webnovel

Love Me or Leave Me (Indonesia)

Bagaimana rasanya jika mencintai seseorang, namun ketidakberuntungan selalu tidak berpihak? Itulah yang terjadi pada Azmya, seorang gadis yang mencintai lelaki bernama Jun sejak dia sekolah di SMA sampai suatu hari mereka berpisah. Delapan tahun berlalu, Azmya menemukan Jun kembali. Tetapi Jun yang dia temui adalah seorang idol Kpop bernama Seven-F yang sedang mencapai kepopuleritasnya. Mereka bertemu di saat Azmya yang bekerja di Konami Grup mengajak Seven-F menjadi ambassador salah satu produk Konami Grup. Pertemuan mereka setelah mereka dewasa dan jalinan asmara mereka yang dulu tumbuh lagi. Namun rupanya keberuntungan belum memihak mereka. Sebuah konflik muncul, ketika Hyo Jin bunuh diri karena cintanya pada Jun tidak berbalas. Membuat kakak Hyo Jin yang merupakan CEO agensi Jun mencoba membalas dendam pada Jun dan Azmya dengan memisahkan mereka. Membuat Jun kehilangan identitas aslinya dan menghilang dari Azmya. HV Entertainment merupakan sebuah agensi artis, namun setelah Seven-F bubar, CEO HV Entertainment ternyata adalah salah satu pendiri Black Dragon, mafia Narkoba yang berbisnis dengan berbagai macam artis dan pejabat. Bisakah Jun melepaskan diri jeratan Black Dragon dan bahagia bersama Azmya? Dapatkah Azmya menemukan Jun kembali? Ikuti perjalanan cinta rumit yang berbahaya antara Jun dan Azmya hanya di “Love Me or Leave Me”. Cerita ini 100% fiksi. Cover : Bukan milik pribadi Intip visualisasi tokoh di IG Author @vantheglang_rifdaz

Van_Theglang86 · 都市
レビュー数が足りません
466 Chs

Mencari Jun Part 2

Terakhir Azmya mendapat kabar Jun adalah dari Febri. Delapan tahun yang lalu saat Azmya baru saja pindah ke Jepang. Dia mencoba menelepon Febri, Ketua Kelasnya dulu.

"Jun sudah berangkat ke Korea untuk pertukaran pelajar dengan dua orang lainnya

juga."

"Apa Yan masih menganggu Ibunya Jun?" tanya Azmya.

"Ibunya Jun meninggal karena kecelakaan."

"Apaa?" Azmya tidak percaya berita yang dia dengar.

"Kasihan Jun, dia pergi ke Korea dengan suasana duka."

"Apa kamu punya nomor Jun yang dapat dihubungi?"tanya Azmya.

"Tidak punya, tapi nanti aku usahain nanya ke temannya yang ke Korea juga, nanti aku kabari lagi," ucap Febri.

Beberapa hari setelah itu Azmya menunggu kabar dari Febri, tapi belum ada jawaban. Dan pada akhirnya dia mencoba menelepon kembali Febri, nomor Febri sudah tidak aktif lagi. Setelah itu dia tidak mengetahui kabarnya Jun dan Febri lagi.

Dan setelah sekian lamanya Azmya mulai perlahan mengubur segala kerinduannya untuk Jun. Tapi setelah mendengar kenyataan kalau Rjun yang selama ini dia curigai sebagai Jun, dia sedikit kembali lagi merasakan sebuah perasaan yang asing.

Diantara perasaan rindu, kuatir, takut apakah itu benar benar Jun. Tapi belum seratus persen jika dia belum bertemu langsung dengannya. Baru dia akan percaya seribu persen.

Malam harinya Azmya dan Akira memakai gaun malam untuk menghadiri jamuan makan dengan CEO Park, Manajer Lee, dan juga Seven-F di sebuah resort yang berada di jantung kota Seoul. Mereka pergi kesana dengan menyewa mobil dan supirnya.

Malam itu Azmya memakai dress berlengan panjang berbahan tebal berwarna hitam sedangkan Akira memakai gaun berwarna pastel. Mereka berdua tampak anggun dengan kompak.

"Bagaimana perasaan kamu, setelah tahu kalau Rjun berasal dari Indonesia, apa pertemuan ini mengejutkan kamu?" tanya Akira.

"Kalau memang itu benar,itu artinya aku bertemu lagi dengan cinta pertama,"jawab Azmyanhanya dalam hati.

"Kamu seperti tertekan, are you okay?"tanya Akira melihat raut muka yang sangat tegang.

"I'm OK," jawab Azmya pendek.

Setelah melalui hampir setengah jam perjalanan, mereka pun sampai di sebuah bangunan resort yang luas dan megah.

Ternyata mereka tiba berbarengan dengan CEO Park yang datang dengan Manajer Lee. Mereka pun masuk berbarengan.

"Kalian berdua cantik sekali malam ini!"puji Manajer Lee.

"Gamsahamnida Mr Lee"Jawab Azmya dan Akira.

"Sepertinya mereka sudah sampai duluan,"kata CEO memberi tahu kalau Seven-F sudah berada di dalam.

Mereka pun bergegas ke dalam. Jantung Azmya kini semakin tak keruan. Dia berusaha untuk tenang dan tidak mau terlihat lemah. Dia tidak mengatakan kepada Akira, kalau dia mengenal Jun. Dia sangat takut, kalau orang itu tidak akan mengenalinya atau bahkan dia sudah melupakan dirinya.

Mereka pun sampai di salah satu ruangan privat yang sudah dipesan. Azmya dan Akira pun langsung disambut hangat oleh semua member Seven-F. Namun Azmya hanya melihat ada enam orang member dan minus satu orang. Dan orang itu adalah Rjun. Orang yang pada saat ini membuat dirinya penasaran apakah dia itu Jun atau bukan.

" Maaf sebelumnya, saya hanya melihat enam orang, kemana Rjun?tanya Akira menyadari kalau grup itu kurang satu orang di pertemuan ini.

"Rjun sebenarnya tadi sudah ada disini, tapi dia mendadak harus pulang lagi ke agensi, karena tadi ada sesuatu yang mendadak yang harus dia kerjakan,"jawab Mr Lee sang manager.

"Oh, sayang sekali tidak bisa hadir disini," sambung Akira.

Sementara Azmya menelan kekecewaan, namun dia tidak memperlihatkannya.

"Tidak apa-apa, ini hanya pertemuan yang hanya untuk merayakan kerja sama Konami Grup dengan Seven-F, masalah tanda tangan kontrak mungkin CEO sudah menanganinya!" ujar Azmya.

"Bagaimana kalau kita swafoto dulu," pinta Akira yang mungkin dari tadi sudah kebelet ingin foto-foto dengan mereka.

Malam itu semua berjalan dengan lancar. Pembahasan kontrak dan jadwal syuting pun sudah ditentukan bersama. Para member Seven-F pun sudah paham dan siap untuk menjalani tugasnya sebagai ambassador produk Konami Grup. Azmya dan Akira pun cukup puas dengan pertemuan itu. Tugas mereka di Seoul sudah beres, dan besok mereka harus sudah pulang lagi ke Tokyo untuk mempersiapkan dan menyelesaikan sisa sisa pekerjaan mereka.

Saat kembali ke hotel di perjalanan mobil Azmya merasa kegalauannya makin bertambah karena malam ini dia tidak bisa bertemu dengan Rjun. Dan pertanyaan Rjun itu Jun yang dia kenal apa bukan belum terjawab. Sementara Akira asyik melihat lihat foto-fotonya bersama Seven-F di ponselnya. Senyumnya tak habis habis ketika dia menunjukkan foto foto itu pada Azmya.

"Sayang tadi kita tidak foto dengan personil lengkap,"kata Akira.

"Padahal aku paling penasaran dengan Rjun!" ungkap Akira.

"Kenapa?"tanya Azmya tertarik dengan pembicaraan Akira.

"Pertama dia itu adalah member paling tinggi, paling jago rap nya, paling smart kalau buat lagu, dia punya kharisma seorang leader, meski dia bukan leader grupnya, terus tambah penasaran pas tahu dia bukan orang Korea tapi Indonesia, apa kamu nggak penasaran ingin bertemu dengannya?"tanya Akira membuat Azmya bingung menjawabnya seperti apa.

"Penasaran juga, tapi sayang sepertinya kita belum jodoh buat ketemu dengannya," jawab Azmya rada sedih. Akira menangkap ada sesuatu yang ganjil dari nada bicara Azmya.

"Aku mengerti, sebagai sesama dari Indonesia, mungkin kamu lebih penasaran dari aku,"kata Akira.

"By the way, tapi kita masih bisa ketemu lagi sama mereka, dua minggu lagi kan mereka syuting ke Tokyo," pekik Akira membuat telinga Azmya sakit mendengarnya.

Azmya pun kembali tenggelam dalam lamunannya. Dua minggu lagi. Apakah dia akan benar benar bertemu dengan Rjun. Apakah Rjun adalah Jun. Kalau benar Jun apakah dia masih ingat padanya. Bagaimana kalau dia sudah melupakannya.

Azmya menghela napas panjang dan menempelkan kepalanya di kaca mobil sambil melihat pemandangan kota Seoul yang gemerlap di malam hari. Memori di kepalanya kembali memutarkan bayangan wajah Jun yang dulu. Wajah Jun yang manis dengan lesung pipitnya. Dan kenangannya terakhir bersama Jun di danau waktu itu. Kenangan yang tidak bisa dia lupakan sampai saat ini.

****

Di sebuah balkon apartemen mewah di lantai lima belas, seorang laki-laki nampak sedang memandang kota Seoul dari atas dengan wajah yang penuh kesedihan. Tangan kanannya memegang selembar foto yang sudah lusuh. Beberapa kali dia memandang wajah seseorang di foto itu.

Seorang gadis yang sedang duduk memakai baju kebaya di meja makan. Setiap dia melihat foto itu, wajahnya tersenyum tapi setelah itu kembali bersedih. Foto itu sudah lama dia simpan di box bersama barang barang lamanya, tapi foto itu kembali dia cari setelah kejadian tak terduga kemarin sore itu.

Sore itu ketika hendak pergi ke Gwangju, dia tidak sengaja melihat seorang gadis yang mirip dengan gadis di foto itu di lampu merah. Gadis itu sangat mirip, namun saat dia hendak memastikan gadis itu lampu merah sudah berganti hijau dan dia tidak bisa melihat gadis itu dengan jelas.

Kejadian kemarin telah membuat dirinya kembali mengingat gadis itu, gadis yang selama ini menjadi alasan dia bisa menjadi seperti ini. Gadis yang sudah membuat hatinya tak mampu berpaling darinya.

Terdengar suara bel pintu berbunyi. Laki laki itu pun beranjak dari balkon apartemennya dan membuka pintu.

"Hyung (Kak), sedang apa? Tadi kami menyusul ke agensi, tapi kau sudah pulang ternyata" Ternyata Lee Do Hwa yang datang.

"Tadi aku sedikit pusing, terus langsung pulang, bagaimana pertemuan dengan Konami Grup, lancar?"tanyanya.

"Lancar, harusnya Jun Hyung tadi ikut, mereka ramah sekali, dan ternyata salah satu dari mereka adalah fans berat kita"cerita Do Hwa pada Rjun.

"Oh ya!"seru Rjun tak percaya.

"Jadwal syuting dan pemotretan dua minggu lagi,"sambung Do Hwa.

"Oke, berarti itu sesudah kita mengisi acara Rnet Music Award,"tanya Rjun.

"Ngomong-ngomong itu foto apa?"tanya Do Hwa melihat tangan Rjun masih memegang lembar foto itu. Do Hwa penasaran dan merebut foto itu dari tangan Rjun.

Dan secepat kilat foto itu sudah berpindah tangan ke tangannya. Rjun hanya pasrah dan bersiap dengan sejuta pertanyaan yang akan dilontarkan oleh Do Hwa.

"Cantik, siapa dia?"tanya Do Hwa.

"Seorang gadis lah?"jawab Rjun asal.

"Ya aku tahu Hyung, tapi siapa dia, sepertinya Hyung belum pernah cerita tentang seorang gadis, apa dia cinta pertama Hyung?" goda Do Hwa.

"Bukan urusanmu!"jawab Rjun kembali merebut foto itu sambil tertawa.

"Apa-apan ini, selama lima tahun kita bersama, Hyung belum pernah cerita tentang gadis di foto itu?"kata Do Hwa sedikit kesal.

"Tidak ada yang harus diceritakan tentang gadis ini ,"sambung Rjun.

"Kenapa, apa gadis itu sudah menyakiti Hyung?"tanya Do Hwa penasaran.

"Sekali lagi, tidak ada yang harus diceritakan tentang gadis dan foto ini!"

"Ayolah Hyung, apa salahnya cerita sama aku, aku kan jamin rahasia!"pinta dan rengek Do Hwa.

Rjun hanya memandang gemas melihat rekannya yang lebih muda darinya itu.

"Sudah malam, sebaiknya kamu pergi ke kamarmu, aku mengantuk"jawab Rjun malah membuat Do Hwa menjadi jadi merengek. Di antara member Seven-F, Lee Do Hwa memang yang paling muda dan yang paling menggemaskan karena masih sering kekanak-kanakan.

Tapi kalau urusan pangggung dan pekerjaaan Lee Do Hwa paling menonjol karena selalu berusaha professional. Rjun paling dekat dengan Do Hwa diantara member Seven-F yang lain. Karena Do Hwa dan dia adalah member terakhir yang bergabung dengan HV Entertainment dan di Seven-F. Karena itulah keduanya sangat dekat dan akrab seperti adik kakak. Saking akrab dan dekatnya Do Hwa pun membeli apartemen yang selantai dengan Rjun.

"Ayolah Hyung, ceritakan!"pinta Do Hwa.

"Hmmmmm." Rjun membuang napasnya. Kadang Do Hwa selalu membuatnya mengalah dengan semua permintaannya.

"Nanti kapan-kapan saja ceritanya, sekarang aku mengantuk"kata Rjun sambil menarik tangan Do Hwa untuk segera keluar dari rumahnya. Do Hwa pun berusaha mengelak.

"Aku tidur disini ya malam ini!" kata Do Hwa membuat Rjun kewalahan dengan sikap

kekanakan Do Hwa.

"Andwae (tidak boleh)!"kata Rjun.

"Hyung ini tidak bisa diajak becanda, oh yaa perasaan aku pernah liat gadis di foto itu, tapi dimana ya?"ungkap Do Hwa.

"Sudahlah, tidak mungkin kamu pernah melihatnya,"kata Rjun kemudian kembali mengusir Do Hwa.

"Naneun jinsilhaessda (saya berkata benar),"ucap Do Hwa.

"Eodiseo (dimana)?"tanya Rjun setengah hati.

Do Hwa terlihat seperti berpikir. Tapi sepertinya dia juga ragu ragu pernah melihat dimana. Melihat Do Hwa yang seperti mempermainkannya Rjun pun mendorong Do Hwa pelan pelan dan menggiringnya keluar pintu. Sementara Do Hwa hanya mengernyitkan alisnya mencoba mengingat-ingat.

Sepeninggal Do Hwa dari rumahnya. Rjun kemudian menyimpan kembali foto itu di dalam box bersama barang-barang lamanya. Kemudian menyimpan box itu di dalam lemari pakaiannya yang paling dalam. Seolah olah dia ingin menyimpannya dan tidak mau membukanya lagi.

Rjun bersiap-siap tidur, karena seharian ini jadwal kegiatan Seven-F sangat padat seperti biasanya. Rjun merebahkan badannya yang pegal pegal di atas tempat tidurnya. Rjun mencoba memejamkan mata, tapi bayangan gadis di lampu merah itu kembali muncul. Rjun mencoba untuk tidak mengingatnya. Tapi memorinya malah memaksa dia kembali mengingat kejadian delapan tahun yang lalu.

*************

Flashback on <<<<<<<<<

Jun sangat terpukul ketika Azmya harus dikeluarkan dengan tidak hormat dari sekolahnya gara gara kasus Narkoba itu yang padahal dia tahu kalau itu bukan barangnya. Namun saat itu dia tidak berdaya karena Yan mengancamnya akan membuatnya sama sama dikeluarkan dari sekolah. Dengan keadaan kesulitan keluarganya Jun hanya bisa menyesal atas ketidakberdayaannya. Dia hanya menyaksikan Azmya terakhir kali saat dia dipanggil oleh pihak sekolah dan kepolisian.

Berapa kali dia mencoba menghubungi lewat telepon tapi tidak pernah nyambung. Bahkan beberapa kali dia ke rumahnya. Rumah itu kosong tidak berpenghuni. Dia mendengar dari Febri, kalau Azmya kembali ke Bandung. Azmya pun pergi tanpa satu pesan pun untuknya. Apakah Azmya menyesal telah berkorban untuk dirinya sehingga Azmya tidak pernah menghubunginya. Mungkin saja itu benar. Karena demi melindunginya Azmya rela berkorban mengakui semua Narkoba jebakan itu miliknya.

Sementara dia sendiri hanya memikirkan masa depannya tanpa memikirkan nasib dan masa depan Azmya. Jun merasa bersalah dan ingin sekali menebus kesalahannnya yang terlalu pengecut untuk mengungkapkan kebenarannya. Tapi Azmya telah pergi tanpa memberinya kesempatan untuk meminta maaf. Dan karena penyesalannya itu dia menyebabkan ibunya meninggal.

Saat itu dia menunggu Azmya di rumahnya. Namun rumah itu kosong. Jun berdiri ber jam jam disana berharap Azmya datang. Dan dia sampai lupa dan mengabaikan ibunya yang sedang menyiapkan persiapannya ke Korea tanpa dia temani. Dan ibunya mengalami kecelakaan saat hendak menyebrang seusai membeli perlengkapan dia, sebuah dump truck menabraknya. Saat itulah Jun merasa dia hanya orang yang bodoh yang tak mampu melindungi orang yang dia sayangi.

Dia kehilangan dua orang sekaligus. Dia merasa menjadi orang yang tak berguna. Dia berangkat ke Korea pun hanya melarikan diri dari rasa penyesalannya. Meskipun itu program pertukaran pelajar antar negara. Tapi Jun mempunyai niat dan tujuan lain ke Korea. Dia ingin melupakan mimpi buruknya selama di Tangerang. Dia tidak ingin perasaan bersalahnya terus menghantui.

Dia ingin menebus semuanya dengan berusaha keras menjadi seseorang yang sukses. Agar almarhum ibunya tenang. Dia ingin mencari jalan beasiswa agar bisa sekolah disana sampai lulus dan mencari tempat kuliah yang bisa sambil bekerja.

Ternyata awal yang pahit dia terima saat dia menginjakkan kakinya di Korea. Kemenpora yang mensponsori program itu tiba tiba mencoret namanya tanpa alasan yang jelas. Yang pasti dia sadar kalau itu pasti ada campur tangan dari pihak Yayasan sekolah yang mana ada Yan di belakangnya. Sehingga dia tidak bisa melanjutkan program itu. Otomatis dia harus segera pulang lagi ke Indonesia.

Harapan dia untuk bisa mencari peluang kuliah di Korea pun pupus. Dan saat detik detik terakhir dia harus meninggalkan Korea. Seseorang telah menyelamatkannya. Dia adalah Pak Tito, Wali Kelasnya. Pak Tito menyuruhnya untuk pergi ke tempat orang Korea yang dikenalnya. Ternyata Pak Tito mengasihaninya. Dia mempunyai seorang kenalan guru di SMA Korea. Dia ingin Jun menemuinya.

Pak Kim Dok Man seorang guru yang hidup sendiri. Dia tidak punya istri dan anak. Dia adalah seorang guru Fisika di salah satu SMA swasta di Korea.

Melihat kepintaran dan kejeniusan Jun, apalagi Jun seorang anak yang tak punya orangtua, Jun pun diadopsi oleh Pak Kim Dok Man. Dia senang melihat Jun yang pintar. Kemudian dia pun merawat Jun seperti anaknya sendiri. Jun pun sekolah di SMA tempat dia mengajar. Jun yang pintar pun tak kesulitan beradaptasi. Toh selama ini juga dia sudah belajar bahasa Korea secara otodidak. Dan kalau adapun dia tidak paham dia menggunakan bahasa Inggris sebagai pengantinya.

Beruntung Pak Kim Dok Man sangat menyayangi dan terus membantu Jun agar bisa fasih berbahasa Korea.

Maka Jun pun menjalani hari-harinya di Korea. Sementara Pak Kim Dok Man berusaha membuat Jun menjadi Warga Negara Korea. Karena memang Jun ingin tetap tinggal di Korea karena di Indonesia Jun tidak punya siapa-siapa. Ayahnya meninggalkarena bunuh diri setelah tahu ibunya meninggal karena kecelakaan.

Sungguh memang berat yang dialami Jun delapan tahun yang lalu. Bagaimana orang-orang yang disayanginya meninggalkannya.

*****

Silahkan review dan komen. berikan vote nya jangan lupa! terimakasih ^.^