webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · 歴史
レビュー数が足りません
74 Chs

Empat Puluh Sembilan

Aku meminta bantuan Randy untuk melacak keberadaan Dave. Mungkin dari dia bisa ada titik celah kenapa Devan melakukan semua nya. Bukan pribadi Devan mengakui kesalahan yang bukan ia lakukan. Apalagi ini kesalahan yang sangat besar. Tentu aku perlu penjelasan yang masuk akal. Dan ini sangat mencurigakan Devan seperti nya bertindak ilegal tanpa sepengetahuan ku.

Randy juga membantu ku untuk memberikan kemampuan nya dalam mengakhiri semua yang aku alami ini. Dari informasi Dave juga untuk pertunjukan H-1.

1 hari sebelum acara pernikahan besok. Aku menuju apartement tempat Dave tinggal.

Dan disini sekarang aku berdiri didepan pintu pria itu.

Aku ditemani Susan dan Nita. Ia ada di sisi pintu.

Pintu disana terbuka. Tampak Dave dengan keadaan Topless. Alias telanjang setengah dada. Matanya masih merem " Siapa sih pagi pagi" Umpat nya seperti masih pengaruh ngantuk.

Pintu itu aku dorong dan masuk tanpa permisi. Baru pria ini benar benar membuka mata dan melihat ku kaget disana.

" Alena.. Loe ngap-

Suaranya terputus saat melihat 2 cewek lain masuk tanpa permisi.

" Ka kalian. Apa yang kalian lakukan...

" Dave... Siapa" Terdengar suara cewek dari dalam kamar.

Mata Dave melebar kaget sampai handuk yang ia pakai di pinggang melorot lorot.

Aku segera menuju kamar itu dan menyalakan lampu.

Disana tampak seorang gadis muda masih berselimut dada, wajah nya seperti bangun tidur tapi langsung segar saat melihat ku disana,  jelas ia kaget kedatangan wanita lain pagi pagi begini seperti memergoki nya selingkuh saja.

Aku langsung mengambil ponsel dan merekam kearah wanita itu juga keadaan kamar disana yang berantakan. Di lantai tampak berserakan underware, Bra dan baju baju habis perseteruan panas mereka tadi malam.

" Hey... Apa yang loe lakuin.." Teriak Dave disana, dan wajah nya tak luput aku rekam juga.  Serasa cukup ponsel langsung aku amankan dari jangkauan pria besar ini.

" Dave...

Gadis ini melilit tubuh nya dengan selimut berlari susah payah kearan Dave.

" Dia siapa Dave?" Tanya nya penuh selidik kearah ku. Tatapan kekagetan juga menerka nerka apa aku ini koleksi Dave yang lain. Aku sudah mengantongi informasi Dave dari Randy tentunya. Dan yang kuingat ia punya pacar yang wajah nya beda dengan gadis berambut panjang ini. Pacar Dave ada di Amerika dan tentu saja bule bukan gadis lokal ini.

" Dia! Teman ku! Jangan salah paham sayang" Kata Dave gugup mendadak gagap, mencoba menenangkan gadis nya yang tampak tak mempercayai nya.

" Aku tunangan nya! Sahut ku membuat mata gadis ini kaget dan mata Dave juga nyaris keluar.

Lalu gadis ini menghadap Dave dengan murka. Sontak pacar Dave ini langsung mehujani nya dengan pertanyaan. Ini kesempatan ku untuk mengobram abrik kamar ini, karena kurasa kedua sahabat ku sedang mencari informasi di luar,  ku edarkan pandang ke sekeliling lalu menuju laci nakas. Menarik laci itu dan menumpah isi nya ke kasur.

Dave menjerit kaget.

" Alena apa yang loe lakukan.."

Aku mengabaikan nya. Mencoba mencari cari informasi disana.

Dave ingin menghentikan ku tapi dadanya di tarik pacar nya. Mereka kembali berdebat mirip radio rusak di telinga ku.

Yang kutemukan tak begitu penting. Aku kembali menuju lemari baju.  Hingga kulihat hal tak lazim bagi pria bujangan disana. Disudut dalam lemari kulihat ada sebungkus popok bayi dengam keterngan NB alias NewBorn.

Ku ambil popok itu dengan berat. Kenapa rasanya firasat ku mengarah yang kuharapkan.

Mungkin kah...

Popok itu aku keluarkan dan ku perlihatkan kepada empunya. Dave hanya bisa melebarkan mata. Ia ku buat seolah aku sudah mengetahui yang ia sembunyikan. Padahal masih belum akurat tapi dari reaksi Dave ia memang mengetahui dimana pemakai popok itu. Sampai sampai saat pacarnya memukul pipi nya pria ini tak bergeming.

Aku kembali menemukan sarung tangan bayi. sangat kecil dan ada di bawah tempat tidur. Juga sebuah topi terbuat dari rajut lembut. Ukuran nya sangat kecil.

Hati ku bergetar hebat memegang benda benda itu.

" Loe baj*ngan Dave" Umpat gadis itu sambil menangia lalu memunguti pakaian nya di lantai. Dengan marah ia keluar dari sana.

Dave tampak linglung. Ia segera mengejar pacar nya tersebut.

Aku duduk di atas kasur Dave. Pandangan ku terasa kosong.

Lalu daru pintu muncul Susan dna Nita membawa 1 tas dengan karakter bayi beruang.  Ia sudah membuka resleting nya. Bisa ku lihat isinya adalah pakaian bayi yang semua ukuran nya kecil. Bayi baru lahir.

" Ini.. Apakah benar.. Bayi ku masih hidup..." Tangis ku pecah, aku tak terlalu berharap kalau akan mendapatkan bonus kebahagian ini. Tapi ini sungguh membuat ku tak bisa menahan kebahahian tiada tara walau Dave masih belum memberikan kejelasan tapi aku merasa yakin itu adalah milik bayi ku.

" Alena..." Terik Dave muncul beberapa menit kemudian. Ia tampak sangat marah wajah nya merah padam dengan rahang mengeras. Bahkan bekas tamparan kekasih nya tercetak jelas di pipi kirinya.

" Tinggalkan kami berdua Sus" Pinta ku pada Susan. Kuhapua air mata ku.

Disana Susan dan Nita meninggalkan aku dan Dave berdua dikamar itu.

" Jadi! Ini alasan Devan mengakui kesalahan yang bukan kesalahan nya! Dia membawa kabur bayi ku?" Kata ku menatap tajam pada Dave. Yang tadinya ia ingin memaki ku berubah terbalik aku yang ingin menerkamnya saat ini.

Dave tak menjawab tapi sorot matanya seolah mengatakan yang aku sampaikan benar adanya.

Aku menjerit histeris. Merasa dipermainkan oleh pria itu walau dari sisi lain rasa bahagia tak terbentung. Bagaimana tidak bayi yang aku kira sudah tiada ternyata masih hidup.

Dave menangkap tangan ku saat aku terjatuh dilantai mengharu biru.

" Tenang len.. Gue ga nyangka loe bisa mengetahui secepat ini! "

Ku terjang pria ini memukul dada nya dengan brutal. " Kamu jahat Dave.. Jahaaaat! Kenapa menyembunyikan kebenaran nya. Kenapa membiarkan aku merasa kehilangan anak ku.. Kamu jahaaaaat!"

Lolong ku terus memukuli nya tanpa ampun.

Dave berusaha menenangkan ku. Tapi aku tak henti henti nya memukuli nya.

" Tenang Alena.. Tenang dulu. Aku bisa menjelaskan nya padamu!"

Aku sesegukan. Airmata-ingus menjadi satu. Kutatap pria ini dengan lirih. Bahkan aku bisa melihat pantulan ku dimatanya yang tampak berantakan.

" Jelaskan Dave! Jelaskan semua nya tanpa ada yang disembunyikan lagi. Atau rekaman tadi sampai di ponsel pacar mu yang di Amerika! " Ancam ku membuat nya terancam.

" Oke oke. Akan gue ceritakan! " Katanya lalu menarik nafas panjang.

Aku merasa lebih tenangan sedikit dan tak sabaran menunggu penjelasan nya.

" Dari mana ya.. Aah dari kita ketemu di Rumah Sakit waktu itu! Aku ada ketemu Devan esok nya dan  bilang kalau kamu sedang hamil besar. Aku sih bingung aja kalian cerai baru 5 bulan tapi ngeliat perut loe yang gede gitu bukan ukuran orang hamil 4/5 bulan. Oke kalau aku pikir itu anak Jordan. Dan artinya loe selingkuh kan. Ya sudah begitu aja gue pikir itu privasi elo! Lagian loe bilang juga udah nikah gue ga mikir apa apa lagi. Terus  tiba tiba aja flat gue di ketuk tengah malam.

Gue kaget ada Rudy muncul dengan bawa bayi dalam gendongan lengkap dengan tim medis di belakang. Dia bilang itu bayi elo! Dia juga minta gue rawat bayi itu! Bisa kebayang kan gimana bujangan seperti ini di titipin bayi yang baru lahir" Dave memekik lalu meringis. Ia kembali menarik nafas panjang melanjutkan ceritanya.

" Bayi kamu kecil banged. Dan masih perlu perawatan. Ini flat berubah jadi kamar bayi, lengkao inkubator dan peralatan lain nya. Lengkap dengan banyak ASI perahan eh Si Rudy main pergi aja. Dia bilang kalau Devan mengalami kecelakaan dan ada luka bakar hebat di punggung juga sekujur lengan nya. Rudy juga bilang kalau bayi itu ia tebus dari Panti Asuhan yang mengadopsi nya"

" Apa- panti asuhan??" Potong ku kaget! Bahkan seniat itu kah Jordan ingin memisahkan aku dengan anak ku.

" Ya! Gue heran kenapa kalian buang anak kalian! Tapi seminggu kemudian  gue dapat kabar kalau elo mikir anak loe sudah tiada dan juga malah menyerbu kerumah Mami. Loe nyalahin Devan dan menuduh dia yang membunuh anak loe. Itu gila banged. Gue bingung apa yang sebenarnya terjadi. Tentu saja gue cari tau. Ternyata Jordan memanipulasi kematian anak loe! Setelah loe melahirkan dia memberikan bayi orang lain yang sudah meninggal! Untuk meyakinkan kekeluarga loe kalau anak loe benaran meninggal, sebenarnya anak loe di berikan ke orang nya untuk mengurus bayi kamu di berikan ke panti asuhan"

Aku mengurut dada. Badan ku rasanya lemas mendengar semua rentetan cerita dari Dave. Apalagi dari umur kehamilan bayi ku belum cukup umur. Tentu saja masih rentan. Jordan sangat tak ada sisi manusia nya sama sekali.

" Fakta kalau Jordan sekeji itu tentu saja ada alasan nya dan Rudy bilang Devan sudah cek DNa simerah, itu anak kalian.. Hoooh... Loe beneran parah tau ga Len.. Kenapa loe ga bilang kalau loe hamil anak Devan? Apa loe sengaja nutupin agar tetap bercerai dengan nya? " Kali ini aku mendapat serangan mata dari Dave.

" Aku tau setelah cerai Dave! Dan Jo tetap menerima ku!" Jawab ku apa adanya.

" Terus kamu tau akibatnya sekarang kan! Dia bahkan membuang bayi mu! Ckck!! Dia itu terbuat dari manusia atau apa sih. Kalau saja ga di ambil Devan. Anak loe masih di panti atau jangan jangan hanya orang Jo yang kasian pada bayi lo lalu di berikan  ke Panti Asuhan dan sebenarnya mungkin Jo memerintahkan bawahan nya untuk membuang bayi lo ke tong sampah??

Mendengar itu aku bergidik ngeri. Bayi ku di tong sampah.

Aku kembali menunduk dan menangis  " Yaa ini salah aku! Aku yang salah mempercayainya " Kataku merasa ini memang kebodohan ku terpadaya Jo dan mengakibatkan bayi ku nyaris terlantar.

" Jadi dimana anak ku sekarang Dave?" Tanya ku kembali merasa semangat. Aku sangat ingin melihat anak ku saat ini juga.

" Dia ga ada di sini lagi Len"

Aku menghadap pada Dave dan mengguncang bahu nya. " Apa maksud kamu?? Dimana anak ku??

" Aku ga tau Alena yang aku tau Devan mengatakan kalau sesuatu terjadi padanya dan itu melibatkan mu! Itu artinya kalian sudah tak ada kaitan nya. Kamu mendapatkan kebebasan mu dengan Jo dan dia akan membawa anak kalian sejauh mungkin dari kehidupan mu dan Jo mendatang"

Cengkraman ku terlepas ku lihat ke sorot Dave yang tampak bicara apa adanya.

Bibirku mengendik " Jadi karena itu dia mencoba membunuh sendiri dirinya dengan tangan ku! Agar dia bisa membawa anak ku sejauh mungkin"

Rapalan kata kata Devan waktu itu berputar putar di kepala ku.  Ia mutuskan ikatan ku dengan anak ku sendiri.

" Gue rasa Devan ga mau juga anak dia menghambat kebahagian loe dengan Jordan Len. Jadi dia memilih melakukan semua nya. Dan loe dapat bayaran untuk bersama pria yang loe cintai kan!"

Aku menertawakan kalimat Dave. " Bahkan aku mulai mencintai Jo karena dia mau menerima aku dan bayi ku! Apakah dia pantas dicintai lagi karena perbuatan nya kali ini?"

" Jadi loe bagaimana, besok loe menikah kan!"

" Karena itu aku kesini! Dan Dave.. Bisa kah aku lihat wajah bayi ku? " Mataku kembli menetes.

Dave berdiri dan mencari cari ponsel di tumpukan bantal disana. Aku mengekorinya dengan tak sabar.

" Simerah! Gue panggil dia merah, kulit nya merah banget Len. Dia cantik sekali rambut nya tebal sekali hitam legam. Kayak nya sih kloninh elo banged. " Umbar Dave sbil tersenyum lebar, tampak sekali Dave menyukai simerah ku ini.

Mataku makin tak sabaran saat Dave ngeubak ubak galeri nya. Hingga ia memperlihatkan video bayi mungil dengan warna merah, mata masih terpejam dan benar kata dave rambutnya hitam sekali. Sesekali ia menguap, warna bibir nya merah muda sangat mungil.

Jantung ku berdebar kencang, perut ini pun juga serasa tergelitik.

Ini lho bayi yang aku kandung selama 8 bulan.

Ini yang hidup di perut ku selama itu

Ini bentuknya setelah lama aku tunggu

Dan ini malaikat kecil ku yang sempat menghilang dihidup ku dan ternyata masih hidup.

Sungguh tidak bisa diungkapkan dengan kata kata. Perasaan haru, sedih, bahagia, cinta semua nya bekecamuk hebat. Seperti gelungan ombak besar yang menerjang rasa kesedihan ku tersapu hebat.

" Apa dia sehat? " Tanya ku mengusap layar ponsel Dave tanpa berkedip masih terenyuh dengan sosok mungil disana.

" Kondisi nya bagus! Awal nya agak menurun karena pemindahan tempat dalam inkubator kan! Tapi dia sehat kok" Jawab Dave membuat ku sangat lega.

Aku mehapus air mataku, menarik nafas kembali. Ada banyam hal yang harus aku siap kan setelah ini.

" Dave aku perlu tentara bantuan mu bisa kan???"

*

*

*

Untuk membuat seseorang itu jatuh adalah membiarkan orang itu berada di puncak setinggi-tinggi nya dan kemudian dorong ia hingga jatuh ke bawah yang paling dasar.

**

Pov Jordan.

Plak...

Pipi ku terasa sangat panas, agak nyeri tapi tak seberapa.

Lalu wajah ku dilempar dengan beberapa kertas-kertas dokumen di meja kerja ku.

" Kamu gila.. Jo..." Teriak Mommy kembali murka dengan ku. Lalu dengan brutal nya beliau mehujani ku dengan pukulan lain. Sampai beberapa penjaga harus menenangkan nya. Suara teriakan Mommy dan juga air matanya membuat ku hanya bisa mengalihkan pandangan, aku tau ini sulit! Menyakiti seorang wanita yang kucintai seperti Ibuku bukan lah aku tapi aku tidak bisa juga membuat wanita yang aku cintai menghilang lagi dan lagi. Aku tau saat ini emosi Mommy tak terkendali. Beliau baru datang tadi malam dan langsung menemui ku di kantor untuk menumpahkan semua kemarahan nya. Entah bagaimana Mommy tau acara besok. Tapi ini tidak menghambat pernikahan ku besok dengan wanita pujaan ku. Aku pun berharap Mommy akan mengerti dengan waktu.

" Kamu pilih Mommy atau wanita itu??" Teriak Mommy dengan mata berkilat penuh kemarahan.

Aku mengambil nafas banyak banyak dan membuang nya melalui mulut, " Mommy tau! Selama koma 3 tahun aku berjuang dalam kegelapan! Yang membuat ku bertahan hidup adalah dia! " Masih sangat jelas bagaimana aku terkurung dalam sebuah kamar pribadi ku. Melihat sekujur tubuh ini kaku dengan jejak alat alat memenuhi tubuh ini. Aku tak bisa kemana mana, terasa hampa kesepian dan terperangkap disana, hanya kesedihan yang kulihat saat rekan terdekat datang menjenguk juga air mata mereka, terlebih tangisan Mommy. Aku rasanya semakin terpuruk. Hanya foto foto dimeja saja yang membuat ku bisa bertahan. Merasakan nafas nafas saat bersama wanita itu. Mengulang masa masa indah didalam foto itu. Memandangi gadis seperti bidadari yang memberikan senyuman nya untuk ku. Aku beruntung foto itu ada disana menemani kebosanan hari hari tanpa penjelasan. Disana aku merasa hidup dan mati saat melihat kondisi ku yang tak kunjung bangun.

Hingga suatu saat pintu disana terbuka. Tubuh ini rasanya seperti daun kering yang layu dan kembali hidup saat melihat wanita yang selalu aku pandang melalui foto masuk kesana dengan tatapan bingung. Rambut nya masih panjang dan dia selalu cantik Mata cokelat nya besar seperti biji buah salah yang mengkilat dan sangat indah dengan lengkungan bibir samar yang merona.

Aku mengikuti nya saat kaki wanita ini masuk dan melihat jejeran foto itu. Melihat kesedihan nya disana. Hati ini ikut terasa hancur. Tapi aku sangat bahagia melihat nya datang menemui ku disana. Dia wanita yang terakhir kulihat diatas kursi roda tanpa jiwa itu, yang baru aku sakiti dengan perkataan bodoh ku.

Wanita yang kucintai ini lalu melihat tubuh ku di atas sana dengan tatapan kesedihan. Bahkan aku ingin memeluk nya andai aku bisa. Aku membuka mulut dan berbicara tapi tak ada suara yang kudengar aku seolah bicara dengan angin.

Hingga aku rasakan tangan ku hangat, oleh sentuhan kulit wanita yang kucintai ini. Ia mengusap punggung tangan ku dengan hangat dan lembut. Aku bisa merasakan nya. Jiwa ku ikut merasa bergejolak.Ada dimensi yang aneh merambat masuk kedalam kulit ku! Dan kemudian Seluruh ruangan ini seolah menjadi terang. Aku sendiri seperti tersedot kedalam bilik yang berwarna putih. Mengikuti lorong yang luas dan didepan seperi ada lubang hitam besar yang menunggu ku, sama seperti saat mobil yang kutumpangi bersama Devi terbalik dan terhantam sesuatu yang berat dan besar. Aku seolah terlempar dalam lorong ini, lubang yang disana menghilang dan ini aku yakin lubang yang sama. Itu artinya aku bisa keluar dari kesendirian ini. Aku berlari dan terus lari masuk kedalam lubang itu dan menelan tubuh ku dengan hangat. Hingga terakhir yang kuingat mata ini bisa melihat wajah wanita yang kucintai dengan nyata. Didepan ku menatap ku dengan sorot yang seperti penuh dengan taburan galaksi disana.

Bibir ini tersenyum mengingat bagaimana masa sulit yang sngat lama itu lenyap setelah dia muncul di depan ku walau kemudian menghilang seperti angin. Dan ini Ingatan selalu kuingat, seperti saat ini. Rasa kerinduan yang dalam menyelimuti ku bahkan aku berharap ada wanita yang kucintai itu disini. Aku ingin memeluknya dia yang tak pernah tau bagaimana rasanya menemukan sebuah harapan aku ingin menceritakan nya sekarang aku ingin membaginya keajaiban yang dulu membuat ku bangun dari koma panjang.

Mataku berkabut terhalang kabut air mata.

Ku lihat kembali ke Mommy yang terlihat hanya menonton dan mendengarkan perasaan putera nya ini. Aku tak berharap banyak Mommy untuk mengerti tapi aku ingin Mommy juga bersama ku melihat ku bahagia.

" Mommy menentang kami sama saja membunuh ku kedua kali nya Mom. Itu artinya Mommy lebih suka aku seperti waktu itu terbujur kaku tanpa jiwa"

Bisa kurasakan bagaimana perubahan sorot Mommy yang dulu biasa mengusap punggung tangan ku sambil menangis sambil menceritakan masa masa kenakalan ku waktu kecil.

Mommy kembali ke hidup ku setelah 3 tahun terakhir. Setelah aku terbujur kaku di ranjang itu. Kami terpisah sangat lama dan mungkin itu yang membuat Mommy tak begitu mengenal jiwa ku saat ini. Tapi aku beruntung ada kebaikan saat musibah terjadi Mommy dan Papi rujuk saat mereka memutuskan merawat ku saat ku koma, walau aku kecewa Mommy malah ikut-ikutan menetang hubungan ku dengan Alena. Apa Mommy hanya ingin terlihat baik oleh Nenek. Hubungan mereka memang buruk dan Mom tampk ingin menjadi bagian dari Nenek setelah berkumpul dengan Papi lagi tapi ia malah membuat ku merasa kehilangan dirinya lagi.

" Jo... Mommy hanya..."

Mommy mencoba meraih ku. Sepertinya beliau mengerti bagaimana rasanya kehilangan sesuatu yang sangat berharga.

" Maafkan Mommy Jo.. Mom sangat egois dengan kamu! Mom tau sangat egois membuat mu terluka lagi... Mommy tak mendengarkan perkataan Papi Kamu. Dia memang yang terbaik karena sangat mengenal mu. Momny menyesal..

Bisa kurasakan bagaimana Mom menjadi Ibu yang saat aku berusia 5 tahun. Aku tau dia adalah bagian jiwa ku yang lain dan ikatan kami terhubung. Beberapa tahun kami tak bersama serasa hari ini mengembalikan Mom ku yang dulu. Aku tak butuh dukungan keluarga besar ku yang kuinginkan adalah Alena saja saat ini.

Wanita yang sudah sepuluh tahun mengisi daftar rencana masa depan ku. Dia kekasih masa Depan yang dulu selalu aku ingin miliki seutuhnya.

Walau bonus sekarang aku mendapatkan dukungan dari Mommy.

Bis kurasakan kehangatan Mommy menyerap masuk dalam tubuh ku. Seperti udara yang mengisi gelembung yang hanya tertahan di lantai. Sekarang semua sudah sepenuhnya kan. Tak ada lagi yang aku khawatir kan. Aku sudah mengurus semua yang menghalangi kami. Devan, Mommy, bayinya. Semua sudah seperti yang aku inginkan. Ini saat nya Aku akan bersama dengan wanita yang kucintai dalam hitungan jam dia akan menjadi milik ku.