webnovel

Lovely Memories, 36 Months

作者: enditawidhi8
若者
連載中 · 10.7K ビュー
  • 4 章
    コンテンツ
  • レビュー結果
  • N/A
    応援
概要

Satu satunya hal yang kuharap kan ketika kelulusanku lima tahun lalu adalah agar waktu berhenti meski hanya untuk beberapa saat. Aku berharap setidaknya lelaki 'menyebalkan' itu datang menghampiriku dan meminta maaf. Aku hanya berharap agar lelaki 'tidak tahu malu' itu berdiri dihadapanku sambil tersenyum penuh penghargaan atas kelulusan kami. Banyak sekali harapan yang aku miliki hingga pada akhirnya tidak ada satupun yang menjadi kenyataan, Lorent Mahesa, selama tiga puluh enam bulan waktuku untuk mencintaimu setiap harinya. Seumur hidupku waktu yang kumiliki untuk mencintaimu walau dalam kesenyapan.

タグ
1 タグ
Chapter 1Sebuah Kabar Kedatangan

Hari ini adalah hari pertamaku masuk sekolah sebagai siswi kelas sebelas SMA Bintaro, seperti apa yang sudah kuperkirakan di rumah, tidak ada satupun hal yang menarik dari hari pertama sekolah. Wajah wajah penuh keceriaan setelah berlibur selama dua Minggu atau wajah dengan ekspresi kecewa karena waktu liburan mereka sudah usai, dan tentu aja aku salah seorang dari murid yang kecewa karena libur panjangku sudah selesai. Sayangnya, kedua orang tuaku justru sangat bersemangat melihatku berangkat sekolah lagi pagi ini. Lingkungan sekolah semakin riuh ketika jam menunjukkan pukul delapan kurang lima menit, padahal jam masuk yang ditetapkan oleh sekolah adalah pukul tujuh pagi. Salah satu penyebab keriuhan adalah kedatangan Dewa, Sadewa Purnama lengkapnya. Seorang lelaki yang terkenal di seluruh sekolahan karena prestasi prestasi yang berhasil dicetaknya sejauh ini meskipun tergolong junior.

Ini rahasia, tetapi aku akan katakan jika kami adalah sepasang kekasih. Tidak ada satupun yang tahu tentang fakta itu, buat apa menyebarkan berita merepotkan seperti itu bukan? Dewa hanya menatapku sekilas sambil mengedipkan sebelah matanya lantas berlalu bersama teman temannya, aku menyeringai kecil membalas kelakuannya tersebut. Langkah kaki akhirnya membawaku menuju kelas XI.C, dan sebuah kebetulan yang sangat menyenangkan adalah ketika namaku ternyata memang terdaftar sebagai murid XI.C. Aku memasuki kelas perlahan sambil menyapa malu malu pada orang orang yang sebagian telah kukenal sebelumnya, karena aku tidak memiliki sahabat dekat akhirnya aku memilih duduk di pojok paling depan tepat didepan meja guru. Tanpa berniat untuk menyapa seisi kelas aku justru membuka ponselku dan asyik memainkannya, sampai aku tidak menyadari seseorang telah duduk di sebelahku. "Asik banget main ponselnya, sampai ada orang ganteng duduk di samping ngga disapa." aku sedikit tersentak, aku jelas mengenal suara baritone ini. Kusenggol lengan lelaki itu pelan, "Kenapa disini, Dewa!?"

Dewa mengendikkan bahunya acuh sambil ikut memainkan ponselnya di sampingku yang pastinya menarik perhatian orang orang, sebuah pesan masuk. Anehnya adalah pesan itu dari Dewa, 'Seneng dong bisa satu kelas sama pacar, masa akunya dicuekin sambil main ponsel.' ingin rasanya aku mencubit keras pipinya sekarang juga, kenapa ia bisa sekonyol ini. 'Iya seneng, tapi sedih kalau udah jadi mantan.' balasku dengan sedikit niat bercanda, tetapi sepertinya Dewa menganggapnya terlalu serius karena dia langsung mengusap rambutku dihadapan semua orang. Langsung saja pekik kan terkejut sekaligus tidak terima keluar dari siswi siswi yang melihatnya, sontak kuberikan dirinya pelototan kesal. "Sadewa!" desisku tajam. Dewa balas menatapku tajam dan ia mendesiskan sesuatu, "Makanya jangan pernah bilang putus atau apapun, karena aku suka sama kamu, sangat!" sontak saja wajahku memerah karena malu, laki laki ini, bukankah sejak awal dialah yang ingin merahasiakan hubungan kami? Kenapa sekarang tingkah jadi berubah seperti ingin mengumbar hubungan asmara kami.

"Aku ngga mau pacaran sembunyi sembunyi lagi, lagi pula sahabat sahabatku sudah tahu tentang kita. Aku jelas mengenal pribadi mereka yang tidak bisa menjaga rahasia terlalu lama, jadi aku akan mengungkapkannya sebelum orang lain mendengar dari mulut sahabat sahabatku."

"Jangan bercanda, Dewa. Kamu sendiri yang bilang kalau ngga mau ketahuan pacaran sama aku, udahlah kamu bilang saja sama teman temanmu kalau kau memang ngga mau hal seperti ini menyebar." aku bisa mendengar helaan napas gusarnya, "Tapi aku khawatirnya sama kamu, sudah satu tahun kita pacaran tapi ngga ada satupun yang mengakui. Pokoknya semuanya serahin ke aku aja, oke?" akhirnya akupun mengangguk pasrah dan membiarkan Sadewa duduk di sampingku dengan nyaman. Aku senang, tentu saja, akhirnya dia mau terbuka tentang hubungannya sendiri. Karena sepengetahuanku Sadewa adalah orang yang sangat tertutup tentang masalah pribadinya, bahkan sampai sekarang aku masih belum tahu tentang siapa saja anggota keluarganya, terkecuali kakak perempuannya yang kadang mengantar jemput dirinya. Baiklah...mungkin memang yang terbaik selalu disiapkan di saat terakhir seperti ini.

Kegiatan disekolah selanjutnya sangat membosankan, kami hanya diminta untuk menaati tata tertib yang berubah satu dua saja dari tahun sebelumnya, sepanjang penjelas an dari wali kelas aku hanya bergumam betapa membosankan nya hari ini atau kenapa jarum jam bergerak sangat lambat. "Baik anak anak, itu semua yang bisa saya sampaikan di hari pertama kalian Oh iya sebenarnya ada satu lagi, Kepala sekolah memberikan informasi jika kelas kita akan menerima seorang murid baru. Untuk lebih tepatnya belum diberitahu, tapi ibu harap kalian juga bisa akrab dengannya," sejujurnya aku masih tidak tertarik dengan topik apapun yang beliau angkat dikelas ini, tetapi sepertinya Dewa sangat bersemangat, aku bisa melihat kilatan senang yang keluar dari matanya. Dasar Sadewa, selalu saja bersemangat dengan hal hal kecil seperti ini. Sayangnya, akupun menyukainya.

あなたも好きかも

レビュー結果

  • 総合レビュー
  • テキストの品質
  • リリース頻度安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界観設定
レビュー
ワウ!今レビューすると、最初のレビュアーになれる!

応援