webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · SF
レビュー数が足りません
375 Chs

326. Long time no see

Washington DC, Amerika serikat.

"Satu cappucino!" Dia meminta, mengacungkan satu jari telunjuk, memberi kode pada penjual untuk memberikan itu padanya sesuai dengan pesanan yang dia katakan.

"Aku juga ingin satu!" Seseorang yang ada di belakangan tubuhnya tiba-tiba saya menyela, suaranya tidak asing. Sesaat setelah dia menoleh, seorang wanita cantik menatapnya dengan begitu nyaman.

"Areeta?" Dia sepertinya mulai merindukan mantan kekasihnya ini. "Ke mana saja kau ..." Delwyn menghentikan kalimatnya. Menatap sekitar, tentu saja ramai. Mereka ada di tempat umum.

"Haruskah kita mencari tempat untuk mengobrol?" Areeta menyahut, tahu apa yang ada di dalam kepala sang mantan kekasih.

"Tentu saja," katanya menyahut. "Bagaimana dengan tempat yang di sana?" Delwyn menunjuk ke arah sepasang kursi kosong yang kebetulan tak jauh dari tempat mereka berdiri. "Sepertinya cocok."

Areeta manggut-manggut. "Hm, tentu saja."

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください