webnovel

Melawan Skenario Kehidupan

“Kamu benar-benar gila, apakah kamu lupa dunia sebelumnya yang kamu hancurkan? Apakah kamu ingin mengulangi kesalahan yang sama?” Rekan Tania yang berbentuk suara sistem dikepalanya terus berceloteh tanpa henti. Dia sangat tidak puas dengan tingkah Tania yang seenaknya tanpa memperdulikan skenario yang telah disediakan. Jika terus begini, Tania akan mati dan dunia ini akan hancur kembali! Seperti sedang bermain game, Tania dan rekannya terus-terusan berganti dunia dan dimensi hanya demi menemukan “Dunia yang Tidak Akan Hancur.” Tapi hal ini tidaklah mudah untuk ditemukan ketika semua peran yang didapatkan Tania merupakan peran yang menyedihkan! Tania harus memilih antara membuat kehidupan yang sukses dan menghancurkan dunia, atau memilih mengikuti skenario laknat dengan janji yang tidak pasti…

NormaDrofwarc · 若者
レビュー数が足りません
420 Chs

Juara Pertama

Sebenarnya Maya selaku juri di acara "Sound of Sound" merasa dilema untuk skor sempurna yang dia berikan pada Tania. Pasalnya sudah jelas bahwa dia berada di pihak Kiki dan dia tidak ingin membiarkan Kiki kalah dari Tania.

Akan tetapi Maya tidaklah bodoh, dia bisa melihat siapa yang ada dibalik Tania da Kiki. Membandingkan Dirga dan Rendi, tentu dia memilih untuk memihak pada Dirga mengingat Dirga adalah bos besar Nebula. Dan tentu saja semua orang yang melihat pertandingan final pasti akan setuju dengan keputusan juri, bakat Tania memang sudah jelas lebih unggul dari Kiki wajar jika dia mendapat penilaian sempurna dari juri.

"Karena saya pikir saya akan memenangkan tempat pertama, saya merasa tenang." Jawaban Tania membuat semua orang sedikit tercengang.

Tania benar-benar berbakat, tidak ada yang akan menyangka bahwa Tania bisa sampai pada tahap ini dengan bantuan orang dalam, karena memang kemampuannya sudah tidak diragukan lagi. Saat episode ini tayang, penonton pasti tidak akan mempertanyakan apapun.

Ketika semua orang sedang sibuk dengan pikiran mereka masing-masing, Kiki kembali dari acara jalan-jalannya bersama Rendi dan dia mendapati lima papan score yang masih bertengger menampakkan nilai sempurna untuk Tania. Melihat deretan nilai itu membuat darah Kiki mendidih dan jantungnya berpacu semakin cepat. Matanya menampakkan kilat amarah, dan Kiki tiba-tiba saja jatuh pingsan.

Ketika itu ada banyak orang di sekitar panggung yang menunggu hasil keputusan juri keluar, bahkan ada beberapa wartawan yang bersiap di sana. Saat beberapa wartawan melihat pemandangan ini, otomatis mengundang tanya dari para wartawan tersebut atas kejadian itu. Para wartawan diam-diam mengambil foto Kiki yang terbaring pingsan.

Saat itu juga Rendi langsung sigap untuk membantu Kiki. Dia menggendong Kiki ke samping panggung untuk membaringkan tubuhnya, dia lalu berjalan ke beberapa reporter dan menatap mereka dengan tatapan dingin.

Rendi merasa tidak menyukai beberapa wartawan dan repoter itu.

"Anda takut? Anda tentunya tahu apa yang boleh Anda tulis, dan apa yang tidak boleh Anda tulis untuk berita anda bukan?" Ancam Rendi kepada para wartawan tersebut. "Kiki merasa sakit hari ini, tapi dia tetap mengikuti acara final ini bahkan saat keadaannya sedang sakit. Acara ini sangat beruntung mempunyai kontestan seperti Kiki, bukankah berita seperti itu yang harusnya anda tulis nanti. "

Beberapa reporter dan wartawan saling pandang. Mereka tidak memiliki keberanian. Semakin banyak Rendi mengancam mereka, mereka benar-benar tidak berani menulis berita secara sembarangan.

"Jangan khawatir, pak. Kami tidak akan membuat laporan sembarangan. Foto-foto yang sudah diambil akan segera kami hapus." Ujar para wartawan kepada Rendi.

Di tempat lain, sepertinya Kiki sudah bangun dari pingsannya. "Mengapa dia mendapat nilai sempurna?"Itulah hal pertama yang ditanyakan Kiki kepada Rendi ketika dia bangun, "Bagaimana dia bisa mendapat nilai sempurna?" Suaranya semakin mengeras saat mengulangi pertanyaannya.

"Rendi, bukankah kamu bilang bahwa Anang dan Maya adalah juri yang kamu bayar untuk memihak padaku, kan? Apakah seseorang mengkhianati kita? Apakah orang yang berada di balik Tania yang melakukan semua itu?"

Rendi hanya diam mendengar pertanyaan Kiki, Rendi berpikir apa yang dikatakan Kiki mungkin terdengar masuk akal. Jika ayahnya lah dalang di balik nilai sempurna yang didapatkan Tania. Jika ayahnya sudah bertindak, sudah pasti Anang dan Maya akan lebih mendengarkan ayahnya dari pada dirinya.

"Kiki, tidak masalah jika kamu kalah. Kamu masih memiliki banyak kesempatan. Kamu memiliki banyak hal untuk kamu kerjakan. Jangan mempertaruhkan kesehatanmu hanya karena ini." Semakin hati-hati Rendi memeluk Kiki, "Kamu masih memiliki banyak penggemar yang terkesan dengan bakatmu. Kamu bisa membuat beberapa lagu dan mengadakan konser sendiri nanti. Ini tidak akan menjadi masalah besar untukmu dalam berkarir. "

Kiki menyanggah ucapan Rendi, "Aku jelas lebih baik dari Tania, tetapi kenapa aku kalah seperti ini? Rendi aku benar benar tidak habis fikir. Ren, apakah kamu tidak berfikir bahwa itu adalah kesalahanku? Sepertinya Tania ingin membalas dendam karena kamu telah meninggalkannya dan berpaling kepadaku. Dan sekarang dia menggunakan cara ini untuk membalas perbuatanmu kepadaku? "

"Rendi, hari ini dia baru saja memenangkan juara pertama, apa menurutmu dia akan melepaskanku begitu saja? "

" Selanjutnya dia ingin membawamu menjauh dariku. "

Mendengar kata-kata ini, Rendi merasakan penyesalan di dalam hatinya, apakah itu benar?

Kiki kini menemui Tania. Sementara tidak ada orang di sekitar mereka, Kiki langsung berkata, "Aku mengenalmu karena kau adalah mantan Rendi dan Rendi lebih memilihku daripada kau. Dan apakah sekarang kamu baru saja membalas dendam padaku. "

" Tetapi aku akan menekankan kepadamu sekali lagi, bahwa aku tidak akan mundur. Aku juga tidak akan memberikan kesempatan lagi kepadamu. " Kiki berkata dengan penekanan di setiap kata yang dia ucapkan, "Kamu bahkan lebih tidak layak berada di sisi Rendi. Hanya aku, akulah yang Rendi suka.

"Tania, suatu hari nanti semua orang akan tahu kedok aslimu, bahwa kamu adalah simpanan dari seorang konglomerat. Saat itu terjadi, semua orang akan meninggalkanmu dan kamu akan hancur."

"Aku saat ini mungkin sedikit lunak kepadamu, tapi jangan pernah lagi memprovokasiku karena Rendi pasti akan membalas lebih dari ini. Aku membiarkanmu lolos kali ini karena aku kasihan kepadamu. Jika kamu membuatku marah sekali lagi, maka aku tidak akan tinggal diam. "

" Untuk yang terakhir kalinya aku peringatkan kepadamu, bahwa Rendi adalah milikku. "

Setelah Kiki mengungkapkan semua isi hatinya, dia pergi dengan langkah arogan, tanpa memberi Tania kesempatan untuk membalas kata-katanya.

[Bukankah ini tidak adil, nona. Waktumu tidak banyak, dan sekarang kamu sudah mendapatkan semua yang kamu impikan, setelah ini kamu bisa hidup dengan baik, bukan? ]

Tania : "Aku akan menjalani kehidupan yang baik dan aku tidak bermain-main dengannya. Apakah dia baru saja marah? Tapi jelas-jelas aku tidak bermaksud untuk menyakitinya ah!"

[Apakah kamu tidak bermaksud untuk memprovokasi dia, tapi kamu merebut posisi pertama di "Sound of Sound". Tanpa kamu, dia akan sangat populer sekarang.] Suara-suara di kepala Tania terdengar bersahutan penuh dengan kebencian, [Yahh, kamu telah menghancurkan impiannya, membuatnya tidak berhasil mencapai tujuannya, dan bahkan sekarang kamu berhasil menghancurkan citranya di depan semua orang.]

"Dia tidak bisa mendapatkan posisi pertama karena dia tidak cukup baik dan hanya mengandalkan orang dalam. Dan aku baru saja menghancurkan rencananya untuk bersekongkol dengan orang dalam. Aku berhasil. Itulah kemampuanku. Apakah kamu mengakuinya atau tidak, aku memang lebih baik dari dia? "

[Yah, aku akui kamu memang hebat]

"Tidak apa-apa, karena dia adalah wanita yang hebat, kali ini aku akan membiarkannya. Aku masih punya hati nurani, lagipula, aku ingin hidup tenang."

Tania mengerutkan kening, dia merasakan kecamuk di otaknya bahkan suara-suara yang ada di kepalanya terdengar bersahut-sahutan semakin jelas. "Dengarkan kata hatimu. Aku ingin memiliki rencana yang bagus, bolehkah aku melakukan sesuatu? "

Hati Tania semakin dirundung kecemasan, [Tidak, sama sekali tidak. Sungguh tidak, Tania, kamu hanya perlu hidup dengan baik, jangan melakukan sesuatu yang merugikan dirimu sendiri. Kamu harus bernyanyi, menjadi penyanyi, dan mengejar cita citamu. ]

Menurut kabar yang beredar, Kiki akan berpartisipasi dalam variety show.

Ini hal yang bagus. Tidak ada Tania di variety show tersebut, jadi Kiki akan bersinar dan meraup ketenarannya dan akan memiliki banyak penggemar.

Ya, itu benar. Kiki merasa menang di dalam hatinya dia berpikir bahwa selama Tania menjauh darinya, itu tidak menjadi masalah bagi Kiki .

Tapi dia tidak sampai berpikir bahwa tanpa adanya Tania pun, bukankah masih banyak Tania Tania lain di luar sana yang siap untuk bersaing dengannya. Tapi entah mengapa yang ada di pikirannya hanya Tania yang jelas-jelas hanyalah seorang pendatang baru.

Pada malam harinya, Tania kembali ke rumah dan dia melihat tumpukan koper di pintu. Sebenarnya tidak banyak koper, hanya dua atau tiga koper. Dia mengenali dengan jelas koper siapa itu.

Sementara itu, Tania masih dibuat bingung dengan pemandangan itu, sebelum akhirnya ada seorang pelayan yang menghampirinya.

"Nona Tania, Tuan Dirga bilang Anda tidak perlu masuk ke dalam rumah. Barang bawaan Anda sudah dikemas. Sopir sudah menunggu di sana. Anda bisa meminta sopir untuk membantu mengantar ke tempat Nona Tania akan tinggal."