webnovel

Hilang

Happy reading!

"Gue denger-denger lo jago banget renang, tapi katanya lo nolak waktu ditunjuk buat lomba ini," lanjut Faldo. Kiara menundukkan kepalanya dan tersenyum miris, sejak kejadian waktu itu ia sudah tidak pernah menginjakkan kaki di kolam renang lagi.

"Iya itu dulu," ucap Kiara membuat Faldo kebingungan. Ia tau pasti ada sesuatu yang terjadi kepada Kiara.

Faldo pun memutuskan untuk tidak bertanya lebih lanjut dan mengganti topik pembicaraan.

"Tapi nanti lo harus nonton gue main," ucap Faldo dengan nada memerintah.

"Iya iya," ucap Kiara terkekeh kecil. Faldo sangat kekeuh sekali mengingatkan Kiara agar menonton pertandingannya

"Tuhkan bener Kiara kalau duduk di sini pasti selalu kesambet," batin Faldo yang melihat respon Kiara barusan.

"Lo mau duduk di sini terus sampe kapan?" tanya Faldo yang melihat sepertinya Kiara sangat betah duduk di tempat ini.

"Hati-hati banyak makhluk halusnya Ra," lanjut Faldo.

"Kalau duduk di sini rasanya tenang banget," jawab Kiara membuat Faldo mengalihkan pandangannya menatap Kiara.

"Ya walaupun pas lo muncul berubah jadi nggak tenang sama sekali," lanjut Kiara membuat Faldo tertawa kecil.

"Mantan lo main basket juga ya?" tanya Faldo.

Kiara jadi ingat bahwa Gersa juga jago bermain basket. Ia bahkan kapten tim basket SMA Couller.

"Nanti kalau gue menang...," ucap Faldo menggantungkan perkataannya membuat Kiara sontak menoleh ke arahnya.

Faldo yang ditatap oleh Kiara menjadi tidak bisa melanjutkan perkataannya.

"Kalau lo menang? Apa?" tanya Kiara penasaran karena Faldo tak menyelesaikan perkataannya.

"Kalau gue menang lo mau nggak jadi pacar gue," ucap Faldo dalam hati.

"Kalau lo menang gue jadi pacar lo?" tanya Kiara membuat Faldo membelalakan matanya terkejut.

"Kiara lo bisa baca pikiran gue ya," ucap Faldo yang masih merasa terkejut. Bagaimana bisa Kiara mengetahui apa yang ingin ia katakan? Apakah Kiara punya indra ke-6.

"Jadi bener lo mau ngomong gitu?" tanya Kiara, justru sekarang Kiara yang terkejut karena tebakannya tadi itu benar.

"Ehem.... iya," lirih Faldo. Kiara tertawa mendengar ucapan Faldo barusan, apalagi saat mengetahui bahwa ternyata tebakannya benar.

Faldo terpaku melihat Kiara bisa tertawa lepas seperti itu untuk pertama kalinya, ia tersenyum kecil.

"Rasanya aneh udah nikah tapi masih ngajak pacaran," batin Kiara.

"Oh iya gue mau latihan, duluan ya," ucap Faldo yang terlihat bingung sembari melambaikan tangan ke Kiara.

"Pacaran ya?" gumam Kiara. Semenjak putus dengan Gersa ia tidak berpikir untuk menjalin hubungan lagi dengan laki-laki. Tapi justru ia terjerat hubungan suami istri dengan Faldo. Dan sekarang Faldo malah mengajaknya pacaran.

"Mending lo terima aja ajakan pacaran sama Faldo, lagian kan kalian suami istri nantinya juga bakal sama-sama terus."

"Yakin? Nanti kalau lo buka hati sedikit aja ke Faldo lo bakal sakit hati karena terlalu berharap."

Sepertinya dalam diri Kiara terbagi menjadi 2 dan saling berdebat, yang satu pro dan satunya lagi kontra.

"Apaan sih," lirih Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya.

---

"Ra lo tadi kemana? Kok lo nggak nyusul?" tanya Cia yang sepertinya baru saja melihat lomba renang. Namun Cia terlihat sendirian tidak bersama Natasha.

"Gawat gue belum nyiapin alesan," batin Kiara.

"Oh iya tadi gue ngantuk banget Ci akhirnya gue ke kelas," jawab Kiara yang tentu saja berbohong.

"Kayaknya akhir-akhir ini lo sering tidur larut ya? Kemarin juga jarang banget gue liat lo minum kopi," ucap Cia.

"Iya cuma kemarin doang gue minum kopi. Tapi malah nggak ngaruh, gue tetep ngantuk," ucap Kiara membuat Cia tertawa kecil.

"Si Natasha kemana?" tanya Kiara.

"Dia katanya tadi ada rapat sama ekskulnya," jawab Cia membuat Kiara ber'oh'ria.

"Oh iya Ra, lo lagi deket sama Faldo ya?" tanya Cia dengan berbisik-bisik kepada Kiara.

"Kata siapa?" tanya Kiara balik.

"Natasha," jawab Cia sambil meringis kecil. Sementara Kiara sudah menduganya, tentu saja Natasha akan menceritakan kepada Cia.

"Biasa aja," ucap Kiara yang terkesan tidak memberikan jawaban apapun kepada Cia.

Cia menatap Kiara dengan penuh tanda tanya, namun kelihatannya Kiara tidak akan mengeluarkan suara untuk memberinya jawaban yang lebih jelas.

"Ntar kalau lo tiba-tiba jadian sama Faldo gue pura-pura kaget aja," ucap Cia.

"Lo kenapa ngomongnya jadi persis kayak Natasha," ucap Kiara mengingat tadi pagi waktu di kantin Natasha juga mengatakan hal yang sama seperti yang dikatakan Cia barusan.

"Berarti nanti tanding basket mantan lo ngelawan calon pacar lo ya," ucap Cia mengingat bahwa Gersa juga masuk dalam tim basket SMA Couller.

"Cia lo nggak usah bikin judul yang aneh-aneh deh, calon pacar apanya coba," ucap Kiara menggeleng-gelengkan kepalanya. Tak Natasha atau pun Cia, mereka berdua sama saja.

"Orang udah jadi suami gue gimana bisa disebut calon pacar," lanjut Kiara dalam hati.

"Oh iya kayaknya udah mau mulai, ayo cepetan biar kita kebagian tempat paling depan," ucap Cia dengan semangat. Terdengar sorakan yang begitu ramai menggema dari gedung olahraga.

"Nggak usah depan banget juga kali Ci, lo nggak takut kena bola nya?" ucap Kiara yang terpaksa mengikuti Cia dan duduk di kursi tribun paling depan.

"Nggak bakalan Ra lo tenang aja, lagian kalau kita nonton dari depan jadi lebih jelas," ucap Cia. Kiara pun hanya menurut saja dan melihat kedua tim sedang melakukan pemanasan.

"Natasha nggak nonton kah? Biasanya dia paling semangat," tanya Kiara yang tidak melihat keberadaan Natasha. Padahal biasanya Natasha selalu berada paling depan dan paling berisik.

"Nggak tau juga bia-"

"GAIS," teriak Natasha yang tiba-tiba muncul di hadapan mereka berdua.

"Panjang umur, baru juga diomongin," ucap Kiara meringis kecil.

"Kalian berdua ngomongin gue? Pasti kalian udah kangen ya kan sama gue?"

"Nat pelan-pelan ngomongnya, nggak ada yang kangen sama lo," ucap Cia.

"Btw rapat lo udah selesai kah?" tanya Cia.

"Udah, lo tau gue sebel banget si mak lampir Trisha itu," ucap Natasha dengan raut wajah yang terlihat sangat kesal.

"Nggak heran setiap lo ada rapat ekskul pasti balik-balik muka lo asem gitu," ucap Kiara. Ya, mengingat bagaimana sifat Trisha yang buruk itu dipertemukan dengan Natasha pasti lah selalu terjadi peperangan.

Natasha menghela napas kesal dan membuang muka.

"Eh udah mau mulai," ucap Cia sembari mengalihkan pandangannya fokus ke arah lapangan. Melihat kedua tim yang terlihat sudah saling berbaris.

Peluit tanda pertandingan dimulai pun sudah ditiup. Para penonton serta pendukung dengan semangat menyerukan tim sekolah mereka bahkan menyerukan pemain yang mereka jagokan.

"Lo liat tuh calon pacar lo Ra, tebar pesona mulu sana sini," ucap Cia memicingkan matanya ke arah Faldo.

"Gawat pasti Cia ngasih tau Kiara kalau gue yang ngasih tau ke dia tentang Faldo," lirih Natasha meringis kecil.

"Ci stop pake julukan calon pacar," ucap Kiara menepuk dahinya sendiri melihat kelakuan Cia. Ya lagian Faldo memang sudah biasa seperti itu.

Pertandingan kali ini berlangsung 4 quarter dengan setiap quarter 10 menit. Kedua tim terlihat sangat sengit, namun saat ini SMA Couller lebih unggul sedikit. Dari SMA Couller kebanyakan poin dicetak oleh Gersa, ternyata dia memang benar-benar jago.

"Ternyata mantan lo jago banget ya Ra," ucap Natasha yang melihat permainan Gersa.

"Kenapa apa-apa jadi bilang ke gue," batin Kiara. Rasanya sekarang jika ada sesuatu tentang Faldo atau Gersa, Cia dan Natasha selalu mengadu kepada Kiara.

Pertandingan pun akhirnya selesai, dan dimenangkan oleh SMA Hawkey, di akhir quarter mereka berhasil mencetak banyak poin.

Suara gemuruh tepuk tangan dan sorakan pun memenuhi gedung olahraga, bagaimana pun ini kemenangan pertama pertandingan basket SMA Hawkey. Karena sejak dulu selalu saja SMA Couller yang menang.

Faldo yang menang pun mencari keberadaan Kiara di tribun, setelah melihat Kiara duduk bersama Cia dan Natasha, ia tersenyum lebar.

"Kayaknya ada yang lagi ngelihatin ke sini," ucap Cia sembari menyenggol-nyenggol Kiara. Cia menyadari bahwa Faldo sedang melihat ke arah Kiara sembari tersenyum lebar.

Kiara pun menatap Cia dengan heran. Begitu paham dengan maksud Cia, Kiara mengalihkan pandangannya ke arah lapangan, dan benar saja Faldo tengah menatapnya dengan senyuman lebar. Kiara pun menghela napas dan menepuk dahinya sendiri, bisa-bisanya Faldo melakukan hal seperti itu. Tanpa disadari, Gersa diam-diam menyaksikan hal tersebut.

"Ra lo kayaknya tadi pagi pake jepit rambut, lo lepas kah?" tanya Natasha yang menyadari bahwa jepit rambut Kiara tidak terpasang di kepalanya.

"Hah enggak," jawab Kiara sembari meraba kepalanya. Dan benar saja, jepit rambutnya tidak ada. Jepit rambutnya menghilang.

To be continued...