webnovel

Mature Female Knight

Buku dongeng? Itu adalah sebuah buku yang selalu dibaca Sophia, ia tergila-gila akan dongeng. Ksatria Wanita Menyedihkan, adalah dongeng yang paling disukai oleh Sophia walaupun memiliki akhir yang menyedihkan. Sophia selalu berkhayal untuk menjadi tokoh utamanya dan hal itupun menjadi kenyataan.

CeJLnoy · ファンタジー
レビュー数が足りません
18 Chs

Pertemanan yang Indah

"Komandan pernah bercerita, bahwa kalian melakukan misi tanpa menjejakkan kaki kalian di tanah. Apakah itu benar?" tanya Alaska semangat.

"Ah. Iya," jawab Shilo menggaruk tekuknya.

Ia belum pernah dikelilingi orang seramai ini. Mereka semua sudah sampai di camp."

"Kau bisa istirahat di sini bersama kami," kata Owen.

Shilo tersenyum mendengarnya.

"Bagaimana kalian bisa menjalankan misi tanpa menyentuh lantai?"

"Itu sihir," jawab Shilo.

"Kami bisa mendapatkan apa yang kami mau saat menjadi pengikut, makanan, tempat tinggal dan apapun itu. Tetapi, hidup kami hampa dan dikendalikan. Jiwa kita adalah milik penyihir saat kami mengenakan Liontin Delima."

"Kenapa kau tidak melepasnya?" tanya Mats penasaran.

"Melepas liontinnya saja adalah hal yang sangat mudah, tetapi kami akan terus dihantui oleh kata-kata sang penyihir."

"Dihantui?" tanya Demure.

"Aku juga tidak mengerti," jawab Shilo bingung.

"Sang penyihir menceritakan bahwa di luar dari wilayahnya, itu adalah kekejaman dunia. Itu adalah alasan mengapa mereka takut untuk meninggalkan penyihir," jelas Kharysor yang tiba-tiba masuk ke dalam camp.

Ia ikut duduk bersama teman-temannya.

"Mereka tidak menyadarinya."

Shilo hanya mengangguk walaupun ia tidak sepenuhnya mengerti.

"Hera bilang kau memiliki kelainan?"

"Iya," jawab Shilo.

"Penyihir mengatakan bahwa orang yang memiliki kelainan tidak pantas di dunia ini," sambung Kharysor.

Demure sedikit terkejut saat mendengarkannya.

"Penyihir pernah bilang begitu dan aku juga sekilas membicarakannya dengan Hera," kata Shilo percaya diri.

"Memangnya kau memiliki kelainan?" tanya Mats.

"Ada."

"Apa itu?" tanya Alaska penasaran.

"Ih," Noah memukul perut Alaska.

"Jangan terus terang dong," lanjut Noah.

Mereka semua tertawa, begitu juga Shilo.

"Aku memilik kepribadian ganda," jkata Shilo pada saat tawa mereka semua mereda.

"Itu berarti, kau dapat merubah emosimu atau kepribadiamu secara tiba-tiba," jelas Noah.

Shilo mengangguk.

"Bukankah itu keren?" celetuk Alaska.

"Aku ingin menjadi galak seperti Noah," lanjut Alaska menunjuk-nunjuk Noah.

Mereka semua tertawa puas melihat Noah marah-marah kepada Alaska.

"Siapa saja temanmu selain Hera?" tanya Demure.

"Scylia," jawabnya cepat.

"Scyli?"

"Scylia bodoh," sergah Noah ke Alska.

"Sudahlah kalian berdua," kata Owen sambil tertawa.

"Scylia itu kembaranku."

"Kau punya kembaran? Mengapa ia tidak bersamamu?"

"Itu dia masalahnya, Scylia tidak ingin ikut dengaku," jawab Shilo.

"Tadinya aku ragu meninggalkannya tetapi Hera meyakinkanku, jadi aku terpaksa meninggalkan Scylia."

Mereka semua manggut-manggut.

"Kalau begitu biarkan aku menjadi teman ketigamu," ucap Kharysor sambil mengambil sebuah gelas berisi air.

"Aku keempat," kata Noah santai.

"Aku kelima," balas Demure cepat.

"Aku keenam," jawab Owen, Alaska dan Mats bersamaan.

"Ih aku dulu," sergah Alaska.

"Enak saja," kata Owen tak mau kalah.

"Pokoknya aku yang keenam," kata Mats tanpa memperdulikan Owen dan Alaska.

Alhasil mereka berdua menatap Mats sinis.

"Apa?"

"Sudahlah. Yang terpenting mulai sekarang kita berteman," kata Noah acuh tak acuh.

"Kau sudah tahu nama kami kan?" tanya Kharysor tiba-tiba.

Karena terlalu asik berbincang, Shilo bahkan tidak terlalu menghafal nama mereka semua.

"Iya juga. Kami bahkan belom kenalan," sahut Demure menggaruk tekuknya.

"Kau sudah tau nama kami semua?"

"Aku rasa aku hanya tahu Kharysor," jawab Shilo sambil meminum air yang barusan diberikan oleh Demure.

"Apa? Hanya Kharysor? Aku bahkan mengajakmu bicara paling lama tau," gerutu Alaska.

"Aku tahu dari Hera."

"Hera?" tanya Kharysor.

"Hera membicarakanmu pada saat kami berjalan kemari dan ia juga sempat mengigau menyebutkan nama Kharysor pada saat pingsan," jelas Shilo.

"Pingsan?" teriak Kharysor panik sendiri.

"Kecilkan suaramu Kharysor, mungkin saja Komandan Haides dapat mendengarkan suaramu dari campnya."

Kharysor hanya terkekeh.

"Sebenarnya Scylia sempat membius Hera dan melemparnya ke jurang."

"APAA?"

Kali ini semuanya berteriak kecuali Noah.

"I-iya. Untung saja aku bisa menangkapnya," kata Shilo.

Mereka semua kembali tenang.

"Maafkan Scylia, dia kesal karena aku memilih untuk ikut dengan Hera. Jadi dia kira aku meninggalkannya gara-gara Hera, padahal aku yang memilihnya sendiri."

"Tidak apa-apa, aku mengerti."

"Bukannya Hera yang seharusnya bicara seperti itu," ledek Owen.

"Eh. Ya tidak apa-apa kan," balas Kharysor gagap.

"Owww..."

"Kalian pacaran ya?" tanya Alaska sengaja membesar-besarkan suaranya.

"Ti-tidak."

"Oh ayolah. Kau sudah tidak bisa berbohong lagi Kharysor," desak Mats.

"Sejak kapan kalian pacaran?" tanya Noah langsung pada intinya.

"Ih apaan sih."

Tanpa sadar Kharysor sadari, wajahnya telah menghangat.

"Owwww... tuh kan benar kalian pacaran," kata Alaska bersikeras agar Kharysor mengakuinya.

"Baik-baik. Kami pacaran," ucap Kharysor menyerah.

"Kan sudah ku bilang," kata Noah bangga.

"Pantas saja Hera selalu membicarakanmy tanpa henti," balas Shilo.

"Apa yang Hera bicarakan?" tanya Demure penasaran.

"Ja-jangan kau beri tahu mereka," potong Kharysor salah tingkah.

"Beri tahu saja," sahut Mats terkekeh.

"Hera bilang kalo dia sangat tampan, berani, gagah dan kuat."

Wajah Kharysor langsung merah padam. Sebenarnya ia sangat senang mendengar Hera berbicara seperti itu tentangnya. Tetapi, ia akan malu jika di beritahu kepada teman-temannya.

"OWWWW..."

Teriak mereka semua semakin menjadi-jadi, bahkan kali ini Noah ikut berteriak dan Alaska lah yang paling heboh. Ia sampai berdiri-diri sanking senangnya.

"Diamlah!"

"Kau bisa malu rupanya," ejek Noah membuat semuanya tertawa.

"Cukup! Lebih baik kalian memperkenalkan diri kalian kepada Shilo," sela Kharysor sebelum ia bertambah salah tingkah.

"Baiklah, aku Demure."

"Namanya seperti gadis," celetuk Owen.

"Enak saja."

"Aku Owen."

"Aku Mats."

"Aku Alaska."

"Aku No-"

"Dan dia Noah," kata Alaska menyela Noah.

"Ihh."

"Dimana tempat tinggalmu?"

"Jangan bodoh Mats," sahut Owen.

"Aku tinggal di wilayah Rivera?"

"Bukankah itu perbatasan antara kerajaan kita dengan Kerajaan Irina?" tanya Noah.

"Iya."

"Orangtuaku yang menjadikan kami sebuah tumbal kepada penyihir."

"Tumbal?" tanya Demure.

"Dulu ibuku menginginkan seorang anak, sehingga ia meminta sang penyihir agar ia mengandung seorang bayi."

"Sang penyihir mengabulkan permintaannya dengan syarat ibuku harus memberikan apapun yang dia mau. Aku dan Scylia akhirnya lahir dan ibuku memutuskan untuk tinggal di perbatasan. Kebahagian itu hancur pada saat ibu mengetahui bahwa kami berdua memiliki kelainan, ibu bilang kami adalah anak penyihir karena tidak dapat terlahir dengan sempurna," cerita Shilo dengan wajah yang murung.

Semuanya terkejut mendengar cerita Shilo.

"Itu kejam sekali," kata Noah seakan ia ikut merasakan.

"Malam harinya penyihir datang, kami berdua yang masih berumur sekitar...sebelas tahun mungkin dikurung oleh ibu di kamar. Penyihir meminta jiwa ibu untuk selama-lamanya tetapi ibu tidak mau memberikannya, awalnya penyihir marah. Namun, ibuku malah memberikan aku dan Scylia pada penyihir itu sebagai tumbal."

"Ibumu benar-benar gila," kata Kharysor marah-marah sendiri.

"Dimana ibumu sekarang?" tanya Demure.

"Ia sudah meninggal."

"Karena?" tanya Owen penasaran.

"Scylia, dia yang membunuh ibu tanpa dikendalikan oleh penyihir."

"APA?"

"Waktu itu Scylia tiba-tiba mengajakku ke rumah kami dan aku terkejut melihat ibuku yang sudah tidak bernyawa dengan rumah yang bersimbah darah," jelas Shilo dengan serius.

"Itu mengerikan," balas Alaska.

Like it ? Add to library!

Creation is hard, cheer me up!

Your gift is the motivation for my creation. Give me more motivation!

CeJLnoycreators' thoughts