Setelah beberapa puluh menit melewati lelahnya perjalanan, aku juga Ara akhirnya sampai di halaman rumahku. Disana sudah terparkir sebuah mobil, yang aku tahu bahwa mobil itu adalah milik papah Gerry.
Terlihat pula Papah Gerry sedang termenung sendirian di bangku depan rumah, sembari menghadap secangkir kopi hitam kesukaannya. Sepertinya ada sesuatu yang sedang dia pikirkan, sehingga membuat dia hanya diam tanpa melakukan apa-apa.
"Bukankah itu Papahnya kak Alexa, ya? Kenapa dia duduk sendirian, mana wanita si biang kerok itu?" Tanya Ara sambil membuka helm dari kepalanya. Sikap dan perilakunya, sangatlah berbeda. Ara yang sangat lembut dan hangat ketika menyebut nama Papah Gerry, jauh berbeda ketika dia menyebutkan nama Bu Raida.
Dia lebih ketus dan dingin, tidak ada sopan-sopannya ketika berucap. Seakan benar-benar sudah kehilangan sikap tata kramanya. Padahal sebenarnya dia tidak seperti itu, tapi karena dia teramat sakit hati oleh Bu Raida menyebabkan dia menjadi berubah.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください