webnovel

Master of Faker Reborn

Petualangan baru dari Emiya Shirou dan teman-temannya di dunia baru setelah kemusnahan dari dunianya oleh karena ulah dari Gaia dan Alaya sendiri.Sekarang bagaimana kehidupannya di dunia yang baru? Sekuel dari Master of Evil Eyes in DxD World

Raylight25 · アニメ·コミックス
レビュー数が足りません
406 Chs

Chapter 252 - Ostia Festival 8

"Yaaay! Festival!" Teriak Makie yang baru saja memasuki Ostia bersama dengan Yuuna.

"Yup, ayo kita cepat cari makanan dan penginapan!" Kata Yuuna sambil memperlihatkan giginya yang putih. "Aku sudah merasa lapar dan kita juga membutuhkan tempat untuk menginap!"

"Karena aku masih memiliki pekerjaan lain, jadi aku cuma bisa mengantar kalian berdua sampai di tempat ini," Kata Joni si pedagang yang memiliki hubungan yang cukup dekat dengan Yuuna dan Makie. "Kalau kalian membutuhkan pertolongan kalian berdua tahu dimana aku berada, jadi jangan ragu untuk meminta bantuanku, ya."

"Oke, terimakasih karena sudah mengantar kami berdua ke Ostia, Joni," Kata Makie sambil melambaikan tangannya ke arah Joni.

***

Beberapa saat kemudian, ketika Makie dan Yuuna sudah selesai membeli makanan.

"Sosis panggang ini sangat lezat," Kata Makie sambil memegangi pipinya. "Di Festival seperti ini, makanan enak memang sangat melimpah."

"Bakpao Nagi ini juga lezat, setara dengan bakpao buatan Chao dan Satsuki!" Kata Yuuna yang sudah memakan lebih dari sepuluh bakpao.

"Yah, karena kita sudah selesai mendapatkan makanan, bagaimana kalau kita mencari penginapan," Kata Makie. "Karena aku sudah capek harus membawa tas ini terus menerus."

"Ide yang bagus," Kata Yuuna. "Setelah mendapatkan penginapan, baru kita mulai berkeliling kota untuk melihat-lihat keadaan di Ostia. Kota yang melayang di udara seperti Ostia pasti menyenangkan untuk dijelajahi."

"Mengelilingi Ostia ini boleh saja," Kata Makie. "Tapi kau tidak boleh lupa tujuan utama kita untuk mencari Ako, Akira, dan Natsumi juga teman-teman kita yang lain yang mungkin sudah tiba di kota ini."

"Iya, iya kau nggak perlu kuatir Makie aku nggak lupa tujuan utama kita pergi ke Ostia, kok," Kata Yuuna.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pasukan pengamanan Ariadne, di atas salah satu kapal induk yang sedang terbang ke arah Ostia.

[KAPAL INDUK INI AKAN SEGERA TIBA DI OSTIA DALAM WAKTU DUA PULUH MENIT, PARA ANGGOTA WAR MAIDEN BRIGADE HARAP SEGERA BERKUMPUL DI DEK ATAS!]

"Hei Emily Sevensheep dimana para kadet yang berasal dari kelasmu!? Kenapa mereka tidak pergi ke dek atas seperti yang diperintahkan!"

"Ah, maafkan aku Senpai, aku akan segera memanggil mereka," Kata Emily yang merasa malu kepada seniornya, karena teman sekelasnya tidak ikut pergi ke dek atas.

Emily berlari ke dek tempat Collete dan Yue berada. Dan di saat ia tiba di dek itu, ia melihat kalau Yue dan Collet sedang kesulitan memakai pakaian tempur mereka.

"Ah, ketua kelas, bisa tolong kami tidak," Kata Collete. "Aku dan Yue tidak bisa memakai pakaian tempur War Maiden ini dengan baik, karena pakaian ini terlalu besar untuk tubuh kami."

Emily menepuk wajahnya, kebodohan Yue dan Collete membuatnya kesal dan muak.

"Dasar bodoh! Di bagian punggung pakaian tempur itu ada tombol yang bisa dipakai untuk menyesuaikan ukuran!" Teriak Emily. "Tombol untuk menyesuaikan ukuran itu sudah diberitahukan di saat briefing beberapa hari yang lalu! Apa kalian berdua tidak mengingatnya!?"

"Tidak sama sekali," Kata Collete sambil mengusap-usap bagian belakang kepalanya.

"Aku juga tidak," Kata Yue. "Karena perhatianku teralihkan ke hal lain."

"Sigh, sudahlah," Kata Emily sambil menghela nafas panjang. "Cepat sesuaikan pakaian kalian berdua dan bergabung denganku ke dek atas, karena para Senpai kita sudah menunggu di dek atas."

Emily berjalan keluar dari dek tempat Yue dan Collete berada dengan langkah yang berat. Ia benar-benar merasa terbebani dengan Yue dan Collete yang bertindak tidak profesional sebagai anggota War Maiden Brigade.

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Pada sebuah lapangan rumput yang luas di pinggiran Ostia, Rakan dan Clone Nagi duduk di rumput sambil melihat ke arah langit sambil mengingat masa lalu mereka. Dua puluh tahun yang lalu, dimana perang besar yang diakibatkan oleh Cosmo Elentechia berlangsung. Sebuah perang yang menyebabkan ribuan korban, karena Cosmo Elentechia menginginkan seorang gadis dengan kekuatan yang bisa memusnahkan sihir dari dunia ini.

"Tempat ini mengingatkanku pada banyak hal," Kata Clone Nagi sambil tersenyum. "Kenangan yang baik dan juga yang buruk, walaupun kenangan baik di tempat ini lebih banyak dari kenangan buruknya tentu saja."

"Lapangan rumput ini adalah tempat favoritnya Arika bukan?" Kata Rakan sambil tersenyum tipis. "Tempat yang selalu membuat wajahnya yang dingin dan hampir tanpa emosi itu menjadi tersenyum. Tempat dimana ia bisa merasakan kebebasan, lepas dari jabatannya sebagai seorang tuan putri."

"Sayang saat ini keberadaan Arika tidak diketahui," Kata Clone Nagi dengan wajah yang sedih. "Aku hanya mendapatkan informasi dari Konoemon-Sama, kalau Arika dibawa oleh rakyat Ostia yang masih setia kepada Arika ke tempat lain tepat setelah ia melahirkan Negi."

"Ada kemungkinan mereka membawa Arika ke dekat Ostia ini," Kata Rakan. "Karena hanya di Ostia, kekuatan sihir milik Arika akan mencapai puncak."

"Sayangnya Ostia sudah bukan milik Arika, karena manajemennya diambil alih oleh pihak Megalomesembria," Kata Clone Nagi dengan wajah yang penuh kemarahan. "Para kakek-kakek yang haus kekuasaan itu membuatku muak! Aku ingin sekali membunuh mereka semua, atas apa yang mereka lakukan kepada istriku."

"Ooh kalau soal itu kau nggak perlu melakukan pembalasan dendam lagi," Kata Rakan sambil tersenyum. "Karena aku dan Al sudah membayar Kiritsugu untuk membunuh para pemimpin Megalomesembria yang sembilan belas tahun lalu menjebak Arika, dan Kiritsugu membunuh mereka dengan cara yang paling menyakitkan yang ia miliki."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Kiritsugu sudah membunuh para kakek tua itu rupanya," Kata Clone Nagi yang merasa lega, karena ia tidak usah membunuh orang-orang yang sudah menyebabkan istrinya kehilangan tahta. "Baguslah kalau begitu, aku merasa jijik membayangkan aku harus menumpahkan darah dari orang-orang bejat seperti mereka yang ingin menguasai Mundus Magicus dan Mundus Vetus."

Ketika Clone Nagi dan Rakan asyik mengobrol, Shirou datang mendekati mereka berdua. Karena ada yang ingin Shirou tanyakan kepada ayahnya. Rakan dan Clone Nagi langsung berhenti mengobrol ketika mereka berdua merasakan kedatangan Shirou. Mereka tahu Shirou adalah seseorang yang sangat sopan dan tak akan menggangu obrolan yang sedang mereka lakukan kalau tidak ada sesuatu yang penting.

"Apa yang membuatmu sampai mendatangi kami berdua Shirou," Kata Clone Nagi. "Apa ada yang ingin kau tanyakan sampai-sampai kau mendatangi kami yang sedang asyik mengenang masa lalu?"

"Ya, aku ingin menanyakan sesuatu mengenai masa lalu Asuna," Jawab Shirou. "Aku sudah sedikit mengetahui tentang masa lalu Asuna, tapi yang ingin aku ketahui ialah bagaimana ia bisa sampai memiliki Magic Cancel, kekuatan yang bisa membawa malapetaka."

"Di bawah lautan awan ini, ada reruntuhan yang terbentang luas," Kata Rakan dengan wajah yang terlihat sedih. "Dulu reruntuhan itu adalah sebuah kota kuno yang cantik, dengan ratusan pulau kecil yang melayang di udara berkat kekuatan sihir alami. Dan disebut sebagai kota dengan peradaban paling maju di Mundus Magicus. Ostia, ibukota kerajaan Vespertatia yang bersejarah dan bertradisi, yang melayang di langit dengan ribuan menara yang megah. Dan juga kota yang mengawali semua kebudayaan yang ada di Mundus Magicus, kota pertama yang ada dimensi ini."

xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

"Pada garis keturunan keluarga kerajaan itu dari generasi ke generasi ada anak spesial yang lahir dengan sebuah kekuatan terkutuk dan misterius, kekuatan yang dianggap bisa menghancurkan dunia. Kekuatan yang dianggap mengakhiri era para dewa di dunia lama dan mengakhiri semua kekuatan sihir di dunia ini," Kata Clone Nagi melanjutkan penjelasan yang diberikan oleh Rakan. "The Imperial Princess Of Twilight pemilik kekuatan Magic Cancel, pada perang besar dua puluh tahun yang lalu, pulau-pulau yang luar biasa indah itu berjatuhan. Berkat bencana sihir raksasa dengan radius lima puluh kilometer. Yang disebut sebagai 'fenomena pelenyapan energi sihir berskala luas' menyebabkan kerajaan Vespertatia hancur dan menyisakan ratusan ribu pengungsi dan berbagai macam masalah."

Shirou sama sekali tidak mengetahui soal bencana semacam itu, karena bencana itu sama sekali tidak tercatat di Net Sihir. Tentu saja hal itu Shirou merasa cukup kaget mendengar hal itu.

"Aku dan ayahmu di Ala Rubra berhasil menguak peranan orang-orang bodoh yang memulai perang karena keegoisan mereka, menyatukan orang-orang yang bertengkar dan memecah dunia jadi dua," Kata Rakan dengan wajah yang penuh dengan penyesalan. "Menghancurkan setiap kejahatan ke akarnya dan menghentikan kehancuran dunia, tapi kami sama sekali nggak sanggup melindungi sebuah negara dan seorang gadis kecil yang lemah. Pahlawan macam apa kami ini, kami para anggota Ala Rubra nggak pantas mendapatkan gelar pahlawan. Karena kami sudah gagal melakukan tugas kami."