webnovel

Marriage in lost Memories

Hidup ku seperti potongan puzzle Banyak nama yang aku hapus dalam memori ku, otak ku menolak mereka yang pernah menyakiti ku dan sekarang mereka muncul satu persatu. Salah satunya adalah Devan-suami ku! Suami dalam pernikahan berlatar bisnis ini. Dan dia-J juga kembali dari koma mencoba membawa ku kembali dalam kehidupan nya! Saat kenangan itu kembali bisakah aku menerima mereka kembali.

Daoist253276 · 歴史
レビュー数が足りません
74 Chs

Empat Belas

Tubuh ku rontok juga setelah banyak mengobrol sambil mijit mami setelah Itu Dave dengan anteng nya mengajak ku minum susu cokelat di balkon. Katanya susu cokelat itu kesukaan kami berdua.

Ya walau pertama risih Dave orang yang supel, menyenangkan juga humoris ia banyak menceritakan lelucon nya selama masuk kemiliteran di luar Negeri. Itu juga yang mendasari ia tak bisa datang dipernikahan ku waktu itu.

Dan sekarang sudah mau jam setengah 12 malam. Aku masuk ke kamar, aku perlu istirahat tapi masih ada yang perlu aku tanyakan dengan Devan. Semoga saja ia bisa di ajak bicara baik baik atau lebih tepat nya kali ini aku bisa mengatur emosi.

Kulihat disana kosong, tapi di ruangan yang agak terbuka terdengar suara Devan sedang bicara di telepon. Entah kenapa insting kepo ku muncul. Kira kira apa yang ia bicarakan! Siapa tau ada nama ku di sana! Toh teka teki tentang J, aku dan Devi masih sangat misterius.

Ku tempelkan kuping ke sisi pintu yang agak terbuka.

" Bagaimana bisa dia bisa membeli saham Pak Stepanus! Bagaimana kerja loe sih!!! " Bentak nya disana. Tuh kan kerjaan nya hanya marah marah saja! Aku yakin yang ia telepon saat ini bisa pipis di celana.

" Jadi maksud mu dia juga menggunakan Bu Regina sebagai pion! Sialan! Cepat urus sebelum bokap gue tau! " Devan memutuskan telepon dengan geram. Bahkan ia memukul mejanya sendiri dengan tangannya. Duh apa kabar itu meja pasti kesakitan!!

" Jangan menguping! Masuk lah"

Gubrak..

Aku langsung membeku! Jadi aku ketahuan menguping Devan! Baiklah.. Jaga sikap Alena. Tarik nafas. Ingat dia lagi badmood. Bicara nya pelan pelan saja.

Aku masuk perlahan sambil mengedarkan pandang isi ruangan itu yang semua hanya isi nya berkas berkas juga kumpulan buku dalam rak tinggi.

" Apa aku mengganggu? Tanya ku serendah mungkin, basa basi yang buruk.

Langsung saja ke intinnya

Nafas ku jadi ngambang keudara! Benar benar mengaduk aduk kesabaran ini orang.

Dia duduk di kursi nya sambil melihat berkas berkas disana. Wajah nya serius sekali aku jadi ikut tegang  apa lagi habis marah marah  apa sebaiknya nanti saja aku tanyakan!

" Kenapa masih bengong! Tanyakan saja!"

Nah lho. Dia tau aku mau bertanya! Mendadak gugup ku kumat lagi.

" Aku ingin tau kenapa aku tidak ingat sama sekali dengan beberapa kejadian! Dan lupa dengan beberapa orang! Seperti Jordan? Devi dan Dave.. Juga jantung ini, kenapa Devi mendonorkan nya untuk ku???"

" Yang memilih lupa itu kamu kan! Tanyakan saja pada dirimu!" Jawab si brengsek ini absurd. Kalau aku tau aku tidak bertanya padanya, sialan.. Bikin keki aja ini orang.

" Sudah kan! Jadi pergi lah. Aku sibuk!"

Kembang api brasa tepat dimuka ku! Mau mengamuk tapi sadar juga ini Devan. Amarah nya lebih mengerikan kalau sedang marah apalagi ancaman nya yang terakhir.

" Baiklah, terimakasih.. Selamat malam" Kata ku sambil berdiri lalu segera keluar dari sana.

Yang memilih lupa ada lah aku! Apa aku yang membuat melupakan semua bukan karena pernah kecelakaan seperti Jordan??

Aku memikirkan terus kata kata itu! Aku akan cari sendiri serpihan serpihan ingatan ini. Tanpa si brengsek Devan!

Sungut ku segera berlabuh ke sofa! Aku memilih tidur disana ketimbang seranjang dengan pria menyebalkan seperti Devan.

Pagi lagi...

Kubuka mata dan kembali menemukan di atas ranjang. Pakaian ku masih lengkap, dan disebelah ku Devan. Jadi dia mengangkat ku lagi.

What!!

Kami seranjang???

Meski ranjang ini besar sekali dan tidur nya yang jauh banged sampai ada guling sebagai pemisah tetap saja ini rasanya suatu kesalahan. Harus nya ia tetap menaruh ku di sofa saja. Kalau seperti ini aku benar benar merasa aneh.

Mungkin dia khawatir kalau Mami memergoki aku yang tidur di sofa, oke baiklah.. Kalau tidur seperti itu saja tentu tidak masalah. Dan aku tau ini juga berat untuk nya. Mengenang wanita yang ia kasihi dan sudah tiada. Lantas aku mempunyai jantung nya! Itu mungkin yang mendasari kenapa ia membenci ku! Dan masih ada kepedulian karena jantung ini ada dalam tubuh ku.

Aku harus segera bangun dan mencari ingatan ku!!

Entah kenapa rumah ini seperti punya jiwa sekarang. Ada suara cakap cakap di ruang makan! Padahal sebelum nya Rumah Bak Istana ini seperti jalan kuburan komplek saja. Hanya ada 2 rumah penghuni yang sibuk dengan dunia nya masing masing. Rumah itu kamar aku dan Devan berada di barat dan timur.

Aku bergegeas ke meja makan disana sudah sibuk Mami menata beberapa macam hidangan di bantu para pelayan.

" Pagi Mami.." Sapa ku memberikan senyum terbaik ku.

" Hey.. Pagi juga sayang!! Sudah rapi sekali mau kemana??" Tanya nya sambil menggiring ku ke salah satu kursi disana.

" Kerja Mi! "

" Kerja? "

Aku menatap Mami kagok! Sambil mengangguk?

" Devan ga bilang kamu juga kerja! Kerja dimana? Sebagai apa?" Tanya Mami lebih menuntut.

Duh aku harus jawab apa sekarang! Ga mungkin aku kerja sebagai karyawan nya. Jabatan ku kecil sekali disana.

Lidah ku mendadak kseleo kalau begini.

" Dia kerja di kantor ku Mi..." Jawab seseorang yang muncul di pintu sana. Devan muncul hanya mengenakan celana pendek. Ia masih belum mandi seperti nya.

" Kenapa tidak membangunkan  ku sih sayang..  Apa kerjaan lebih penting dari aku!

Kata si brengsek ini lali mengecup kening ku dan mengusap rambut ku bahkan lihat wajah datar nya benar benar aneh mengucapkan kata kata barusan. Aku sampai mematung di buat takjub karena nya. Sadar Alena.. Dia hanya acting!!

Mami tersenyum lebar sekali melihat keharmonisan palsu yang Devan buat.

" Bukan begitu sa.. Sayang.. Kamu tau kan! Ada deadline yang aku kerjakan" Jawab ku melengkapi sandiwara ini.

Tersenyum dibuat buat pada Devan yang sudah duduk disana.

" Oh.. Kamu sebaiknya mandi dulu! Sebelum sarapan. Ya kan Mami...?

Mami mengangguk sambil terus merona. " Tapi kalau udah laper ga papa juga mandi nya!!"

" Mami memang the best" Kata Devan lagi.

" Alangkah baiknya dia tidak gabung" Benak ku dengan sambil senyum senyum.

" Pagi.. Waaah wangi nya harum sekali.. " Dave muncul disana langsung ikut bergabung. Seperti biasa wajah nya sumringah sekali.

" Hey.. Little cat..

Sempat sempat nya ia menarik pipi ku dan dengan cuek langsung mengambil nasi disana.

" Hmm enak sekali! Ini bumbu Mami ya kan??"kata Dave dengan mulut penuh.

" Iya dong! Mami masak kesukaan Devan. Bagaimana Len.. Kamu suka ga?

" Suka sekali mami!" Jawab ku jujur. Masakan mami memang enak sekali.

" Iya donk! Mami ini jago masak! Dulu kamu sering kan merengek minta bawakan ayam goreng! Hhaa dasar kucing..."

Aku tertawa hambar, apa pernah begitu? 1 hal yang membuat ku heran juga! Kenapa aku juga memilih melupakan Dave! Dia anak yang baik.

" Nih  nih.. Gue kasih ayam nya gue.. Loe kan doyan makan porsi gue len.." Tau tau Dave memberikan potongan ayam paha ke piring ku. Tapi kemudian ayam itu berpindah lagi ke sebelah.

" Sekarang dia ga doyan makan makanan bekas sentuhan loe" Kata Devan menyingkirkan ayam itu ke piring kosong.

Dave hanya mendengus dan lanjud menyantap makannya lagi.

Aku juga melanjudkan suapan demi suapan ku! Diam diam aku melirik Dave! Apa bisa ya dia dipercaya untuk semua yang bersarang di kepala ku! Dave kandidat yang tepat! Orang nya baik! Dan katanya kami dulu sangat akrab. Apa aku tanyakan saja sama Dave. Siapa tau dia bisa bantu misteri ini.

" Kamu kerja di kantor Devan juga Len? Jadi apa? Sekretaris dia?" Tanya Dave nyaris membuat ku tersedak.

" Iya. Mami juga penasaran " Timpal Mami.

Aki melirik kearah Devan, semoga ia bisa jawab biar aku ga salah bicara. Tapi anak itu hanya makan saja.

" Oh. Bukan.. Sebenarnya.. Di kantor itu ga ada yang tau hubungan kami...

Aah ini saya yang minta! Saya ga mau semua memandang saya sebagai istri boss dan di hormati karena itu! Jadi saya minta sama Devan memperkerjakan saya sebagai karyawan biasa saja, itu lebih dapat chrmistery nya ya.. Kan Dev? Hhaa ya kan...

Ku senggol kaki nya berulang kali untuk dapat dukungan.

" Ya .. Dia mau nya gitu! Ada tantangan nya juga! Bisa diem diem ngecengin istri" Sahut Devan.

Dave tertawa ringan. " Keren banged! Pasti seru ya.. Diam diam bercinta disana!

Ucapan Dave lantas membuat aku dan Devan nyaris keselak. Mami juga memerah wajah nya.

" Lho kenapa? Aaah jangan jangan kalian sering melakukan nya ya.. Yaa yakan...." Cecar Dave sialan membuat ku ingin segera mencekik nya. Ini topic yang aneh apalagi di depan Mami.

" Ceileee.. Muka kalian mereh merah gitu. " Ia terus saja meledek sampai aku dan Devan saling melihat. Mencek kebenaran tapi wajah kami malah makin memerah dan itu sukses membuat Dave terpingkal pingkal.

" Berhenti menggoda mereka Dave! Habis kan sarapan mu" Tegur Mami.

Dave hanya kembali memberikan senyuman lebar nya.

" Ngomong ngomong! Kalian ga rencana buat kasih Mami dan Papi cucu?? " Tanya Mami setelah godaan Dave berlalu.

Sontak aku melotot lebar kearah Mami, bahkan salah comot. Tercomot sambel banyak banyak saat Mami menilik kearah ku, minta jawaban.

" Kita belum Mi! Masih mau pacaran dulu ya kan.." Kata ku kearah Devan. Minta dukungan lagi.

" Pacaran bagaimana! Kalian dulu kan juga sudah sangat dekat!!!"  Sahut Mami menekuk dagu nya dengan tatapan menyelidik.

Devan mendehen keras. " Tunggu sebentar lagi ya Mi.. Kami masih belum puas berduaan! Kan ada Dave  dia pasti punya benih cucu Mami di mana mana" Timpal Devan menyudutkan Dave yang sudah adem ayem diam. Alibi mengalihkan topic. Mami sukses memberikan tatapan ultra pada Dave.

" Kok gue! Aah ga bener itu Mi.. Mana ada anak alim begini nyebar benih di mana mana. Emang lagi eksperimen penyebaran benih anak" Sela Dave misuh misuh dengan pelototan Mami.

" Awas kamu ya kalau macam macam Dave!" Ancam Mami disana gemas.

" Ga kok mi.. Devan nya aja asal ngomong!" Kesal anak itu menyentikan sorotan pada Devan, mereka lucu sekali.

Setelah itu aku pamit untuk segera berangkat kerja! Beruntung Mami ga protes dengan apa yang aku paparkan barusan. Makanya aku bisa lolos pergi sendiri dengan mobil kesayangan ku.

Dan ini masih terlalu pagi untuk ngantor. Aku mampir ke Rumah Sakit! Susan pasti menunggu ku dari kemaren, Nita juga ngabarkan kalau ia dari kemaren nemanin Susan.

" Hey Sus.. " Sapa ku membuka pintu, wanita itu membalikkan badan dan melihat ku dengan mata berkaca kaca. Bibirnya menyebik. Aku tau Susan akan menangis sebentar lagi. Lantas kami berpeluk an sangat lama bisa ku dengar isak tangis nya yang pecah.

" Maaf maaf kan Aku Alenaa... Aku selalu menyusahkan mu...

Ku usap punggung nya berkali kali. Wanita ini tampak sangat lemah tapi bisa kulihat ia Kembali menjadi sosok Susan yang kukenal. Wanita yang tegar.

Susan menceritakan kalau ia memang di tekan oleh Hendra. Setelah pelaporan ku waktu itu! Itu membuat nya Hendra benar benar jatuh. Perusahaan yang mengontrak nya memutuskan secara tiba tiba dan juga menuntut sepihak kepada Manajemen Hendra secara material karena kasus Hendra yang sudah terbuka walau secara media masih disembunyikan! Pihak Manajemen nya pun memecat Hendra! Lantas meminta ganti rugi materi, jumlah yang cukup banyak sesuai tuntutan perusahan tsb.

Hendra menyalahkan Susan, dan menjualnya kepada Koh Ahong, Susan bisa kabur, tapi ia yakin pasti tetap di temukan Koh Ahong, karena itu ia sengaja ke kantor cara agar memberitahu aku, nita atau yang lain nya kalau ia dalam masalah.

Hendra memang sudah ditahan karena kasus tabrak lari waktu itu. Aku jadi ingat kemaren belum ke polisi untuk keterangan ku.

Aku cukup terlambat ketika sampai di kantor!

Dengan buru buru aku berlari mengejar Lift, disana brasa sekali beberapa mata melihat ke arah ku! Apa gosip kemaren masih hangat! Biasanya langsung exp. 24 jam.

Biar lah.. Anjing menggonggong kafilah tetap berlalu 

Aku masuk kedalam lift yang ternyata disana juga ada duo Rubah. Pagi pagi sudah ketemu duo rubah. Pasti ini pertanda buruk.

" Munafik juga ya dia!! Sok baik ternyata terselubung" Kata Rachel bicara dengan Nuri. Tapi rasanya dia melirik ke arah ku, apalagi yang mau diulah nya.

" Iya! Sok cantik! Sok jual mahal! Nolak Pak Nathan! Mempermalukan dia lagi eeeh ternyata busuk juga"

Kulihat kearah asal suara. Nuri malah memanyunkan bibirnya sambil melilit rambut nya.

" Kamu bicara kan aku!" Tanya ku langsung mendapat perhatian penghuni lift disana.

Mata Nuri keatas seperti pertanyaan ku ini hanya angin saja

Ting..

Lift terbuka. Kedua rubah juga keluar.

" Berhenti disana" Panggil ku lalu menarik bahu Nuri. Perempuan ini langsung menepis tangan ku dengan pandangan jijik.

" Coba ngomong langsung ke aku! Ga usah sindir-sindiran. Situ udah ga SD lagi kan..

Nuri tertawa dibuat buat lengkap dengan wajah Rachel yang minta di cobek.

" Jadi setelah pacarnya itu investor tertinggi disini! Mulai bertingkah ya.. Hmm jangan blagu dulu ya kamu Alena! Bentar lagi kalau Pak Jordan nya puas pakai kamu dia bakal lempar kamu ke jalanan! "

Mereka lalu cekikikan sambil melihat ku jengah dan berlalu.

" Maksud kalian apa" Teriak ku kesal tapi orang orang langsung melihat kearah ku. Dan aku jadi pusat bisik bisikan lagi. Akhir nya aku memilih mempercepat langkah saja menuju Kubikel ku.

Nita langsung mendekat kan kepala nya ke kubikel ku.

" Tranding Hot!! Baca group ga?" Tanya Nita.

" Ga ah malas. Ada apaan? Cepat  bilang to the point! Gpl" Cecar ku sembari menyalakan komputer.

Nita memperlihatkan foto yang di unggah seseorang dalam group. Itu foto Jordan yang mengenakan Jas dan Dasi  dia tampak berbeda dengan pakaian itu.

" Jordan Abraham Collison, investor AGIB tertinggi saat ini, kemungkinan dewan direksi akan merektur nya sebagai CEO baru!

Group langsung heboh! Dengan berita ini Len. Jelas sekali mereka mengenal J sebagai OB. Tapi ternyataa... Ya ampun Len. Kamu bakal jadi milioder... Dan Fadly CS , Pak Nathan aku rasa bakal di PHK. Hahhaaa rasakan!  Nita tampak sangat bahagia disana.

Kaget sih dengan  berita itu! Tapi aku tidak nyangka aja kalau Jordan bakal benar benar masuk ke perusahaan ini juga.

" Woy kok bengong! Jangan jangan kamu sudah tau duluan ya..  Hmmm ayo ngaku.. Maka nya kamu deketin dia kan...

Aku langsung melempar Nita dengan pulpen." Bahkan aku baru tau sekarang!" Umpat ku jadi kesal.

Minat kerja ku jadi low. Ocehan Nita semua nya terdengar seperti radio rusak.