webnovel

Mature Female Knight

Buku dongeng? Itu adalah sebuah buku yang selalu dibaca Sophia, ia tergila-gila akan dongeng. Ksatria Wanita Menyedihkan, adalah dongeng yang paling disukai oleh Sophia walaupun memiliki akhir yang menyedihkan. Sophia selalu berkhayal untuk menjadi tokoh utamanya dan hal itupun menjadi kenyataan.

CeJLnoy · ファンタジー
レビュー数が足りません
18 Chs

Hera Menghilang

Komandan Haides memutuskan untuk meminta pendapat yang lain juga, ia setuju dengan pendapat Hera.

"Jadi bagaimana menurut kalian?"

"Aku rasa Hera keliru," kata Leucos tanpa basa-basi lagi.

Noah melototinya kesal.

"Aku juga melihatnya," sahut Kharysor acuh tak acuh.

"Kalau begitu kalian berdua keliru," balasnya tak mau kalah.

"Aku juga melihatnya."

Leucos langsung diam saat Komandan Haides angkat bicara.

"Seperti kataku kemarin, aku rasa pulau itu dapat berpindah tempat kemana pun pulau itu mau," jelas Hera.

Semuanya memandang Hera tak percaya.

"Benarkah begitu?" tanya Alaska.

Mereka semua mengingat kata-kata Hera waktu itu.

"Jelaskan kepada mereka secara detail Hera, hanya kau yang tahu akan dongeng ini. Bahkan apa yang akan terjadi ke depannya," kata Komandan Haides.

Komandan Haides dan Kharysor telah meletakkan kepercayaannya kepada Hera mengenai dunia dongeng ini. Hera menghela nafas pelan.

"Kalian pasti bertanya-tanya mengapa aku berbeda dari sebelumnya kan?"

Hampir semuanya mengangguk kecuali Leucos yang menatap Hera tajam.

"Aku tidak tahu ini dunia nyata atau dongeng, alasan aku dapat mengetahui Pulau Carehayes adalah karena aku melihatnya di dongengku."

Semuanya saling menatap satu sama lain.

"Intinya saja, terdapat sebuah dunia nyata yang membuat sebuah dongeng dan...ini adalah dongeng yang sedang diceritakan."

"Dongeng? Yang benar saja," sambar Leucos.

Komandan Haides memberinya kode untuk tenang.

"Aku tidak berharap kalian percaya akan ini tapi, itulah kebenarannya. Aku membaca dongengnya, pulau itu dapat berpindah tempat."

Hera menghela nafas berat.

"Kau tahu tempatnya? Kau bilang kau sudah membaca dongengnya."

"Aku tidak tahu, tetapi ada seseorang yang tahu."

"Apa itu?" desak Leucos.

"DYs," kata Hera dengan nada yang muram.

"Itu mustahil."

Komandan Haides pun ikut terlonjak kaget mendengar pernyataan Hera.

"Kau serius?"

Hera mengangguk pada Kharysor.

Melihat sekitarnya yang memandangnya bertanya-tanya membuat Hera menjadi takut lagi. Ia mundur beberapa langkah ke belakang.

"Kau pasti bisa."

Kharysor yang menyadari itu pun menggenggap tangan Hera. Hera mengangguk padanya.

"Aku tidak percaya."

Komandan Haides menghela nafas pelan.

"Yang la-"

"Kita sudahi saja komandan, aku rasa mereka tidak akan percaya."

Hera menyela Komandan Haides, ia tidak ingin mendengarnya lebih lanjut.

"Aku percaya," kata Noah membuat pusat perhatian.

Hera memandangnya tak percaya.

"Apa?" guman Leucos pada Noah.

"Aku juga percaya," sahut Owen.

"Aku juga."

"Aku percaya."

Demure menatap Komandan Haides dan Hera percaya diri.

"Kami percaya. Hera yang sekarang dan Hera yang dulu adalah orang yang berbeda bagi kami, mungkin alasannya tidak jelas mengapa kami percaya. Tetapi itu pilihan kami, kami memilih untuk percaya padamu," jelas Demure.

Sejujurnya Hera tertegun melihat kata-kata Demure. Ia menghampirinya dan memeluk Demure. Semuanya menatap mereka berdua terkejut, terutama Kharysor.

"Terima kasih."

Demure mengangguk dan tersenyum.

"Sudah diputuskan. Perketat keamanan karena cepat atau lambat kita akan bertemu DYs," ucap Komandan Haides.

Hera kembali ketempatnya.

"Kalian boleh pergi."

"Kami permisi komandan," kata mereka semua serempak.

Kharysor dan Hera juga meninggalkan camp Komandan Haides.

"Kharysor kau ma-"

Kharysor meninggalkannya.

"Baiklah," kata Hera pada dirinya sendiri.

Ia juga kembali ke campnya.

"Itu pengakuan yang keren Demure," goda Mats.

Demure tidak menghiraukannya.

"Kau beruntung," kata Alaska terkekeh.

"Beruntung apanya?" Demure mengerutkan keningnya.

Alaska memperagakan Hera yang memeluk Demure dan Noah sebagai Demure pun dipeluk oleh Alaska.

"Apaan sih?" Noah menyingkirkan tangan Alaska yang memeluknya.

Semuanya tertawa melihat reaksi Noah.

Jika Noah dan Alaska dijadikan satu, maka mereka akan menjadi kakak dan adik yang baik. Alaska yang ingin manja kepada Noah dan Noah yang dingin pada alaska.

"Kalian cocok," kata Noah santai.

"Cocok apanya," tanya Demure acuh tak acuh.

"Ituloh," Mats memberinya kode.

"DIAMLAH KALIAN SEMUA! Anggap saja Hera tidak pernah melakukan itu padamu Demure," Kharysor meneriaki mereka murka.

Sudah dari awal Kharysor mendengar percakapan teman-temannya mengenai Hera, Ia sebagai pacarnya pun tak tahan mendengarkannya. Kharysor meninggalkan campnya.

Semuanya saling memandang.

"Kau sih Mats."

"Enak saja."

"Aku tidak melakukan apa-apa lho," kata Demure.

"Noah yang bilang bahwa mereka berdua cocok kan," kata Alaska.

"Ih kok aku, kamu lah."

Mereka saling menyalahkan. Hanya Leucos yang dari tadi diam dan tidak menanggapi mereka sama sekali.

Malam hari pun tiba. Kharysor dan Leucos sedang mengerjakan hukumannya yaitu; berpatroli malam penuh. Hera sedang membawakan sebuah makanan ke tempat Kharysor berpatroli.

"Kau lapar?"

Hera menyuapi sebuah roti ke mulut Kharysor.

"Aku tidak lapar," dingin Kharysor.

"Kau tidak apa-apa?"

Hera merasa bahwa Kharysor marah padanya.

"Kharysor," panggil Hera pelan.

"Kembalilah ke camp mu! Aku sedang berpatroli sekarang."

Perkataan Kharysor membuatnya terkejut, ia merasa Kharysor menyuruhnya pergi

"Kau marah padaku?"

"Tidak."

"Lalu?"

Kharysor terdiam.

"Kau mendiamiku tau," ucap Hera berusaha meraih tangan Kharysor.

Kharysor mengangkat tangannya sehingga Hera tidak dapat menggapainya.

"Baiklah aku akan pergi."

Hera memberikan Kharysor ruang untuk sendiri.

Kharysor yang merasa bersalah mendiami Hera pun angkat bicara.

"Hera," panggilnya.

"Kharysor to-" jerit Hera.

"Aku cemburu melihatmu memeluk Demure, aku tidak suka kau di sentuh orang lain. Aku minta maaf jika aku men-"

Kharysor terkejut pada saat ia menengok kebelakang dan tidak ada Hera.

"Hera," panggil Kharysor.

Ia yakin jika Hera sempat memanggil namanya tadi.

Kharysor menuju ke area camp, ia berniat menuju ke camp Hera. Namun, ia tak sengaja bertemu dengan komandan.

"Kharysor? Bukankah kau seharusnya berpatroli?" tegur Komandan Haides.

"Komandan melihat Hera?" Kharysor balas bertanya.

"Aku ingin memeriksanya sekarang."

Kharysor langsung berjalan masuk ke dalam camp Hera.

"Kharysor. Ada apa?"

"Dimana Hera?"

Komandan Haides ikut bertanya saat melihat camp milik putrinya kosong.

"Kharysor. Jawab aku! Dimana Hera?" Komandan Haides memegang pundak Kharysor.

"Tadi Hera menghampiriku saat aku sedang berpatroli. Aku membelakanginya pada saat sedang berpatroli dan pada saat akucsedang berbicara padanya tiba-tiba ia tidak ada di belakangku," jelas Kharysor cepat.

Komandan Haides menjadi panik mendengarnya.

"Kau cari di campmu! Aku akan mencarinya di sekitar sini," dengan cepat Komandan Haides memerintahkan Kharysor.

Kharysor memasuki asramanya, ia membuat teman-temannya terkejut melihatnya.

"Ada apa Kharysor?" tanya Demure duduk dari tempat tidurnya.

"Kalian melihat Hera?"

"Apa? Kami hanya melihatnya tadi siang."

Kharysor semakin panik mendapati Hera tidak ada dimana-mana.

"Hei! Ada apa Kharysor?" tanya Owen menenangkan.

"Hera menghilang."

"APA?" mereka semua berteriak.

"Ba-bagaimana bisa?" desak Mats.

"Ceritanya panjang. Lebih baik kalian bantu aku dan komandan menemukannya," perintah Kharysor.

Mereka semua mengangguk serempak.

"Hera ada di campmu?"

"Tidak ada."

"Dimana kamu nak?" guman Komandan Haides.

Hera membuka matanya perlahan dan mendapati dirinya tertidur di sebuah kasur dengan tangan yang di borgol ke belakang.