webnovel

Mantan

Happy reading!

"Kayaknya tadi gue sekilas ngeliat antek-anteknya Trisha di bis," lirih Kiara mengingat tadi di bis ia duduk bersama Faldo sudah pasti ia akan segera mendapatkan gangguan.

Baru saja Kiara sampai di kelas, ia sudah diajak berkeliling oleh Cia dan Natasha.

"Ra lo minum kopi?" tanya Cia yang melihat Kiara membawa satu cup kopi di tangannya.

"Iya," jawab Kiara menganggukkan kepalanya. Pasalnya ia sangat mengantuk hari ini jadi ia memutuskan untuk minum kopi, ya walaupun akhirnya ia akan merasa tremor. Tapi mungkin jika sekali-kali saja tidak akam menimbulkan efek samping seperti itu. Ya, setidaknya itu pemikiran Kiara saat ini.

"Tumben banget Ra, lo gapapa?" tanya Natasha.

"Enggak, gapapa," jawab Kiara.

Mereka pun berjalan menuju lapangan karena sangat bersemangat ingin menyemangati tim sekolah mereka yang sedang lomba. Sedangkan Kiara hanya mengikuti mereka berdua.

"Kiara."

Kiara menghentikan langkahnya saat mendengar ada seseorang yang memanggilnya. Suara ini, suara yang sangat ia kenal. Suara yang sudah lama tidak ia dengar, bahkan suara yang rasanya tidak ingin ia dengar lagi sejak saat itu.

Kiara pun menoleh pelan sebelum akhirnya mengeluarkan suara.

"Gersa," ucap Kiara saat melihat orang di hadapannya yang tadi memanggilnya adalah Gersa, mantannya.

"Apa kabar?" tanya Gersa berbasa-basi.

"Baik," jawab Kiara. Rasanya ia tidak ingin berlama-lama berbicara dengan Gersa.

"Duluan ya," ucap Kiara dan berbalik hendak menyusul Cia dan Natasha.

"Tunggu Ra," ucap Gersa sembari meraih tangan Kiara. Kiara yang merasa risih dengan hal itu pun berbalik dan melepaskan tangannya dari Gersa.

"Ada yang harus gue omongin ke lo," ucap Gersa. Kiara menghela napasnya sejenak dan duduk di bangku salah satu stan. Gersa pun mengikutinya dan duduk di depan Kiara.

Hening. Tak ada yang membuka suara sama sekali. Mungkin Gersa sedang menyiapkan kata-kata, begitu pikir Kiara.

"Kenap-"

"Gue mau minta maaf," ucap Gersa sebelum Kiara menyelesaikan perkataannya.

"Maaf? Buat apa?" tanya Kiara, ia hanya sedang mengetes Gersa. Apakah Gersa benar-benar tau kesalahannya atau hanya sekedar berbasa-basi meminta maaf.

Melihat Gersa yang tak kunjung membuka suara, Kiara pun beranjak dari duduknya dan berdiri.

"Jangan minta maaf kalau lo belum sadar sama kesalahan lo."

"Kalau udah nggak ada yang mau lo omongin lagi, gue duluan," lanjut Kiara dan berjalan pergi meninggalkan Gersa.

"Sial, gue emang bener-bener pengecut," lirih Gersa melihat punggung Kiara yang semakin lama semakin menjauh.

Kiara melangkahkan kakinya menuju toilet. Ia membasuh mukanya beberapa kali dan menatap pantulan wajahnya dari cermin di depannya. Kiara tersenyum miris, tidak mungkin bertemu Gersa bisa membuat perasaannya gusar.

Kiara berjalan menuju kelasnya sembari menguap kecil. Sepertinya minum kopi tadi sama sekali tidak berefek padanya. Bukannya bisa menahan kantuk malah membuat seluruh badannya tremor.

Tidak ada siapa pun di kelas, sangat sepi. Ya itu wajar pasti semua orang sedang sibuk menonton pertandingan di lapangan atau berkeliling. Kiara pun duduk di tempat duduknya dan menelungkupkan kepalanya di atas meja. Ia memutuskan untuk tidur beberapa menit.

"Siram sekarang nih?"

"Lo yakin gapapa?"

"Gapapa, lagian nggak bakal ada yang liat juga."

Kiara yang sudah terbangun samar-samar mendengar suara beberapa orang yang sepertinya mempunyai niat jahat kepadanya. Jadi ia tetap mempertahankan posisinya menelungkupkan kepalanya di meja.

"Oh jadi mereka mau ngerjain gue," batin Kiara. Ia pun tersenyum kecil dan sebelum akhirnya mengangkat kepalanya.

3 orang yang tadi sibuk berbisik-bisik di hadapan Kiara pun terkejut saat melihat Kiara terbangun.

"Temen-temennya Trisha ternyata, gue kerjain balik aja," ucap Kiara dalam hati. Ia sudah menduga bahwa cepat atau lambat Trisha pasti akan mengganggunya.

"Kalian ngapain di sini?" tanya Kiara berpura-pura.

"Loh kenapa bawa ember isi air segala? Oh kalian mau bantu ngepel kelas ini ya," ucap Kiara tersenyum lebar.

"Oh ya btw di kelas ini ada cctv jadi nanti gue bisa ngelaporin perbuatan baik kalian ini ke guru biar dapet nilai plus," lanjut Kiara sembari menunjuk ke cctv yang terpasang di kelas mereka.

"Semangat ya," ucap Kiara dan beranjak keluar kelas sembari melambaikan tangan kepada 3 orang tadi.

"Sialan kok kalian nggak bilang kalau ada cctv di sini."

"Gue mana tau, lagian kita juga disuruh sama Trisha."

"Terus ini gimana? Bahaya kalau Kiara ngelaporin kita."

"Ya udah deh terpaksa kita harus ngepel, sembarang aja."

"Mampus emang enak kalian gue kerjain," gumam Kiara saat sudah keluar kelas.

"Kiara lo kemana aja malah ngilang," ucap Natasha menghampiri Kiara.

"Eh sorry tadi gue ngantuk banget jadi tidur di kelas," ucap Kiara.

"Cia dimana?" tanya Kiara yang tidak melihat keberadaan Cia bersama Natasha.

"Lo tau sendiri kan dia orangnya gimana, dia lagi ngeliatin cogan-cogan," jawab Natasha membuat Kiara terkekeh kecil mengingat bagaimana Cia itu.

"Lo mau makan nggak? Gue laper," ucap Kiara, setelah tidur tadi ia menjadi lapar.

"Boleh, gue chat si Cia deh biar sekalian," ucap Natasha sembari mengirimkan chat kepada Cia sementara Kiara mengangguk pelan.

Setelah mengirim chat untuk Cia, mereka berdua segera pergi menuju kantin duluan.

"Oh ya besok lombanya basket ya?" tanya Natasha.

Setelah sampai di kantin, mereka berdua langsung memesan dan duduk.

"Emang iya?" tanya Kiara balik, ia bahkan tak tau jadwal pertandingannya.

"Kalau diliat dari jadwalnya sih harusnya iya," jawab Natasha.

"Berarti besok mantan lo bakal main ya Ra," ucap Cia yang tiba-tiba datang dan duduk di samping Kiara.

"Mana gue tau," ucap Kiara mengendikkan bahunya.

"Tapi sampai sekarang dia belum ngomong apa-apa sama lo Ra?" tanya Cia.

"Tadi dia sempet nyapa gue," jawab Kiara mengingat tadi pagi Gersa menyapanya.

"Nyapa?" tanya Natasha dan dijawab anggukkan kepala oleh Kiara.

"Nyapa doang Ra? Seriously?" tanya Cia.

"Iya, lagian nggak ada hal lain lagi yang perlu diomongin antara gue sama dia," jawab Kiara. Ia tidak ingin menceritakan masalah Gersa meminta maaf kepadanya.

---

"Gue tanya apa jangan ya, kalau gue nanya nanti dia risih, kalau gue nggak nanya gue nggak tau apa-apa," batin Faldo yang saat ini sedang makan malam bersama Kiara.

Biasanya Faldo tidak ikut makan malam di rumah karena kerjaannya. Namun hari ini tumben sekali ia bisa pulang cepat dan makan malam di rumah bersama Kiara.

"Kenapa?" tanya Kiara mengeluarkan suara karena melihat Faldo yang sepertinya terlihat sedang bingung.

"Ehem gapapa," jawab Faldo membuat Kiara menganggukkan kepalanya.

Namun melihat Faldo yang masih terlihat seperti orang kebingungan, membuat Kiara kembali bertanya.

"Kenapa sih?"

To be continued...