webnovel

MANTAN TERINDAH !

Amanda baru saja dikhianati kekasihnya Arman, sampai akhirnya bertemu Andrian tanpa sengaja, dia adalah seorang bad boy, suka balapan motor liar dan punya masalah dengan keluarganya ... akhirnya jatuh cinta, sayang tidak di setujui oleh kedua orang tua Amanda ... dengan Andrian merasa nyaman dan keluar dari zona nyamannya sebagai perempuan pendiam dan pemalu ... sampai sebuah tragedi memisahkan mereka berdua ...

pangeran_Biru · 都市
レビュー数が足りません
39 Chs

Cinta Tak Terpisahkan

Amanda pun menuju ke bawah, beruntung ada bi Inem ada di dapur sedang beberes.

"Bi ...!" teriak Amanda agak mengejutkannya.

"Ada apa non ? bibi sampai kaget !" jawab Bi inem.

"Maaf bi, hmm ... tadi Andrian ke sini ?" tanyanya agak malu. Bi Inem tersenyum mengerti apa yang dimaksud non nya. ia mengangguk.

"Iya non, untung tuan dan nyonya sudah pergi ! oh ya non ini apa ?" tanyanya menunjuk sebuah kotak kue di meja.

"Masa bibi lupa ? hari ini ulang tahun aku !" Amanda tersenyum.

"Oalah, bibi lupa non ! maafin bibi, selamat ulang tahun ya !" Bi Inem memeluk Amanda dan menciumnya.

"Iya engga apa-apa ko bi ! oh ya kue itu buat bibi saja !" Amanda menunjuk kotak kue.

"Wah, hadiah dari siapa tuh !" Bi Inem menunjuk kalung emas di dadanya Amanda. "Dari nak Yudha ya ? jadi beneran jadi tunangannya ya ?" tanya bi Inem. Amanda tertegun dan menyentuh kalung itu kemudian membukanya.

"Maafkan saya non !" Bi Inem menyadari candaannya salah.

"Engga apa-apa kok bi ! betul, tapi itu atas keinginan mama bukan aku !" Amanda terdiam.

"Oh iya, bibi sampai lupa ! tunggu sebentar ... !" bi Inem masuk ke dalam kamarnya yang ada di belakang dekat dapur, tak lama ia keluar. Dan memberikan sebuah kado kecil kepada Amanda.

"Ini apa bi ? tidak usah kasih kado segala !" ujar Amanda. Bi Inem hanya tersenyum saja.

"Bukan dari bibi non ! tapi dari den Andrian ! kalau boneka gede sama kado dan juga bunga sudah bibi taruh di kamar non ! tapi kalau yang ini katanya harus diberikan khusus buat non Amanda !" jawab bi Inem, Amanda terkejut.

"Terima kasih ya bi !"

"Non, buat bibi siapa pun itu yang jadi suami yang penting bisa membahagiakan non Amanda itu saja sudah cukup ! bibi selalu mendoakan non selalu yang terbaik dan bahagia !" Amanda memeluk bi Inem yang sudah dianggapnya ibu baginya, karena sudah sejak kecil usianya 3 tahun ia sudah diasuh olehnya ketika mamanya sibuk bekerja.

"Terima kasih bi !" tanpa terasa air matanya meleleh. Bi inem melepas pelukannya dan mengusap air matanya.

"Non jangan nangis, yang kuat ya non !" Amanda menangguk dan berusaha tersenyum.

"Bibi juga ya ! aku ke kamar dulu !" bi Inem mengangguk tak lupa penghapus air matanya melihat Amanda pergi kembali ke kamarnya.

-----------

Di kamarnya Amanda setelah menutup pintu kamar, ia menarik nafas dalam. kemudian menyimpan kalung pemberian Yudha di meja rias, kini ia duduk di tepi tempat tidur dia tersenyum sambil menyentuh boneka beruang besar yang terasa lembut di tangan, kemudian beralih ada dua buket bunga di meja satunya. Dari Yudha dan satunya dari Andrian sama-sama mawar merah. kemudian di ambilnya kado yang tergeletak disamping boneka beruang. Ia membukanya dan kemudian tertawa karena hanya ada 2 batang coklat dengan tulisan "Jangan lupa gosok gigi setelah makan coklat ya ! kalau engga nanti giginya ompong kayak nenek-nenek !.

Kini ia membuka kotak kecil yang di berikan bi inem khusus buatnya dan ia tertegun hampir mirip dengan hadiah dari Yudha yaitu sebuah kalung cuman bedanya ada dua inisial, namanya dan Andrian yaitu AA . Amanda terdiam menyentuh kalung itu. Dan kemudian memakainya di lehernya disentuhnya tepat didadanya.

"I love you !" bisiknya sambil tersenyum, kembali air matanya menetes. Tanpa mengganti baju ia membaringkan tubuhnya di dekat boneka dan memeluknya tak berapa lama ia pun tertidur. Ia tidak menyadari Andrian ada di depan rumahnya sedang menatap jendela kamarnya.

Andrian menarik nafas, ia pun menaiki motornya dan pergi dari sana. Tak berapa lama kedua orang tua Amanda pulang, dan ketika menanyakan tentang Amanda bi Inem mengatakan dia sudah tidur. keduanya menuju kamar mereka untuk istirahat.

-------------

Rupanya rencana pertunangan Amanda sudah tersebar ke seantero kampus entah dari siapa berita itu muncul, tapi konon itu dari Mia yang cukup dekat dengan keluarga Yudha tunangan Amanda. Ketika Amanda masuk kampus dia menjadi perbincangan orang-orang baik atau buruk, ada yang menyayangkan rencana pertunangan terlalu dini, akan menutup perempuan yang ingin melanjutkan cita-cita karena setelah menikah tidak mungkin bisa membagi waktu antara anak dan pekerjaan dan juga kebebasan sosial karena harus menjaga diri agar tidak mencoreng muka keluarga nantinya.

Tapi banyak juga yang mengucapkan selamat, Amanda dan Mira yang ada disebelahnya hanya mengangguk, Mira sudah tahu duluan tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa.

Ketika kelas selesai dan hendak ke kantin, Amanda memutuskan mengurungkan niatnya ke sana, dia tidak mau menjadi perbincangan seperti yang sudah-sudah. Mira mengerti dan hanya menitipkan saja, sementara Amanda menunggu di depan kelas karena masih ada mata pelajaran kuliah.

"Kalungnya bagus sekali !" Amanda terkejut ketika ada yang berbisik, ia pun membalik tubuhnya dan melihat siapa orangnya.

"Andrian !" teriaknya, lelaki itu hanya tersenyum, Amanda memukul pelan tubuhnya. "Iya dong, siapa sih yang membelinya ?" jawab Amanda cemberut.

"Aku dong ! kamu suka ?" Andrian bertanya, Amanda memang memakai kalung inisial di banding kalung atas namanya, sebenarnya ia membawa dua-duanya. ketika sarapan tadi pagi ia memakai kalung pemberian Yudha dsn kedua orang tuanya terutama mamanya terlihat bahagis sekali. tetapi ketika di dalam mobil mengantarnya ke kampus, Amanda menukarnya dengan kalung inisial.

"Oh iya, mana Angela ?" tanya Amanda yang biasanya bersama Andrian.

"Dia engga masuk, ada urusan katanya !" jawab Andrian, "oh iya aku lupa mengucapkan selamat ulang tahun kepadamu !".

"Iya terima kasih !" Amanda menunduk kepala, ia merasa malu.

"Bonekanya suka ?" Amanda kembali mengangguk.

"Anggap saja itu aku, kalau tidak ada !" ujarnya, Amanda menatap Andrian.

"Kok ngomong gitu sih !"

"Tentu saja, aku kan tidak bisa berada di sampingmu selalu !" jawab Andrian.

"Kamu jahat, telah membuatku menangis !" Amanda menangis tak bisa menahan rasa rindunya, perlahan Andrian menariknya ke pelukannya, Amanda pun menangis.

"Maafkan aku ! aku tidak bisa berbuat apa-apa !" bisiknya sambil mencium rambut kekasihnya dan memeluknya lebih erat. Mereka tidak perduli walau ada orang memperhatikannya. Hanya saat inilah keduanya melepas kerinduan dari masing-masing pasangan keduanya.

"Aku tidak mau kehilanganmu !" ucap Amanda di sela tangisnya.

"Tentu saja, aku akan terus disisimu selalu !" jawab Andrian kembali, walau berat ia merenggangkan pelukannya dan menghapus air mata di pipi Amanda.

"Aku janji kita tak akan berpisah !" Andrian menatap Amanda, dan ia membalas menatapnya. Ia akan mengikuti Andrian kemanapun ia pergi.

"Benarkah ?" Andrian mengangguk ia tidak mau membuat gadis yang ia cintai menangis lagi dan ia sudah mengambil keputusan berat untuk mereka berdua.

"Sudah jangan menangis lagi, malu tuh dilihatin orang !" Amanda tidak perduli ia kemudian memeluk kembali Andrian. Mira pun melihat itu, ia menyadari sesuatu akan terjadi kepada mereka berdua, dia berharap itu yang terbaik bagi keduanya.

Bersambung ...