Ariana berdiri di kamar mandi mansion Nelson. Ia menatap cermin berbentuk oval sambil memegang kedua sisi wastafel di depannya.
"Ada apa dengan diriku?" Gumamnya, merasakan sensasi terbakar di dasar hatinya. Itu membuatnya merasa sangat lemah dan terengah-engah.
Pikiran Ariana kacau, dan kontrol yang dia banggakan mulai pecah berkeping-keping.
"Apa yang terjadi?" Ariana membawa tangannya ke wajahnya dan menekan pangkal telapak tangannya ke dahinya saat dia menatap bayangannya, yang semakin kabur setiap detiknya.
Ada yang sangat salah dengan dirinya.
'Aku harus pulang ke rumah,' Ariana selalu peka saat merasakan bahaya.
Seperti saat dia tahu kapan harus menundukkan kepala di hadapan ibunya, seperti saat dia tahu bagaimana memohon kepada Noah ketika dia menolak untuk memberinya penghormatan yang dia pantas dapatkan.
Secara insting, dia tahu bahwa dia harus pergi. Ariana hendak menarik penutup yang telah dia pasang di lubang wastafel untuk menghentikan air yang mengalir ketika——
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください