webnovel

LOVE CHALLENGE

Aksa. Seorang laki-laki yang banyak di kagumi oleh para perempuan. Bagaimana tidak. Tubuhnya yang tinggi, warna kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung dan warna kedua bola matanya yang cokelat membuat wanita yang melihatnya langsung terpana olehnya. Apalagi Aksa adalah putra tunggal dari keluarga konglomerat yang mempunyai banyak perusahaan di dalam maupun luar Negeri. Namun bukan berarti itu semua menjadikan Aksa sebagai seseorang yang suka mempermainkan hati wanita. Dia hanya mencintai satu orang wanita di hatinya sejak dia duduk di bangku Sekolah Menengah Atas. Wanita itu bernama Cantika. Semuanya sudah Aksa lakukan hanya untuk Cantika. Apalagi kedua orangtua Aksa sudah sangat menyukai Cantika. Karena Cantika terlahir dari keluarga yang kaya raya juga seperti keluarga Aksa. Tetapi setelah berjalan selama 2 tahun, wanita yang sangat dia cintai selingkuh darinya. Dengan alasan jika dirinya masih mempunyai perasaan oleh mantan kekasihnya. Itu semua membuat Aksa merasakan patah hati yang teramat mendalam. Semenjak itu Aksa tidak pernah berpacaran lagi dengan wanita lain. Hingga akhirnya datang seorang wanita yang sangat memperjuangkan Aksa. Yaitu Bulan. Bukan tanpa alasan wanita itu memperjuangkan Aksa, tetapi hanya karena Bulan mendapatkan tantangan dari teman-temannya. Isi perjanjian itu adalah jika dia berhasil mendapatkan hati Aksa, maka semua teman-temannya akan memberikan hadiah kepadanya.

Arummsukma · 幻想
レビュー数が足りません
388 Chs

Dua Hati

Setelah selesai mandi, Deon memutuskan untuk menuruni anak tangganya. Dengan langkah yang sangat hati-hati Deon menghampiri kedua orangtunya yang sedang berada di ruang keluarga. Namun belum juga Deon sampai di sana, Mamah dan Papahnya bangkit dari tempat duduknya masing-. Kemudian Deon menghentikan langkahnya. Karena Deon ingin tahu akan pergi kemana mereka berdua kali ini.

"Ayo Pah kalo gitu kita berangkat sekarang," ucap Mamahnya Deon kepada suaminya.

"Ayo, Mah."

Mamah dan Papah Deon pergi begitu saja meninggalkan rumah tanpa menanyakan tentang keadaan anak semata wayangnya dahulu. Mereka berdua main pergi begitu saja dengan seenaknya.

"Bahkan Mamah sama Papah kalo mau pergi main pergi gitu aja tanpa khawatirin gua. Ah, tapi kenapa juga gua mikir seperti ini. Udah biasa juga kan Mamah sama Papah seperti ini ke gua," ucap Deon di dalam hatinya,

Tiba-tiba saja Bi Inah datang menghampiri Deon.

"Den. Ada yang bisa Bibi bantu?" tanyanya.