluka.

"Bahkan kamu jauh lebih hina dariku, Aaron. Untuk hidup saja, kamu harus mengemis dan melakukan pekerjaan kasar," sindir Miranda Choi tanpa peduli dengan perasaan seorang pria yang dulu memberikan apapun yang diinginkan.

Dan sekarang, Aaron Liu sama sekali tak berharga bagi Miranda Choi. Pria itu tak lebih dari sampah yang tak berguna dan pantas dilemparkan ke jalanan. Perempuan itu hanya bisa memandang hina sosok pria yang seharusnya menjadi suaminya itu.

Sebuah kisah cinta tragis dan sangat menyakitkan bagi seorang Aaron Liu. Tak pernah terbayangkan sebelumnya jika perempuan itu akan mengkhianati dan hanya memanfaatkan dirinya saja. Terasa seperti sebuah mimpi buruk yang berubah semakin mengerikan.

"Toko mana yang sudah mengirimkan pesanan itu?" Miranda masih belum mengetahui jika Aaron Liu membawa gaun pengantin yang dipesannya secara khusus dari JL Fashion.

Aaron Liu masih terpukul dan merasa terpuruk mendengar kenyataan itu. Pengkhianatan Miranda Choi telah berhasil merobek hatinya. Rasanya terlalu menyakitkan dan juga menghancurkan harga dirinya sebagai seorang pria.

Tak kunjung mendapatkan jawaban, Miranda Choi berjalan ke arah mantan tunangannya lalu menatapnya tajam. Ia tersenyum sinis pada seorang pria yang begitu menyedihkan.

"Apakah setelah menjadi miskin, telingamu juga tuli?" tanya Miranda Choi dengan nada sarkas dan sangat merendahkan Aaron Liu. Perempuan itu menjadi semakin kesal karena pria itu tak kunjung memberikan jawaban.

"Aku yakin jika kamu akan mendapatkan balasan yang setimpal, Miranda," sahut Aaron Liu dengan suara bergetar dan amarah yang tertahan di dadanya.

"Tak perlu menyumpahi aku, Aaron! Sumpah serapah itu tak lebih dari omong kosong!" Miranda Choi mengambil kotak mewah di tangan Aaron Liu lalu mendorongnya hingga hampir terjungkal.

Di saat yang sama, Jiang Lily baru saja masuk ke ruang tamu dari sebuah rumah mewah namun tak semewah rumah neneknya.

"Apa yang Anda lakukan dengan asistenku?" tanya Jiang Lily dengan wajah datar namun penuh penekanan.