Akibat kobaran api yang semakin membesar membuat pernapasan Dave maupun Dita menjadi semakin sesak. Bahkan kini Dita sudah tidak memiliki kekuatan untuk berdiri di atas kedua kakinya sendiri, gadis itu terduduk di lantaisambil berusaha untuk terus bernapas.
Dave adalah satu-satunya harapan untuk mereka berdua bisa keluar dari keadaan hidup dan mati mereka.
"Dave, lo ... uhukk … mending keluar dari sini. Gue tau … uhukk … kalo gue … uhukk … uhukk … cuman jadi beban aja buat lo."
Dave menatap Dita dengan tatapan penuh amarahnya. "Sekali lagi lo bilang gitu, gue ga akan maafin lo."
Dita terdiam sekaligus merasa bersalah atas apa yang telah ia ucapkan barusan. Jika dipikir secara logika, untuk apa Dave rela mati-matian masuk ke dalam rumah yang sedang terbakar kalau memang Dave hanya memikirkan keselamatan dirinya sendiri. Namun Dave juga merasa bersalah karena sudah membentak Dita seperti itu.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください