"Kenapa nanya gitu?" kening Hazel bertaut, bahkan dia menatap Alra dari kaca spion, "Kok nanya gitu?"
Alra terdiam sejenak, bingung pula harus menjawab apa. Dia sendiri tidak paham kenapa cowok yang sekarang menjadi pacarnya ini bertanya seperti itu. Padahal kan beberapa minggu yang lalu mereka sudah membahas ini, mereka sudah saling terbuka dengan apa yang Alra suka dan tidak suka. Seharusnya Hazel tahu, dan tidak bertanya.
Namun, Alra pun tidak mau membahas masalah ini lebih jauh. Lagi pula tidak ada salahnya jika lupa dengan kalimat yang di berikan seseorang. Dia juga sering seperti itu, suka lupa ketika sang ibu mengatakan sesuatu yang penting, bahkan ketika menyuruh Alra untuk melakukan sesuatu. Sampai akhirnya dia di marahi habis-habisan. Meskipun begitu dia tetap diam, tidak berani menjawab, apalagi menatap mata sang ibu. Sangat tidak berani, lebih baik dia diam, menunggu ibunya sampai selesai dan kemudian berbaikan.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください