webnovel

FIRST SIGHT

( Jika ada "Hello" pasti akan terjadi " Good Bye" dan berlanjut dengan " See You again".)

Hari ini pagi-pagi sekali Jinri sudah berangkat kekampusnya, untuk mempersiapkan acara minggu depan. Karena Jinri menjadi panitia pelaksana Pekan Seni dikampusnya yang kurang dua hari lagi akan dilaksanakan membuat Jinri sibuk setiap hari. Berangkat kekampus pagi pulang sudah larut malam. Siklus kesibukannya tidak hanya mengurus persiapan Pekan Seni saja, tapi bertabrakan dengan target skripsi yang harus selesai akhir tahun ajaran ini. Membuat Jinri kelabakan tiap harinya.

Seperti hari ini, sesampainya dikampus Jinri langsung menemui dosen pengampu / dosen pendamping untuk mengumpulkan skripsi yang sudah selesai direvisi. Kemudian Jinri pergi keruang komdis untuk mengumpulkan tugas minggu kemarin yang kelupaan dikumpulkan.

" Astaga, kalau jalan yang pelan - pelan nona Park. Barang bawaanmu bisa saja terjatuh seperti ini. "

Suara bariton seorang lelaki berhasil membuyarkan lamunan Jinri yang saat ini masih diposisi duduk setelah terjetuuh. Jinri sampai tidak sadar kenapa bisa dia terjatuh. Perasaan tadi dia sedang berjalan biasa tidak terburu - buru.

" Aa- maafkan aku Hasa. Sepertinya aku melamun sambil berjalan tadi. " Jinri yang kikuk menjawab pernyataan Hasa sembari mengumpulkan berkas yang berserakan dilantai.

" Kau ini kebiasaan Jinriya, kalau kamu sedang sibuk tugas bisa kau titipkan saja padaku. "

" Terimakasih Hasa, tapi itu akan merepotkanmu "

" Tenang saja Jinriya, aku tidak sesibuk dirimu. Mengumpulkan tugas teman sendiri tidaklah berat. Dan aku bersedia melakukannya. Bukan dipaksa kok. "

"Tetap saja Hasa, aku tidak enak denganmu. "

" Sudahlah, ini aku saja yang mengumpulkan sekalian punyaku. Jadi kau bisa mengurus kesibukanmu yang lain. "

Hasa mengambil tugas Jinri dan meninggalkan Jinri yang masih duduk termenung menatap kepergian Hasa. Jinri merasa enggan dengan Hasa, karena Jinri tahu bahwa Hasa itu menyukai dirinya. Jinri takut merepotkan Hasa tapi Jinri tidak bisa membalas kebaikan Hasa.

" ah.. sudahlah. Toh dia yang menginginkan membantuku. Sekarang saatnya aku mengurus acara terakhirku di universitas ini. Jadwal hari ini tidak ada kelas, aku harus mengecek persiapan Pekan Seni dengan timku." . Jinri membereskan berkas yang ada dan pergi keruang seni dengan tergesa - gesa.

***

Pekan Seni sudah dimulai sejak tiga hari yang lalu dan kesibukan Jinri masih terus berlanjut hingga dua hari kedepan. Sekarang Jinri sedang istirahat dikantin kampus. Sambil menunggu Yuna untuk mendiskusikan bintang tamu untuk konser seni hari Jumat besok. Tapi sudah lewat dari setengah jam dan Yuna belum menampakkan diri dikantin membuat Jinri bosan sekali.

" Yak! Park Jinri! Kenapa kamu dikantin sebelah sini!! Aku menunggumu dikantin sebelah barat bodoh! " Yuna yang datang dan langsung marah - marah dihadapan Jinri membuat perhatian diseluruh kantin tertuju pada mereka berdua.

" Ah- pelankan suaramu gadis bar - bar . seluruh kantin sedang memperhatikan kita saat ini. " Jinri langsung menarik Yuna untuk duduk disebelahnya, yang diajak bicara hanya mengendikkan bahunya saja. " Maafkan kami, kami sudah mengganggu kalian " Jinri langsung berdiri dan memnta maaf pada orang disekitarnya.

" Kau ini, biarkan saja. Mereka pasti akan mengerti kita. Tidak usah terlalu sopan, disina kita sesama mahasiswa kok. " Yuna dengan santainya berbicara sambil menyeruput cola milik Jinri yang baru terbuka. Membuat pemiliknya hanya memutar bola mata dengan malas.

" Huh. Kau ini aneh. Kenapa tidak memberitahuku kalu kita ketemuan dikantin sebelah barat, Yuna. Aku sampai menunggu lebuh dari setengah jam disini. "

" Jinri, kau seperti tidak tahu saja. Hari ini aku ada kelas digedung D. Tidak mungkin aku akan kekantin sini dan pekan seni ada digedung utama, dekat dengan gedung D. "

" Astaga. Aku memang lupa, dan kau tidak mengingatkan aku kalau kau tidak ada kelas digedung ini Yun."

" Yasudah, maafkan aku yang kelupaan mengingatkan kamu, Noona Sibuk."

" Hee... lupakan saja. Sekarang kita urus Konser seni untuk Jumat ini dulu. Ini lebih penting."

" Iya iya... Aku sudah menghubungi salah satu Boygroup sejak dua bulan yang lalu, dan senin kemarin aku baru menyelesaikan biaya dengan agensi mereka. Mereka akan mengisi acara dihari jumat dari pukul sepuluh pagi sampai jam istirahat siang, kemudian jam empat sore akan mengadakan fan meeting kecil - kecilan dengan panitia sampai jam lima sore."

" Baiklah, untuk pengisi acara sudah beres. Sekarang kau ikut aku untuk mengecek persiapan doorprize dulu, setelah itu kita pergi menemui dosen pembimbing untuk melaporkan kegiatan hari ini. Biar kegiatan hari ini Euntaek yang mengurusnya, jadi dia turun dilapangan juga. "

***

Langit sudah menampakkan senjanya, dengan semburat warna jingga yang cerah dimusim semi ini. Sore hari Jinri sudah bersiap - siap untuk pulang ke apartemennya, karena masih ada tugas untuk kelas senin minggu depan. Keadaan kampus masih ramai, kegiatan pekan seni masih berlanjut hingga jam tujuh nanti. Berhubung hari ini Jinri mengambil cuti untuk menjaga Pekan Seni jadi dia bisa pulang lebih awal.

***

Sudah jam sembilan malam tapi Jinri masih berkutat didepan laptopnya, untungnya Jinri sudah mandi dan makan tadi. Hingga dering hp yang mengalihkan fokus Jinri dari laptopnya.

' Euntaek menelfonku jam segini, ada apa'

" Yeoboseyo? "

" Akh! Jinri kenapa disitu gelap? Apa listrik sedang padam ditempatmu? "

" .... "

'Astaga.. ini kan dering video call. Kenapa aku tidak ingat. Uhh.'

" Ah. Maaf, kukira ini panggilan suara. " Jinri segera melepaskan handuk yang membungkus rambut dikepalanya, dan merapihkan poninya.

" Haha.. kau ini kenapa Jinri. Wajahmu tolong kondisikan, jangan memasang tampang bodohmu itu. Haha.. hahaha. "

" Kau ini. Ish. Kenapa kau menghubungi aku jam segini, aku sedang menyelesaikan tugas untuk hari senin depan tahu."

" ah.. Noona teladanku, aku mau melaporkan kegiatan hari ini saja. Tidak ada hambatan dan tetntu lancar sekali kegiatan hari ini. Lihat semua sudah kurapihkan dan kusiapkan properti untuk besok. Tinggal memasang xbanner saja nuna. Oh iya, tingal merapihkan aula sedikit lagi. Tapi aku kasihan dengan yang lain, jadi tidak kuselesaikan. Hehe." Euntaek memperlihatkan keadaan ruan aula dan sekitarnya, menjelaskan secara rinci.

" Goodboy! Sekarang kau sedang bersama siapa? Kenapa sepi sekali disana?"

" Aku sendirian nuna. Teman - teman kusuruh pulang dulu, aku mau menyuruh mereka merapihkan ini sampai selesai tapi tak tega nuna. Mereka kelihatan sudah capek sekali. Jadi berakhir aku sendiri disini."

" Pabo! Kenapa kau sendirian, harusnya kau mengajak salah satu anak untuk menemanimu Taek.."

" Hehe.. "

" Yasudah , pulang sana. Sekarang sudah larut, bus mulai susah loh. Besok aku yang urus kekurangan yang Belum selesai. "

" Ayey captain. Tapi jangan matikan panggilannya, nuna harus menemaniku sampai di Halte bus "

Video call Euntaek dan Jinri berlangsung hingga Euntaek sampai di halte bus, itupun ketika ada bus yang berhenti baru video call mereka berakhir. Jinri saja heran dengan Euntaek, sudah tahu dirinya penakut tapi sok kasihan dengan temanya.

***

Keesokannya Pekan Seni berjalan dengan lancar, jadwal kegiatan lomba band antar universitas tidak ada masalah. Hingga sore hari semua masih lancar - lancar saja.

Karena besok adalah hari terakhir untuk Pekan Seni, persiapan untuk besok sangat merepotkan. Sampai Jinri bingung untuk koordinasi dengan seksi lain harus bagaimana. Untung saja Yuna sudah mengerjakan setengah tugas Jinri yang lain jadi sekarang tidak terlalu kewalahan untuk dirinya.

" Apa kau sudah membereskan backstage dan membuat papan ?"

" Sudah Unni, baru saja selesai. Ngomong - ngomong ini sudah larut sekali bolehkah aku pulang duluan Unni? Rumahku jauh dari kampus.."

" Yasudah, kau boleh pulang Bora... hati - hati dijalan"

" Ah, terimakasih Unni."

' Huh.. sudah larut malam begini tapi persiapannya belum selesai. Euntaek dan Yuna juga tidak kelihatan. Ah aku merasa kesepian.. '

Tap tap tap...

Jinri mendengar langkah kaki seseorang dari luar aula, tapi saat ditengok tidak ada siapa - siapa.

TAP TAP TAP...

Langkah kaki itu terdengar semakin dekat dan semakin cepat. Segera Jinri memutar tubuhnya dan mencari sumber suara, tetapi tetap saja nihil. Kemudian tidak terdengar lagi derapan langkah kaki tadi. Sekarang sangat senyap bahkan Jinri bisa mendengar detak jantungnya sendiri. Tepat saat Jinri akan menengok, Yuna dan Euntaek berdiri disamping Jinri.

" Yaak!!! Kalian ini mengagetkan saja."

" Ahahaha.. Nuna, lihatlah wajahnya pucat sekali.."

" Pft.. hahahaha iya wajahnya. Hahaha.."

" Kalian ini suka sekali mengagetkan aku, lihat saja jika aku terkena serangan jantung itu karena kalian berdua."

" Omo.. uri Jinri marah. Yak! jangan tinggalkan kami."

Jinri segera meninggalkan aula beserta Euntaek dan Yuna yang kini mengejar Jinri.

***

Enjoy itu.

Fan Fiction

difvey_creators' thoughts