webnovel

Hari pertama

Happy reading!

BUGH

Tepat sasaran, bola yang ia lempar mengenai belakang kepala Faldo yang saat itu terlihat tengah sibuk tebar pesona dengan adek kelas.

"WOY SIAPA YANG LEM-"

"SORRY NGGAK SENGAJA," teriak Kiara memotong ucapan Faldo barusan. Terlihat Faldo memegang belakang kepalanya sembari mengaduh kesakitan. Setelah itu Kiara tersenyum penuh kemenangan karena bolanya berhasil mengenai targetnya. Ia pun segera berjalan menuju kelasnya.

Sementara Faldo langsung menutup mulutnya sendiri saat tau bahwa yang melempar bola barusan adalah Kiara.

"Ternyata gini rasanya dilempar bola sama istri sendiri," batin Faldo mengartikan ke hal lain yang bahkan tidak terpikirkan oleh Kiara sama sekali.

"Gawat gue baru neriakin Kiara, gawat Kiara pasti salah paham liat gue sama adek kelas gini, gawat gawat kalau nanti Kiara minta cerai gimana," pikir Faldo. Ia terus memikirkan hal tersebut bahkan hal yang sebenarnya tak perlu ia pikirkan.

"Woy," panggil Gafa yang melihat Faldo melamun sembari memegangi kepala belakangnya. Bahkan Gafa sudah memanggilnya berulang kali namun Faldo sama sekali tak menyaut.

"Do lo nggak gagar otak kan?" ucap Gafa yang langsung mendapat pukulan pelan dari Faldo.

"Ngawur, gitu doang mah nggak berasa buat gue," ucap Faldo menyombongkan dirinya dengan senyum yang menyebalkan.

"Siapa tau, abisnya lo dipanggil dari tadi kagak nyaut."

"Oh ya, makasih buat yang kemarin Gaf," ucap Faldo sembari menepuk bahu Gafa pelan.

"Gue emang bisa diandalin," ucap Gafa semakin membanggakan dirinya sendiri

"Tapi gimana caranya lo bisa tau?" tanya Faldo, ia juga penasaran Gafa bisa mengetahui makanan kesukaan Kiara dari siapa.

"Gue nanya sama orang terdekatnya, udah lo nggak usah kepo lagi."

Di sisi lain, Kiara sampai di kelasnya dan langsung di ajak Cia menuju gedung olahraga untuk menonton Natasha tampil cheerleaders.

"NAT," panggil Cia kepada Natasha yang sedang melakukan pemanasan. Sementara Cia dan Kiara duduk di tribun paling depan. Tujuannya agar bisa melihat Natasha dengan jelas sekaligus memberikan semangat.

Natasha pun tersenyum lebar dan melambaikan tangannya kepada Cia dan Kiara. Sementara di sisi lain Trisha memperhatikan interaksi mereka diam-diam dan mendengus kesal.

"Lo sadar nggak dari tadi si Trisha ngeliatin kita terus," ucap Cia berbisik kepada Kiara yang duduk di sampingnya.

"Iya kah?" tanya Kiara dan mengalihkan pandangannya menatap Trisha yang ternyata memang sedang memperhatikannya.

"Jangan diliatin juga Ra," ucap Cia menepuk dahinya sendiri membuat Kiara langsung mengalihkan pandangannya.

Lomba cheerleaders pun dimulai, tentu saja jurinya dipilih dari eksternal tidak mungkin dipilih dari sekolah sendiri.

Setelah kedua sekolah telah selesai tampil, Natasha segera pergi menghampiri Cia dan Kiara.

"Gais tadi gimana penampilan gue?" tanya Natasha dengan wajah berseri kepada kedua temannya itu.

"Keren banget," jawab Kiara sambil mengacungkan jempolnya.

"Iya lo keren parah Nat, coba aja cowok lo nonton beuh," ucap Cia menimpali.

"Halah bisa aja lo," balas Natasha memukul bahu Cia pelan.

"Oh iya tumben lo pake jepit rambut Ra," ucap Natasha yang baru menyadari bahwa Kiara memakai jepit rambut bahkan Cia juga tidak menyadarinya.

"Loh iya kok gue nggak nyadar," ucap Cia menimpali. Ya karena Kiara sangat jarang mengenakan aksesoris rambut semacam itu.

"Iya sekali-kali," ucap Kiara menyentuh jepit rambutnya. Tentu saja ia berbohong, tidak mungkin kan ia mengatakan bahwa Faldo yang memberikan ini padanya.

"Tapi jepit rambutnya bagus banget, cocok dipake sama lo," ucap Natasha.

"Iya kah? Gue jadi lebih pede kalau dipuji sama lo," ucap Kiara tersenyum kecil dan dibalas anggukan kepala oleh Natasha.

"Ayo ke kantin gue udah laper banget," ajak Natasha.

Mereka bertiga pun berjalan menuju kantin, lingkungan sekolah menjadi sangat ramai dibandingkan biasanya karena banyak murid dari SMA Couller yang mengikuti serta menonton pekan olahraga.

Sesampainya di kantin, mereka langsung memesan dan duduk setelah mencari meja yang masih kosong.

"Ini perasaan gue doang atau emang dari tadi Trisha ngeliatin ke arah kita terus sih," ucap Cia untuk kedua kalinya.

"Hah?" tanya Natasha tak paham.

"Liat ke arah jam 2," ucap Kiara yang juga menyadari bahwa Trisha tengah menatap ke arah meja mereka.

"Ra lo tau kan gue nggak bisa baca arah jam," ucap Natasha membuat Cia tertawa kecil sementara Kiara hanya menghela napas. Temannya walaupun cantik tapi rada-rada.

"Tuh sebelah kanan deket pintu keluar," ucap Cia dan Natasha reflek langsung melihat ke arah meja tersebut yang ternyata benar terdapat Trisha dan gengnya.

"Kebiasaan kan kalian kalau dikasih tau langsung noleh," ucap Cia menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Lo juga kan gitu Ci," balas Kiara.

"Emang gue kayak gitu?" tanya Cia mengernyitkan dahinya berpikir keras.

"Ternyata dia sendiri nggak sadar," lirih Kiara dan Natasha bersamaan.

"Tapi kenapa ya? Perasaan kita juga nggak ganggu Trisha sama sekali. Tapi tatapannya kayak mau ngelabrak kita," ucap Cia membuat Kiara dan Natasha berpikir.

Saat Kiara sedang berpikir, tiba-tiba ia melihat Faldo yang terlihat akan menghampirinya, apa lagi dengan senyum lebar yang terpasang di wajah Faldo ia sudah bisa menebak bahwa Faldo ingin menghampirinya. Menyadari hal itu, Kiara segera memelototi Faldo. Faldo yang melihat itu langsung terkejut, seakan ia tau bahwa Kiara memberikan isyarat "jangan ke sini." Senyum di wajahnya langsung pudar dan reflek ia berbalik, tidak jadi menghampiri Kiara.

Kiara pun menghela napas lega, sekarang ia tau alasan mengapa Trisha terlihat selalu memperhatikannya.

"Masa iya gara-gara tadi pagi gue ngelempar bola ke Faldo?" batin Kiara berpikir keras.

"Lo mikirin apa Ra?" tanya Natasha membuyarkan lamunan Kiara.

"Eh gapapa," jawab Kiara menggelengkan kepalanya.

Tak lama kemudian, pesanan mereka sudah sampai. Mereka bertiga pun menikmati makanan mereka dengan tenang.

"Habis ini ada lomba apa lagi?" tanya Cia di sela-sela makannya.

"Kalau nggak salah lomba futsal, tapi nanti dimulainya sekitar jam satu," jawab Natasha. Ya, di antara mereka bertiga Natasha yang paling aktif sehingga selalu update.

"Sambil liat-liat stan yang ada yuk," ajak Cia setelah menghabiskan makananya.

"Boleh," ucap Natasha menganggukkan kepalanya begitu juga dengan Kiara.

---

"Ci lo seriusan masih kuat makan sebanyak itu?" tanya Natasha yang melihat Cia membeli banyak makanan dari stan-stan foodcurt yang didirikan.

"Ini tuh masih belum seberapa Nat, tau gini tadi kita jajan ke sini aja," jawab Cia yang terlihat masih sibuk memilih stan mana lagi yang akan ia datangi.

"Kalian berdua masih mau liat-liat? Gue duduk di sana ya," ucap Kiara sambil menunjuk ke salah satu bangku yang masih kosong.

"Oke," ucap Cia mengacungkan jempolnya dan Natasha mengangguk pelan.

Kiara pun duduk dan memperhatikan sekitarnya, banyak wajah asing yang baru ia lihat. Jujur saja Kiara masih merasa sangat mengantuk.

"Eh eh itu mantannya kak Gersa bukan?"

"Oh iya bener."

"Ternyata emang bener cantik."

"Tapi kenapa ya kak Gersa mutusin cewek secantik dia?"

"Siapa tau dia sasimo."

"Woy ngaco lo."

"Tapi dari muka-mukanya kayak playgirl sih emang."

To be continued...