webnovel

LUDUS & PRAGMA

WARNING! VOL. 2 & 3 = MATURE CONTENT 18+! (Harap bijak untuk memilih bacaan dan menyikapi bacaan yang ada^^) Vol. 1 : The Meeting of Ludus And Pragma *Chapter Prolog - Chapter 145 Vol. 2 : The Secret of Destiny *Chapter 146 (1) - Chapter 285 (140) Vol. 3 : Ending "Reduce To Tears" *Chapter : 286 (1) - 368 (82) Ludus bukan nama seseorang, melainkan sebuah sifat dalam psikologi bagaimana manusia menjiwai dan bermain dalam sebuah hubungan percintaan. Mania, sedikit posesif dengan penuh bumbu romance yang dilebih-lebihkan. Orang-orang ludus akan mementingkan sebuah kesenangan juga penaklukan saat dirinya 'bermian' dengan lawan mainnya dalam sebuah hubungan. Bagi orang-orang ludus, percintaan adalah sebuah permainan kejar dan mengejar. Jika 'orang ludus' lelah, maka bosan adalah kata yang menjadi alasan untuk meninggalkan pasangannya. Lalu, Pragma. Sama seperti Ludus, pragma bukanlah nama orang meskipun kata itu sangat indah untuk diucapkan. Pragma adalah si dia yang kaku dalam mencinta. Hanya menginginkan sebuah hubungan yang realistis untuk dirinya dan masa depannya. Orang-orang pragma cendurung memilih menyeleksi pasangannya dengan baik. Ia tak suka bermain 'kejar mengejar' seperti yang Ludus lakukan. Sebab bagi pragma, cinta adalah sebuah hubungan yang harus realistis tanpa adanya bumbu romance yang berlebihan serta untuk pragma, pasangan yang menunjang masa depan adalah pasangan yang ia butuhkan. Lalu, bagaimana jika 'orang pragma' mencintai 'orang ludus' ? Jawabannya adalah ... sebuah hubungan yang penuh teka-teki dan keunikan, dan di sinilah kalian akan menemukan hubungan seperti itu. Sebuah cerita yang mengisahkan gadis pragma yang mencintai pria brengsek berwatak ludus. Cover by : @jc_graphicc

Lefkiilavanta · 若者
レビュー数が足りません
368 Chs

119. Malam yang Baik.

"Davira! Bisa tolong buangkan sampahnya ke tempat sampah?" Suara mamanya lantang memenuhi ruangan. Menginterupsi gadis yang baru saja ingin berjalan kembali menaiki satu persatu anak tangga untuk sampai ke dalam kamarnya yang baru saja ditinggalkannya beberapa menit lalu sebab rasa haus melandanya. Davira mengerang ringan. Berjalan gontai menyambangi tempat keranjang sampah di sisi ruangan. Menyambarnya kasar kemudian tegas mendorong pintu yang ada di depannya. Melangkah keluar dengan langkah sedikit gontai sembari sesekali menghela napasnya ringan. Jujur saja selepas pertengkaran kecil bersama Adam, Davira tak bisa benar lolos dari perasaan gelisah dan bersalah. Dari sekian banyak hal yang bisa dikatakan untuk mengekspresikan rasa sakitnya sebab tamparan fakta yang diterima Davira Faranisa di awal hubungannya dengan Adam, mengapa harus kata putus yang terucap?

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください