Adam berlari meninggalkan aula sekolah. Sekencang mungkin ia ingin segera menjangkau area parkir sekolah tempat moge-nya berada. Satu tujuan untuk Adam saat ini, rumah yang menjadi kediaman sang kekasih. Bodohnya Adam selama ini. Dalam senyum, tatap, dan cara berbicara kekasihnya mengapa ia tak bisa menyadari itu? Davira lain! Ya, gadis itu sangat lain. Mengapa Adam tak kunjung menyadarinya kemarin malam? Saat Davira tersenyum dan menggenggamnya dengan erat seakan tak ingin kehilangan Adam, mengapa ia tak kunjung menyadari dan memeluk sang kekasih dengan mengatakan bahwa Adam tak ingin Davira pergi jauh! Ia ingin sang kekasih tetap ada di sisinya.
Bodoh! Adam itu sangat bodoh!
"Lo mau ke rumah Davira sekarang?" Seseorang menghentikan langkah kakinya. Bukan Davina melainkan gadis bermata kucing yang kini menampakkan batang hidungnya. Bersandar di sisi moge besar yang terparkir di barisan paling pojok.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください