webnovel
#VILLAIN
#SCARY

LINDAP

Lindap mengisahkan tentang Alra, putri dari pasangan suami - istri bernama Dian, dan Aisyah. Kedua orang tuanya memutuskan untuk pindah dari kota besar menuju kota kecil di pulau Jawa. Awalnya kehidupan Alra berjalan dengan baik-baik saja, hidup dengan sederhana karena pekerjaan ayahnya yang selalu berganti tempat. Akan tetapi, ketika Alra mulai duduk di bangku SMP, perselingkuhan ayahnya dengan Susi mulai terjadi, dan Alra ketahui tanpa sengaja. Hal itu membuat sekolahnya menjadi tidak terarah, Aisyah juga menjadi berbeda, dan lebih memilih untuk mendatangi berbagai dukun agar suaminya kembali pulang. Tak hanya permasalahan keluarga yang dia terima, dampak dari permainan dukun yang dilakukan Aisyah pun dia terima dengan gangguan yang hantu-hantu itu berikan. Alra semakin tidak tenang dengan kehidupannya di rumah, dia lebih suka di sekolah untuk bertemu dengan teman-temannya, tapi rupanya di sekolah pun masih ada konflik yang menurutnya lumayan rumit. Berbagai macam masalah datang secara bersamaan, tapi suasana yang memanas berubah manis ketika dia duduk di bangku kelas 9 semester akhir. Bertemu dengan cowok bernama Hazel merubah dunianya yang terasa hambar, banyak yang berubah menjadi manis, dan lebih berwarna. Alra juga bertemu dengan orang-orang yang sama rasa dengannya, terutama dengan masalah keluarga yang sama. Mereka berbagi cerita, dan memberikan uluran tangan agar gadis itu semakin kuat.

meybulansafitrii · ティーン
レビュー数が足りません
156 Chs
#VILLAIN
#SCARY

SEMBILAN PULUH SEMBILAN

"Kamu mau ke mana Al?" tanya Irma begitu menoleh ke arah Alra yang sedang berusaha untuk beranjak.

"Ke kantin seberang, kamu mau ikut gak?" sahut Alra setelah bebas dari himpitan kursi dan meja, "Aku lagi pengen beli nasi goreng sama es teh manis."

"Di kantin kita kan ada."

"Ada sih, tapi gak tau kenapa rasa es teh manis bu kantin seberang lebih enak ketimbang es teh manis bu kantin belakang. Jadi inget pribahasa yang bilang gini, rumput tetangga lebih menggoda ketimbang rumput di rumah. Emang bener banget sih," jelas Alra dengan tawa yang cukup renyah.

Irma menggelengkan kepalanya dengan tersenyum, dan kemudian kembali menulis sesuatu di buku matematikanya, "Aku titip teh kotak ya!"

"Ada lagi?"

"Gak ada."

"Oke, aku pergi dulu, kalau lama di maklumi ya soalnya kan di sana rame banget."

Irma mengangguk, memberikan jempol kanannya dengan senyum yang begitu lebar. Sampai-sampai dia terlihat lebih manis sekarang, "Oke, hati-hati Alra!"