webnovel

Love Rules

Seorang gadis bernama Alesha menjadi korban bully karena wajahnya yang buruk, namun beraninya Ia mencintai salah satu senior tampan dan primadona dikampusnya. Alesha adalah mahasiswi fakultas hukum, Ia mengambil jurusan itu semata-mata ingin membalas dendam masa lalu keluarganya. Hanya karna masalah sepele dan karena keluarganya tidak mampu membayar pengacara. Ayahnya pun harus masuk kedalam jeruji besi dan diperlakukan secara tidak adil. Hingga suatu saat Ia mengalami kecelakaan hebat. Alih-alih karena kecelakaan itu membuat keadaannya makin buruk, malah justru sebaliknya. Sampai akhirnya dia mengalami cinta segitiga dengan 2 pria tampan. Akankah kisah cinta Alesha terbalas? Pria mana yang Alesha pilih sebagai pemenang hatinya? Dan bisakah Alesha membalas dendam masa lalu keluarganya ? Pantau selengkapnya hanya di "Love Rules".

Misyaa_ · 若者
レビュー数が足りません
11 Chs

The Gotcha Girls

Didalam mobil Jiro tampak terlihat sangat kesal, namun berbanding terbalik dengan Alesha yang sedari tadi senyum-senyum sendiri mengingat kejadian yang baru saja dialaminya. Alesha terlihat sedikit gugup berada disamping Kak Jiro, Ia mencoba mengatur pernapasannya agar terasa sedikit rileks.

Ia tak menyangka bisa ikut kedalam mobil seorang Jiro Haditama sang primadona kampus. Hatinya terasa berbunga-bunga, sampai Ia pun tidak bisa mengontrol diri hingga terdengar suara ketawa lirih.

Suasana didalam mobil yang hening dan tiba-tiba saja terdengar suara ketawa Alesha yang membuat Jiro kaget dan langsung menengok ke arah Alesha dengan wajah ilfil. Alesha pun merasa malu.

"Apa-apaan si aku," dalam hatinya sambil mengetuk-ngetuk kepalannya.

"Jangan melakukan hal bodoh please," sambungnya dalam hati.

Disepanjang perjalanan Jiro dan Alesha saling membisu, keduanya tidak mengucapkan sepatah kata pun, membuat suasana mobil bagaikan kuburan.

"Selamat datang di Kampus Harapan Bangsa," Ucap Alesha lirih sambil melihat tulisan di tugu gerbang utama Kampus Harapan Bangsa. Inilah kali pertamanya Ia mengeluarkan suara setelah sedari tadi diam membisu seperti patung.

Disekitar gerbang utama, Ia melihat para mahasiswa yang baru tiba dikampus. Hampir semua dari mereka membawa mobil dan ada juga yang naik taksi. Namun Ia tidak melihat dari mereka yang menggunakan angkutan umum atau ojek seperti dirinya. Tapi saat ini Ia bisa merasakan seperti mereka, Ia bisa naik mobil walaupun numpang.

Alesha terus melihat kearah luar melalui jendela, sedangkan mobil yang ia tumpangi masih melaju ke arah yang Alesha tidak ketahui, Alesha pun mulai merasa was-was, Ia takut kalau Jiro akan menculik dirinya atau membawanya ketempat seram.

Namun tiba-tiba saja mobil yang Ia tumpangi bersama Jiro memasuki kawasan seperti lapangan yang luas dan beratap, disana terdapat mobil-mobil mewah. Alesha baru sadar jika itu tempat parkir para mahasiswa kelas elite.

"Astaga... parkirannya luas bener,mobilnya juga bagus-bagus banget," ucapnya dalam benak sambil melihat lihat disekeliling melalui kaca mobil.

Tiba-tiba mobil terhenti dan Kak Jiro pun langsung turun tanpa mengucapkan apa-apa kepada Alesha. Alesha mengira Jiro akan membukakan pintu untuknya, ia masih duduk didalam mobil sampai akhirnya Jiro berteriak dari luar.

"Heyy mau dikunci didalem?!," seru Jiro

Sontak membuat Alesha terkejut dan langsung keluar dari mobil.

"Huhh.. seharusnya aku ngga kepedean, malu sendiri kan," benaknya.

Hendak saja Alesha mengucapkan terimakasih kepada Jiro, namun Jiro memotongnya perkataannya.

"Terim...," Ucap Alesha yang belum selesai ngomong.

"Tau jalan ke kelas kan?! Jalan sendiri! Lain kali jangan nyusahin orang," Potong Jiro yang langsung pergi meninggalkan Alesha yang kakinya masih sedikit sakit digerakkan.

Mendengar itu Alesha terdiam, Ia merasa sedih. Ia tersadar kalau Jiro menolongnya hanya kasihan kepadanya, Ia pun menyesal telah berharap lebih untuk perasaannya.

Ia terus menatap Jiro yang perlahan pergi meninggalkannya. Tiba-tiba Ia terkejut melihat para mahasiswa yang berlari menuju Kak Jiro, mereka mengerubungi sampai rela berdesak-desakan hanya untuk meminta foto dengan kak Jiro, bak seperti artis. Alesha pun tidak menyangka ternyata orang yang Ia kagumi bukan orang biasa.

"Iya iya aku paham huhh..." Ucapnya lirih dengan nada kesal sambil melangkahkan kakinya yang sedikit sakit menuju kelas.

Baru beberapa langkah kakinya hendak meninggalkan parkiran, tiba-tiba...

"Heh tompel!!," Suara terdengar dari belakang Alesha.

Alesha membalikkan badannya dengan jantung berdebar, perasaannya sudah mulai tidak enak. Seketika Ia terkejut melihat The Gotcha Girls sedang berdiri menatap tajam dirinya. Perlahan mereka mendekati Alesha, Alesha yang ketakutan hanya diam dan menunduk ia tidak berani berbuat apa-apa.

Kemudian Vanessa menghentikan langkahnya tepat didepan Alesha. Kini mereka hanya berjarak satu langkah. Vanessa terus menatap tajam ke arahnya sambil menyilangkan tangannya didepan dada.

"Ngapain lo didalam mobil kak Jiro? modus lu?" Ucap Karin nyolot.

"Dasar kecentilan," sambung Melly

"Jangan-jangan lo suka ya sama Kak Jiro?!" Seru Gendhis

"Sok cantik banget si lo! Ga malu Lo muka jelek begitu," ucap Melly dengan suara cempreng

"Iya si, lo yang enak, tapi musibah buat kak Jiro hahahaa..." Sambung Gendhis yang disambut tawa oleh The Gotcha.

"Heh! Lo itu mestinya sadar diri, ga usah mikir lebih sama kak Jiro, karena kenapa? Lo itu jelek! Ngga pantes buat kak Jiro, paham Lo!!" Seru Vanessa sambil memegangi dagu Alesha dengan kasar.

"Sekali lagi gue liat lo deketin kak Jiro, lo tanggung akibatnya!" Sambung Vanessa sambil menatap tajam mata Alesha kemudian melemparkan dagu gadis malang itu.

Alesha merasa ketakutan dan gugup. Ia mencoba melangkah mundur sedikit demi sedikit untuk keluar dari parkiran itu. Vanessa dan The Gotcha terus menatap Alesha dengan tajam. Lalu Alesha membelakanginya dan langsung berlari keluar dari sana.

Ia terus berlari tanpa memperdulikan sekelilingnya, sampai didepan pintu kelasnya Ia berpapasan dengan Laras dan ternyata mereka berdua sekelas. Kemudian laras menghentikan langkah Alesha dan menatap Alesha dengan seksama.

"Ales kamu kenapa?," Tanya Laras dengan wajah bingung.

"Ada yang mau nyulik kamu? Ngerampok? Atau jahatin kamu? Kok kamu ketakutan begitu?" Sambung Laras yang terus membanjiri pertanyaan-pertanyaan kepada Alesha.

Alesha yang masih ketakutan itu hanya geleng-geleng kepala, Ia terus menggigit jarinya.

Laras yang melihat tingkah aneh Alesha pun geram, kemudian sesuatu terlintas dalam benak laras yang membuat Laras kembali menatap tajam kepada Alesha.

"Aku tau, pasti bedebah itu mengganggumu lagi kan?!" Tanya Laras dengan wajah geram.

"Bedebah??" Tanya balik Alesha dengan wajah kebingungan.

"Itu tuh gengnya Vanessa, The Gotcha itu," Saut Laras dengan kesal

Alesha hanya terdiam Ia tidak berani mengucapkan apa-apa.

"Tuh kan! Emang harus dikasih pelajaran tuh orang!" Seru Laras sembari melangkah meninggalkan Alesha.

Kemudian Alesha mencegah Laras yang akan menemui The Gotcha itu, Ia meraih tangan Laras dan menahannya.

"Jangan lakukan itu," ucap Alesha

"Kenapa? Mereka itu udah keterlaluan banget ke kamu!" Seru Laras

"Jangan, ini bukan salah mereka ini semua salahku," jawab Alesha.

Kemudian Laras terdiam dan merasa kecewa kepada Alesha,

"Aku hanya berniat menolong Alesha kenapa Alesha malah melarangku dan terus membela The Gotcha," ucap Laras dalam benaknya.

Alesha yang mencoba memahami Laras pun merasa Kalau sahabatnya sedang salahpaham.

"Aku tau maksudmu, kamu mau menolongku kan? Makasi ya kamu udah perhatian ke aku. Tapi aku mohon jangan lakukan itu karena hanya akan memperkeruh suasana, nanti mereka makin dendam ke aku, bukan hanya ke aku tetapi ke kamu juga," Ucap Alesha pelan

Alesha tidak mau jika Laras harus masuk kedalam masalahnya, dan nanti akan ikutan dibully seperti dirinya, Ia tidak mau sahabatnya merasakan apa yang Ia rasakan. Mendengar penjelasan Alesha, Laras terdiam kemudian menangis dan memeluk Alesha, Laras meminta maaf kepada Alesha karena sempat salah paham.

Kemudian mereka masuk kedalam kelas. Keduanya sama-sama mengambil jurusan hukum, mereka pun memilih duduk bersampingan didepan meja dosen. Kemudian mereka mengobrol dan bertukar cerita dengan asiknya.

Tak lama kemudian suasana kelas menjadi ramai, semua teman dikelasnya berlari dan saling berebut berada didepan pintu kelas, ada juga yang sampai memanjat jendela, mereka terus memuji seseorang yang hendak masuk, bak seperti menunggu seorang raja. Ia pun penasaran dan ikut berdiri sembari melihat ke arah pintu, tiba-tiba saja, matanya yang bulat itu terbelalak melihat seorang gadis masuk kedalam kelasnya dan diiringi temannya.

"Vanessa," ucapnya lirih

Alesha terus terdiam dia tidak percaya kalau Vanessa sangat dikagumi oleh mahasiswa dikampus.

"Emang si cantik, body goals, kaya, pinter, panteslah kalau banyak yang suka sama dia. Tapi kalau liat sombongnya uhh... amit-amit deh, boro-boro nge fans liat aja udah enek," Ucap Laras yang sedang berbisik disamping Alesha.

"Eh, ngga boleh gitu ras," lirih Alesha kepda Laras.

Alesha masih tak percaya kalau Ia harus sekelas sama Vanessa dan teman-temannya.

"Ya Allah ujian apalagi yang akan terjadi," ucap Alesha dalam hatinya sembari duduk di kursinya.

Vanessa terdiam, matanya tertuju pada Alesha dan terus menatapnya, kemudian Vanessa memberikan isyarat kepda geng nya, The Gotcha pun dengan santai memahami apa yang diisyaratkan oleh Vanessa.

Mereka berlima berjalan menuju tempat duduk persis dibelakang Alesha dan Laras, sedangkan Karin berada disamping kanan Alesha, tiba-tiba...

"Heh minggir," seru Gendis yang meminta Alesha untuk pergi dari tempat duduknya.

"Ini meja gue! Minggir lo!" Sambung Gendis dengan nada keras.

Laras yang melihat itu pun langsung berdiri hendak membela Alesha namun Alesha mencegah dan memilih untuk menuruti kemauan Gendis, kemudian Alesha pindah ke meja belakangnya, sehingga Alesha berada ditengah-tengah The Gotcha.

Alesha merasa tidak nyaman namun Ia mencoba untuk tetap tenang.

"Assalamualaikum, Selamat pagi semuanya," ucap dosen yang tiba-tiba datang dari arah pintu membuat seluruh mahasiswa terkejut dan berlari menuju tempat duduk masing-masing.

"Waalaikumsalam, pagi pak,"Jawab seluruh mahasiswa.

"Perkenalkan saya Pak Tatang sebagai dosen mata kuliah hukum disemester 1 dan 2." Seru Pak Tatang

"Saya akan membacakan rules atau peraturan selama kelas saya berlangsung, dengarkan baik-baik!" Sambung Pak Tatang.

"Iya Pak,"Jawab mahasiswa dengan kompak.

"Rules yang pertama, tidak ada yang boleh izin kebelakang selama kelas saya berlangsung! Kedua, Dilarang membuat keributan. Ketiga, Dilarang menyanyikan lagu K-Pop,anime dan sejenisnya dikelas saya. Keempat, Dilarang bucin. Kelima, Jaga jarak jangan terlalu dekat nanti sayang." Seru Pak Tatang dengan wajah datar.

Seluruh mahasiswa tertawa mendengar peraturan yang sedikit nyleneh itu.

"Pak kalau ngga boleh izin, berarti pipis dikelas boleh dong pak," celetuk Beno

"Ngga boleh izin kebelakang tapi kalau ke kantin boleh kan pak?" Seru Danang

"Pak kalau joget K-Pop boleh kan?" Sambung Bagas

Seketika seluruh ruangan mencair dilenuhi sorak dan gelak tertawa.

"Gapapa kalau mau joget K-Pop, sekalian nanti joget dilapangan basket," Jawab Pak Tatang yang membuat kelas semakin ramai.

"Pak saya ada satu peraturan buat bapak," Seru Dodo sambil mengacungkan tangan kanannya.

"Apa itu," Tanya Pak Tatang

"Dosen telat, dilarang masuk ruangan!" Seru Dodo sambil tertawa diiringi sorakan seluruh siswa.

"Hee kamu! Mau saya kasih nilai C," Seru Pak Tatang sambil menunjuk Dodo dengan wajah geram.

"Ya enggalah pak, cuma bercanda pak, masa gitu aja baper," Jawab Dodo

Seluruh mahasiswa pun menahan tawa melihat kelakuan Dodo.

"Langsung saja kita mulai pelajaran! Sebelum jauh mengenal mata kuliah hukum, saya akan menjelaskan sedikit tujuan mempelajari ilmu hukum." Seru Pak Tatang yang mencoba menjelaskan kepada para mahasiswa.

"Tujuan mempelajari matkul ini, mahasiswa diharapkan mampu menguasai konsep dasar teoritis mengenai politik hukum, perkembangan politik hukum di Indonesia pada umumnya dan latar belakang perkembangan politik hukum serta teori-teori yang mendasarinya." Jelas Pak Tatang

"Sekarang saya tanya sama kamu," tanya Pak Tatang sambil menunjuk Dodo

"Saya pak?" Saut Dodo dengan wajah sedikit gugup.

"Biasa aja santai, apa tujuan kamu mengambil jurusan hukum?" Tanya Pak Tatang

"Saya akan memberantas korupsi di negeri ini pak," seru Dodo.

"Kamu," Tanya Pak Tatang sambil menunjuk Beno

"Saya mau jadi presiden pak," Jawab Beno sambil meringis.

"Bolehlah,bolehlah.. kalau kamu?" Tunjuk Pak Tatang kearah Alesha.

"Saya ingin jadi pengacara pak," Seru Alesha dengan penuh keyakinan.

"Hahhh serius lu tompel!" Celetuk Gendis sambil tertawa.

"Mimpi lo ketinggian cupu," Saut Karin yang disertai gelak tawa diseluruh kelas.

Alesha yang mendengar itu pun sontak berdiri dari tempat duduknya.

"Bukan mimpi saya yang terlalu tinggi! Tapi mimpi kalian lah yang terlalu rendah!" Seru Alesha dengan lantang sambil menatap Karin.

"Whattt?!! Ngga salah nih gue," ucap Melly berbisik pada Vanessa.

"Biasa aja kali ngomongnya," Saut Gendis dengan nada sinis.

"Wahh... Berani bener lo!" Seru Karin yang mencoba berdiri dari tempat duduknya.

Alesha hanya terdiam kemudian duduk kembali. Kali ini sudah menyangkut masa depannya dan masa depan keluarganya, Ia pun tidak menghiraukan perkataan The Gotcha.

"Sudah sudah kalian kok malah ribut, Karin duduk," Ucap Pak Tatang mencoba menenangkan suasana

Karin pun kembali duduk ditempat duduknya.