webnovel

Melawan Skenario Kehidupan

“Kamu benar-benar gila, apakah kamu lupa dunia sebelumnya yang kamu hancurkan? Apakah kamu ingin mengulangi kesalahan yang sama?” Rekan Tania yang berbentuk suara sistem dikepalanya terus berceloteh tanpa henti. Dia sangat tidak puas dengan tingkah Tania yang seenaknya tanpa memperdulikan skenario yang telah disediakan. Jika terus begini, Tania akan mati dan dunia ini akan hancur kembali! Seperti sedang bermain game, Tania dan rekannya terus-terusan berganti dunia dan dimensi hanya demi menemukan “Dunia yang Tidak Akan Hancur.” Tapi hal ini tidaklah mudah untuk ditemukan ketika semua peran yang didapatkan Tania merupakan peran yang menyedihkan! Tania harus memilih antara membuat kehidupan yang sukses dan menghancurkan dunia, atau memilih mengikuti skenario laknat dengan janji yang tidak pasti…

NormaDrofwarc · 若者
レビュー数が足りません
420 Chs

Perasaan Sebenarnya

Zidan mengerutkan bibirnya, dia melihat-lihat lagi pesan yang dikirimkan oleh gadis yang lebih cantik daripada teratai itu, seringai muncul di sudut mulutnya.

Mulut merah muda kecil itu benar-benar menggemaskan.

Tania bahkan percaya pada perkataan omong kosongnya begitu saja tanpa bertanya bagaimana kebenarannya, gadis itu benar-benar lugu.

Namun, hasilnya saat ini tidak seperti keinginannya?

Pada akhirnya, Zidan mengesampingkan ponselnya dan tidak lagi memperhatikan semua hal tentang Tania, seolah-olah dia telah menyingkirkan sosok gadis itu dari benaknya pada saat itu juga.

Setelah berenang dan menyelami Danau Situ Lembang selama hampir satu jam, Rizki akhirnya menemukan ponsel Tania dari balik lumpur.

Tania sedikit terkejut, sungguh, dia sangat terkejut.

Tania kemudian menghela nafas dan mengakui bahwa Rizki memang pantas menjadi menjadi tokoh utama pria, karena dia bisa menemukan ponselnya dari Danau Situ Lembang yang cukup berlumpur itu.

Rizki membersihkan ponsel Tania dengan sangat hati-hati dan memberikanna kepada Tania.

"Terima kasih Kak Rizki, kamu baik sekali."

Untuk orang yang baik, Tania akan bersikap tulus dan bersungguh-sungguh memujinya.

Rizki, yang awalnya masih kesal karena harus mencari ponsel dengan susah payah, setelah dipuji seperti itu langsung merasa seperti telah melakukan hal yang baik untuk membantu Kakek menyeberang jalan, hatinya sangat puas.

"Kak Rizki, jangan bermain-main di Danau Situ Lembang hari ini. Kamu sudah lama berenang di air. Aku khawatir kamu akan masuk angin. Kamu harus pulang dulu dan biarkan dokter memeriksanya. Kata ibuku, untuk mencegah masuk angin, yang terbaik adalah meminum wedang jahe, lalu tidur nyenyak. "

" Jika kamu sakit karena ini, aku akan sangat menyesal. "

Rizki merasa tenang.

Sebenarnya hari ini dia hanya pergi ke Danau Situ Lembang untuk mencari ponsel yang tercebur ke dalam air. Tapi Rizki merasakan sebuah pengalaman yang berbeda.

Terutama merasakan ketulusan hati dari putri kecil dari keluarga Tanjung, Rizki merasa sangat nyaman secara fisik dan mental. Dalam keadaan saat ini, Rizki benar-benar tidak ingin bermain, dia cukup senang bersama Tania.

Sejauh ini, Rizki masih merasa hari ini dia cukup beruntung.

Tania juga berkata dengan sangat lembut bahwa dia akan pulang naik taksi, agar dirinya tidak masuk angin dan membuatnya khawatir. Rizki juga merasa cukup lelah, jadi dia tidak memaksa Tania.

Sistem sebenarnya mengerti, tetapi tuannya hari ini sudah cukup menyiksa Rizki jadi sistem tidak ingin terlalu mencampuri kondisi saat ini.

Ketika Tania kembali ke rumah, dia merasa seluruh rumah seperti sedang musim dingin, padahal sudah jelas sekarang musim panas yang terik.

Tania sepertinya tidak tahu apa-apa, lalu dia langsung pergi ke kamarnya seperti biasanya.

Begitu Tania sampai di pintu, dia merasakan sebuah tatapan dingin lalu menoleh.

Zidan berdiri di depan pintu dan menatapnya dalam-dalam, menunggu Tania untuk menjelaskan sesuatu. Tapi dia tidak mengucapkan sepatah kata pun, wajahnya semakin dingin.

"Kakak?"

Zidan tiba-tiba mendapatkan kembali senyumannya, tapi sedikit menyeramkan.

Zidan tersenyum tipis, lalu berjalan ke arah Tania, "Suda bersenang-senang?"

Suara itu terdengar tenang namun janggal, Tania tidak bisa menebak apa artinya.

"Tidak juga"

Tatapan Zidan menjadi lebih gelap, tapi mulutnya masih tersenyum, "Sepertinya Rizki merawat kamu dengan baik."

Tania meremas bajunya, terlihat gugup. Gestur Tania benar-benar seperti aslinya, jika sistem tidak tahu bahwa semua ini palsu, sistem bahkan akan mengira bahwa tuannya sedang sangat ketakutan.

"Apakah kamu ada kencan besok?" Suara Zidan lembut tapi juga janggal, seperti sebelumnya.

Tania meliriknya dengan hati-hati, mengerucutkan bibir, "Tidak."

"Jika Tania menyukai Rizki, kakak tidak akan keberatan. Kalian adalah pasangan yang sangat cocok."

"Hah?"

Tania mendongak dengan panik, yang membuat hati Zidan tenggelam. Seperti yang sudah diduga, Zidan melihat kedua mata putri kecil dari keluarga Tanjung itu. Apakah dia benar-baner sudah jatuh hati dengan Rizki?

"Bukankah Tania menyukai Rizki?"

Senyum Zidan terlihat aneh. Dia mengulurkan tangan dan mengusap pipi halus gadis itu dan berbisik di telinganya, "Ketika orang tuamu kembali, Tania bisa memberi tahu mereka. Katakan saja kamu dan Rizki saling menyukai, mereka tidak akan keberatan, lagipula ... kamu benar-benar cocok. "

Setelah berbicara seperti itu, Zidan tiba-tiba merasa sedikit kosong. Alisnya sedikit berkerut, jelas dia merasa tidak nyaman dengan ucapannya sendiri.

Gadis itu mengerutkan bibirnya sambil mencubit gaunnya dengan keras. Matanya terkulai, tampangnya yang tak berdaya benar-benar terlihat frustasi.

"Kamu berbakat dan cantik, orang tua kalian berdua akan sangat senang membantu kalian mengadakan pernikahan."

Tania tiba-tiba mengangkat kepalanya, tapi Zidan menyadari bahwa bibirnya sangat pucat. Tetapi dia tidak peduli, dia hanya berpikir bahwa hal itu disebabkan oleh kegugupan gadis kecil itu.

"Inikah yang diharapkan kakakku?"

Zidan tercengang, jelas dia tidak menyangka gadis ini akan bertanya seperti itu.

Zidan tidak memikirkan apapun, dia hanya berkata, "Tentu saja, Rizki terlihat sempurna, bukan?"

Gadis itu menundukkan kepalanya lagi, suaranya rendah, "Jika ini adalah keinginan kakak, saat orang tuaku kembali, aku akan berkata pada mereka. "

Zidan hanya mengangkat alisnya lalu terkekeh," Kalau begitu kamu istirahat lebih awal." Setelah itu, Intan langsung kembali ke kamar.

Zidan, yang kembali ke kamar, tidak terlihat acuh seperti sebelumnya. Saat ini wajahnya terlihat gelap, seolah ada sesuatu yang menyimpang dari rencananya.

Dibandingkan dengan Zidan yang berubah menyesal, Tania yang tadinya terlihat sangat tertekan, langsung kembali ke kamar dan mengunci pintu. Dia berbaring di tempat tidur dengan santai sambil makan makanan ringan ... ngomong-ngomong, dia memeriksa kabar terbaru.

Sistem : [Tuan, apa yang kamu lakukan?]

Sistem mengingat kalimat sebelumnya dari Tania, "Apakah ini yang diharapkan kakak laki-lakiku?" Kalimat ini benar-benar mirip.

Sistem memintanya untuk meninjau plot dan terkejut menemukan bahwa ini bukan janji Tania kepada Rizki. Sebelum Rizki melamarnya, apakah pemilik tubuh aslinya berkata kepada Zidan?

Ekspresi yang sama, emosi yang sama, nada rendah dan kecewa yang sama.

Artinya, emosi yang tersembunyi lebih dalam dari tuan.

Sistem itu ketakutan. Dia sepertinya telah menemukan kebenaran yang luar biasa.

Sistem diam-diam memperhatikan tuannya yang sedang membaca berita dengan penuh minat, dan akhirnya mengumpulkan keberanian, [Pemilik tubuh asli menyukai Zidan? ]

"Kamu kan sebuah sistem, apakah kamu tahu plotnya?"

Ya, dia adalah sebuah sistem dan mengetahui plotnya, tetapi tuan tidak memicu beberapa plot tersembunyi, dia juga tahu?

[Tuan, bagaimana kamu bisa tahu? ]

"Aku tidak tahu siapa yang menciptakan kamu. Tapi IQmu benar-benar mengkhawatirkan."

"Idiot, jika kamu tidak punya aku, aku pikir ini adalah pertanyaan apakah kau bisa bertahan atau tidak. Pada akhirnya, kau memang ada. Sejak dulu, sebenarnya, kamu harus berterimakasih kepadaku. "

Sistem: [Artinya apakah aku sangat tidak berguna untukmu?]

Tania sepertinya tahu apa yang sistem pikirkan, lalu dia tersenyum, "Selain memberikan plot, apakah kamu mengatakan kamu memiliki peran lain? Misalnya, meretas dunia online? Memberikanku beberapa hadiah kejutan? Jka tugas sebelumnya telah selesai lalu kamu dapat hadiah? Katakan padaku, apakah kamu punya tubuh berbulu? Mungkin kamu seperti hewan peliharaan "

Sistem: [Sepertinya, aku benar-benar tidak berguna.]

Entah kenapa sistem merasa tidak percaya diri... [Maaf tuan, aku menahanmu.]