Zack kembali mendengar kata-kata kasar bernada peringatan.
"Jika tidak, menyikirlah! Jangan menghalangi jalanku dan membuatku semakin terlambat!" ucap Aimee ketus.
Dan keputusan yang tepat jika Zack tidak terpancing emosi karena sikap Aimee.
Zack dengan sengaja menghalangi langkah Aimee.
"Aku ingin bertemu dengan bosmu!" ucap Zack sangat lantang dan tenang.
Ingin menunjukkan betapa dia tidak akan terpengaruh meski berhadapan kembali dengan mantan istrinya.
Aimee berbalik cepat. Menatap Zack heran dan tidak mengerti.
Wajah bodoh Aimee menggelitik Zack. Selalu bisa tertawa melihat wajah bodoh itu terlukis pas di wajah bulat Aimee.
Zack mengulang perkataannya.
"Aku ingin bertemu dengan bosmu! Membicarakan bisnis dan aku bukan sengaja ingin menemuimu."
Kesalahpahaman tentu harus dicegah. Tapi, benarkah Aimee tidak tahu apa tujuan Zack datang ke kantornya?
Posisinya adalah seorang sekretaris. Tapi Aimee sama sekali tidak tahu jadwal dan biodata singkat rekan bisnis Alfin? Bahkan hanya sekedar nama, Aimee tidak tahu?
Menatap dagu dan tidak menemukan ketidakcocokan. Serta menjatuhkan persepsi tinggi Zack tentang Aimee.
Mungkinkah Aimee bekerja sebagai sekretaris gadungan? Lalu dia tidak sepenuhnya membalas kepercayaan Alfin padanya?
Sehingga karena itu, Aimee dengan santai meminta Doren untuk menggantikannya?
Menggeleng tidak percaya. Zack menambahkan pernyataannya.
"Lalu, aku juga tidak senang bertemu denganmu. Dan aku harap proyekku ini tidak ada hubungan denganmu!"
Zack merasakan firasat buruk.
Sama seperti Aimee yang merasa dunianya runtuh.
Meski dia tahu Aimee pasti ikut terlibat dalam proyeknya. Zack tetap mengucapkannya, meski doa dan harapannya mustahil terwujud.
Zack membiarkan Aimee pergi dan menghampiri Lisa yang masih menunggunya.
"Ada apa, Tuan? Apa ada masalah?" tanya Lisa.
Cepat membaca perubahaan ekspresi Zack dan bisa mengira-ngira telah terjadi sesuatu. Zack menggeleng menanggapi sikap sensitif Lisa.
"Aku hanya kebetulan bertemu dengan pengganggu dan mendapat firasat buruk," Zack melihat ke sekeliling.
"Kau sudah selesai?" tanya Zack menanyakan keakuratan Lisa menyelesaikan segala prosedur untuk menjadi tamu dan kolega di perusahaan Theodore.
Lisa mengangguk dan menjawab.
"Ya. Kita diminta untuk langsung naik ke lantai atas dan akan dipandu."
Doren turun tidak lama setelah itu.
Menyambut dengan ceria tamu tampan dan berkharismanya. Doren ternyata mendapat tatapan dingin dari Lisa. Namun, hal itu sama sekali tidak ingin Doren tanggapi karena mereka tidak akan sering bertemu atau berinteraksi.
Karena tugas Doren pagi ini adalah untuk menyambut Zack. Karena Aimee pasti datang terlambat dan Doren tidak sempat berpapasan dengan Aimee.
Sehingga Doren belum tahu kalau Aimee sudah sampai kantor dan akan mendapat teguran keras dari Alfin. Karena secara mengejutkan pria yang malas pergi ke kantor itu, sudah sampai pagi-pagi sekali dan menggerutu dengan kesal ketika belum melihat sang sekretaris tercinta hadir.
Doren menjadi penunjuk jalan.
"Mari ikut saya. Dan naik lift yang ada di sebelah sana."
Mengantarkan satu paket pewakilan dari Empires Mad ke ruang meeting. Lalu mengabarkan kedatangannya pada Alfin.
Doren melihat Alfin menegur Aimee, sesuai dengan dugaannya.
"Permisi, Bos. Tuan Zack sudah datang untuk menemui Anda."
Berkerja di salah satu bagian personalia. Doren maju ke tengah-tengah mereka untuk membantu Aimee.
Selalu tampil cantik dan rapi dengan gaun formalnya yang anggun. Doren yang selalu lebih senang memotong pendek rambutnya dengan alasan praktis. Tidak pernah melewatkan kesempatan untuk membantu Aimee sebisanya, meski terlambat.
Aimee mengerjapkan mata beberapa kali karena merasa terus berhalusinasi.
Zack?
Mr. Mael adalah Zack?
Hoh!
Pertemuan inilah yang memicu banyak kenangan masa lalu hadir dalam pikiran Zack dan Aimee.
Datang bersama dengan penampilan yang sudah jauh lebih baik dan tertata.
Keramahan Aimee memperlakukan atasannya begitu santun mengundang kerutan dalam kening Zack.
Aimee bisa menunduk serendah itu? Dan dia bisa membawa tumpukkan dokumen sebanyak itu tanpa kesulitan membukakan pintu untuk Alfin?
Mengerling dan menunjukkan ekspresi kurang nyaman.
Suara Alfin menetralkan ekspresi Zack.
"Senang bisa bertemu denganmu, Mr. Mael." Sapa Alfin dengan ceria dan terbuka.
Zack bisa memprediksikan apa kira-kira yang akan terjadi dalam masa depan mereka.
Menyambut hangat jabat tangan Alfin dan bersikap sopan.
"Saya pun begitu, Tuan Alfin. Dan sama seperti orang lain, Anda bisa memanggil saya Zavier atau Zack. Saya jarang menggunakan nama 'Mael' dalam perkenalan. Hal itu terkesan asing, tapi benar adalah bagian dari nama saya."
Alfin menyanggupi.
"Bukan masalah dan baiklah, Tuan Zack! Selamat bergabung dan semoga kerja sama kita berjalan lancar."
Zack bisa melihat ekspresi tertekan Aimee.
Tidak fokus selama menjalani rapat dan terus memikirkan hal lain.
Zack membasahi bibirnya dengan beberapa pertimbangan.
Sebegitu tidak ingin Aimee bertemu dengan Zack?
Dengan alasan krusial, Zack juga tidak ingin mengumumkan hubungan mereka pada Alfin.
Bukan dalam posisi yang bisa memberikan penjelasan dengan baik.
Zack juga takut akan menciptakan kecanggungan baru antara dirinya dengan Aimee.
Keputusan baru Alfin menguncang pikiran Zack yang sudah lebih tenang.
Mengumumkan pada semua orang bahwa Aimee yang akan menggantikan posisinya mengurus proyek. Tapi dia akan tetap selalu mengawasi kapanpun dan dimanapun.
Zack menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi.
Tidak bisa mengerti jalan pikiran Alfin dan merasa Alfin menganggap remeh proyek berharga milyaran dollar.
"Dia sudah bekerja padaku selama 4 tahun. Dan selama itu juga, dia sudah mengenalku dan perusahaan ini sangat baik. Aku percaya padanya!"
Menaikkan satu alis dan menatap tanpa berkedip.
Apa Alfin berpikir kesuksesan sebuah proyek bisa terealisasi dengan mudah hanya atas dasar kepercayaan semata?
Omong kosong apa yang sedang sepupu Harry ini bicarakan?!
***