webnovel

Luxuria's Penthouse : The Last Devil's Hormone

update setiap hari Senin, Selasa, Kamis, dan Jumat! Penemuan sebuah kitab kuno, Althea-lux pada tahun 1800-an menjadi awal mula sebuah legenda yang menggairahkan untuk masyarakat pesisir pantai tak berpenghuni. Catatan jejak peninggalan seorang penulis tanpa nama membawa sebuah kabar yang mengejutkan untuk semua telinga yang mendengarnya. Ketidaksengajaan menelusuri sebuah bangunan tua yang hampir runtuh termakan usia dan tumbuhan liar di perbatasan Virginia menjadi awal mula kisah ini berasal. Selama bertahun-tahun para peneliti epigrafi memulai perdebatan mereka. Simbol bulan dan hujan, langit awan membentang, matahari berada di atas kepala. Burung terbang mengepakkan sayapnya, mati tertusuk duri dari tumbuhan liar yang ukurannya berlipat-lipat kali lebih tinggi dari seekor gajah. Setiap simbol dan tulisan aneh menjadi beban tersendiri di dalam perannya. Kitab ini diyakini sebagai pertanda akhir jaman, ketika iblis menguasai dunia manusia. Althea-lux adalah perwujudan nyata dari ramalan manusia, yang katanya hidup melebihi kekuasan dewa di dunia. Dia adalah anaknya, anak dewa yang membangkang. Tahun membawa kabar pasal kitab Althea-lux masuk menjamah peradaban manusia yang baru. Peradaban manusia urban dengan teknologi yang paling mutakhir mulai menerjemahkan apa-apa saja yang tak bisa diartikan di tahun-tahun sebelumnya, termasuk sebuah tempat bernama Luxuria's Penthouse. Di tempat inilah, iblis mengendalikan dunia manusia dengan berbaur bersama mereka. ---Luxuria's Penthouse, Greenbank, Virginia---

Lefkiilavanta · SF
レビュー数が足りません
375 Chs

157. Grief

"Areeta!" Delwyn memanggil namanya dengan begitu tegas, berharap jika wanita di depannya itu mau sedikit meluangkan waktunya untuk berbicara dan berbincang dengannya.

Prosesi pemakaman telah selesai, dia berjalan membawa abu milik sang ibunda. Mungkin akan menyimpannya di suatu tempat nanti.

"Kau bisa pulang sekarang, terima kasih sebab sudah datang dan menemaniku." Areeta berbicara dengan nada bicara yang begitu lirih, sepertinya dia benar-benar terluka dengan kejadian yang sedang menimpanya. Pandangan matanya terasa begitu kosong dan sayu, mungkin orang-orang yang ada di sini hanya berduka sebatas kehadiran saja. Setelah mereka pergi, duka itu akan hilang seiring dengan berjalannya waktu. Namun, tidak untuk Areeta. Tentu saja dia serius dalam mengatakan bahwa dirinya punya duka yang begitu besar dan apa yang menimpanya sekarang jelas-jelas menggores hatinya.

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください