webnovel

Melawan Skenario Kehidupan

“Kamu benar-benar gila, apakah kamu lupa dunia sebelumnya yang kamu hancurkan? Apakah kamu ingin mengulangi kesalahan yang sama?” Rekan Tania yang berbentuk suara sistem dikepalanya terus berceloteh tanpa henti. Dia sangat tidak puas dengan tingkah Tania yang seenaknya tanpa memperdulikan skenario yang telah disediakan. Jika terus begini, Tania akan mati dan dunia ini akan hancur kembali! Seperti sedang bermain game, Tania dan rekannya terus-terusan berganti dunia dan dimensi hanya demi menemukan “Dunia yang Tidak Akan Hancur.” Tapi hal ini tidaklah mudah untuk ditemukan ketika semua peran yang didapatkan Tania merupakan peran yang menyedihkan! Tania harus memilih antara membuat kehidupan yang sukses dan menghancurkan dunia, atau memilih mengikuti skenario laknat dengan janji yang tidak pasti…

NormaDrofwarc · 若者
レビュー数が足りません
420 Chs

Semua Hanya Tipuan

Pria itu sepertinya melihat Dirga lalu dengan cepat berjalan dengan senyum di wajahnya.

"Tuan Dirga , apakah kamu pergi sekarang?"

Dirga menegakkan tubuh tanpa memandang pria gendut itu, dia hanya berdehem samar.

"Oh, kalau begitu jangan ganggu Tuan Dirga." Pria gendut itu tidak mempermasalahkan sikap Dirga dan masih tersenyum melihat Dirga masuk ke dalam mobil.

"Di mana si gadis kecil cantik itu?" Pria gendut itu berkata dengan penuh semangat tanpa menunggu mobil Dirga berangkat. "Aku sangat terpesona ketika melihat kecantikan si gadis kecil itu di TV sebelumnya. Sayang sekali aku tidak pernah sempat melihatnya secara langsung."

"Jangan khawatir, Pak Bram, dia tidak akan bisa pergi malam ini. Ketika Pak Bram ingin melakukan sesuatu kepadanya, itu akan mudah."

"Haha, tentu saja. Jika dia tidak berpartisipasi dalam program apa pun, di mana aku bisa menemuinya? Aku menunggu begitu lama."

Pria gendut itu merasa sedikit menyesal tapi kemudian dia menjadi bersemangat lagi. Dia berbicara lagi dengan tatapan yang sangat menyedihkan," Aku akan melakukannya sebentar sambil mendengarkan dia bernyanyi. Aku tidak tahu seperti apa rasanya mendengar dia bernyanyi secara langsung. "

" Aku ingin mendengarnya menyanyikan lagu itu. "pria gemuk itu tersenyum, "My Crumbling World, hahaha..."

Saat sopir mulai menyalakan mobil, Dirga yang baru saja mendengar kalimat terakhir dari pria tambun itu, kelopak matanya tersentak.

"My Crumbling World?"

Dirga hanya memikirkannya sejenak, lalu teringat lagu itu milik siapa.

"Tuan, apakah kita jadi berangkat?"

Sopir itu sepertinya memperhatikan ekspresi wajah buruk Dirga.

Dirga tidak berbicara, jadi opirnya tidak berani berhenti dan terus berkendara menuju rumah.

Sekitar lima menit kemudian, Dirga berkata, "Kembali."

"Ya."

"Cepatlah."

"Ya."

Sopir itu tergopoh dan melajukan mobil dengan kecepatan yang lebih cepat.

Selama di perjalanan, bayang-bayang Tania selalu terlintas di benak Dirga. Seorang pria dengan badan besar dan perut yang besar menekan tubuh wanita itu, mata wanita itu yang mempesona penuh dengan keputusasaan.

Sebuah suara yang bisa menyanyikan lagu yang menawan, kini terdengar penuh kepedihan dan tangisan yang menyedihkan.

Ini seperti kutukan yang melekat di benak Dirga.

Dirga sudah secara bertahap mengendalikan emosinya. Dia tahu bahwa dia tidak boleh kembali menemui wanita itu, tapi dia tidak tidak bisa mengendalikan hatinya yang tidak mengizikan dia untuk pergi. Dia harus kembali. Dia merasakan firasat buruk yang akan terjadi pada Tania, wanita yang selalu dia bayangkan.

Dirga kembali ke perjamuan dengan wajah dingin, lalu bertanya tentang kamar yang akan dituju Tania. Dia berjalan cepat ke pintu kamar.

Melihat pintu yang tertutup, senyuman kejam muncul di sudut mulutnya, "Buka pintunya ." Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, dia mendobrak pintu hingga terbuka.

Tinju Dirga tanpa sadar mengepal.

"Mundur."

Dirga masuk sendirian, lalu melihat ke dalam.

Sungguh pemandangan yang benar-benar menjijikkan. Tubuh penuh lemak yang dikelilingi oleh beberapa pria kekar lain, melakukan beberapa hal yang tak layak untuk disaksikan. Tapi, itu semua hanya ada di benak Dirga.

Di satu sisi duduk seorang wanita dengan wajah bak malaikat. Dengan senyum kecil di bibirnya, dia sedang menggenggam segelas anggur merah sambil duduk bersila dengan elegan. Sedangkan pria-pria lain yang ada disitu menggeram dan tersentak dari kamar.

Dirga tiba-tiba tertawa, dia berjalan mendekati wanita itu dengan tatapan merendahkan.

Tania memegangi dagunya lalu berkedip pada Dirga. "Pak Dirga, sepertinya Anda tidak pandai membaca suasana. Kami di sini tidak sedang melakukan apa-apa, kami hanya berniat menonton video pertunjukan."

"Lupakan, apakah kamu ingin minum?"

Kemudian Tania memberikan gelas anggur yang tadi dia genggam kepada Dirga. Cairan anggur dengan warna merah pekat seperti darah terlihat seperti cairan racun. Bukan anggurnya yang beracun, tetapi wanita ini lebih seperti racun saat ini, racun yang membuat candu.

Dirga mengambil gelas anggur itu lalu menyesapnya.

"Aku ingin memilikimu."

"Menjadikanmu duniaku."

Tania berkedip, "Aku mendengar jika seorang wanita telah diusir dari rumah Tuan Dirga, itu berarti tidak ada kesempatan untuknya kembali."

Dirga membelai dagu Tania sambil menyipitkan mata, "Itu tidak akan terjadi jika mereka tidak mengkhianatiku."

"Kalau begitu, kamu tidak takut aku akan mengkhianatimu nanti."

Jari ramping wanita itu ditempatkan pada lengan pria itu. Badannya sedikit condong ke arah Dirga lalu mulutnya tersenyum, "Tapi aku tidak ingin kembali ke rumah denganmu, kelakuanmu sebelumnya membuatku sangat tidak nyaman. Aku yang seharusnya mencampakkanmu. Bukannya dibuang olehmu. "

" Apa kau mau aku melemparkanmu ke kandang hiu? "Suara pria itu berbahaya, tapi wanita itu tidak peduli.

Tania berdiri, memegang lengan Dirga dengan nyaman, "Ayo pergi, apakah kamu tidak ingin membawaku pergi?"

"Dan untuk kesalahan yang kamu buat padaku, akan aku pastikan aku kan membalasnya suatu saat nanti. Aku akan membuatmu merasakan rasanya dicampakkan." Tania menyipitkan matanya,"Jangan pernah mencampakkan aku lagi, karena sekarang aku menjadi pendendam dan tidak akan segan untuk membalasnya. "

" Apakah kamu sudah merencanakan semua ini? Bukankah ini rencanamu untuk membuatku kembali? " Dirga akhirnya mengetahui bahwa ini kemungkinan besar adalah rencana wanita ini dan dia berhasil tertipu.

Karena itu, dia berkata bahwa wanita ini adalah racun.

"Ya, aku sengaja, karena aku tidak suka dicampakkan seperti sampah lalu dibuang."

" Perasaan ini benar-benar sangat mengganggu."

" Tuan Dirga"

(Wanita ini benar-benar gila) pikir Dirga

"Jika kamu melakukan apa yang bisa membuatku puas, aku bisa mempertimbangkan untuk tidak meninggalkanmu." Dirga hanya menganggap kata-kata Tania sebagai lelucon.

Tapi, wanita ini terlihat luar biasa dari yang dibayangkan.

"Tuan, kenapa kamu kembali?" Suara Tania tiba-tiba berubah menjadi manis lalu dia berjalan keluar ruangan. Aura mempesona di tubuhnya tidak menghilang sama sekali, "Apakah kamu takut akan terjadi sesuatu yang padaku? Apa kamu mengkhawatirkanku? Apakah aku sudah berhasil mengusik hatimu Tuan?"

Jari perempuan itu menggenggam telapak tangan Dirga. Dia melirik wanita dengan wajah seperti malaikat sebelahnya itu lalu berkata kepadanya, "Lepaskan."

...

Di rumah, wanita itu duduk bersila di sofa, menonton variety show sambil makan dessert.

Dirga juga duduk di sampingnya. Pemandangan yang jarang terjadi.

Setelah kembali dari hari itu, mata Dirga seakan tidak bisa lepas dari Tania. Dia ingin lebih memperhatikan Tania dan ingin lebih memahaminya. Hanya saja dia tidak ingin Tania mengetahuinya.

"Tuan, aku ingin berpartisipasi dalam pertunjukan ini."

Tania menggembungkan pipinya, bersikap imut di depan Dirga sambil menatap sosok di layar TV. Dia menyipitkan matanya lalu berkata, "Aku ingin menjadi bintang tamu di acaranya."

Tatapan Dirga bergeser dari tubuh Tania ke layar TV, lalu tiba-tiba nama Kiki terbesit dibenaknya.

"Apakah kamu mengenal Kiki?"

"Kamu sepertinya tertarik dengan Kiki?"

Dirga teringat percakapannya beberapa waktu yang lalu dengan sang anak yang mengatakan bahwa Kiki adalah kekasihnya.

"Apakah terlihat sekali bahwa aku tidak menyukainya?" Kentara sekali jika Tania ingin bersaing dengan Kiki di acara tersebut

"Apakah menurutmu, jika aku berpartisipasi di acara itu, aku akan membuatnya kehilangan ketenaran?"