Sultan Adhyaksa menggeleng-gelengkan kepalanya melihat anaknya sedang tidak fokus pada apa yang dihadapi. Ia benar-benar takjub melihat kegigihan Amira yang masih berusaha memcahkan sandi di kain itu. Khalid yang tak pernah tertarik dengan petualangan, sandi atau peta hanya bisa menarik napas dalam.
"Sandi Cina, Kak."
Amira terpana mendengar ucapan Andika. Ia segera membayangkan pola permainan sandi yang pernah ia pelajari bersama guru Kesultanan, Ki Pambudi, murid Ki Pamuji yang sudah meninggal.
"Bagaimana cara bacanya? Biar aku ikut belajar."
Khalid mendekat. ia sama sekali tidak mau hanya duduk manis sambil melamun menyaksikan istrinya kesulitan sendiri.
"Pola permainan sandi cina itu pakai kata kunci dimana masing-masing huruf diberi label angka terlebih dahulu. Kanda boleh membuat angka dan huruf, misalnya angka satu untuk huruf A dan seterusnya."
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください