webnovel

Terlibat Pertarungan

Ketika melihat Zhang Ye menunjukkan satu jaringannya. Pemilik kios itu berpikir jika akan membeli dengan harga satu koin emas. Tetapi siapa sangka jika akan membelinya dengan satu koin perak.

Ini benar-benar membuat pemilik kios itu ingin menangis di tempat. Memang benar dia membelinya dengan harga satu koin perak, tetapi dia sebagai pedagang tentunya menginginkan untung.

Tetapi jika dia benar-benar menjualnya dengan harga satu koin perak, Itu akan membuatnya tidak mendapatkan untung sama sekali.

"Adik kecil, kamu bilang satu koin perak?." Pemilik kios paruh baya itu mengerutkan kening dengan kesal.

Awalnya dia berpikir jika Zhang Ye adalah domba gemuk yang akan mudah tertipu karena tidak memiliki pengalaman. Tetapi pemilik kios itu salah besar karena Zhang Ye tidak bodoh.

Suara Zhang Ye kembali terdengar, "Aku hanya membawa satu koin perak. Jika tidak apa-apa, maka aku akan membelinya."

Setelah Zhang Ye selesai berbicara, dia berdiri dengan wajah penuh penyesalan. Seolah rumput liar itu tidak pantas mendapatkan harga satu koin perak.

Pemilik kios paruh baya menawarkan harga sepuluh koin emas, tetapi Zhang Ye benar-benar berhasil menurunkan sampai satu koin perak, seberapa pintar dia?

"Sial, baiklah satu koin perak." Sudut mulut penjual paruh baya bergerak-gerak, dan kelopak matanya seperti berair.

Semua orang yang melihatnya tertawa terbahak-bahak. Pada saat ini, mereka secara alami tahu bahwa Zhang Ye sebenarnya bukan orang bodoh yang mudah tertipu.

Memikirkan dirinya tidak merugi, pria paruh baya itu mengulurkan tangannya yang kesakitan karena tidak mendapatkan keuntungan apapun.

"Terimakasih." Zhang Ye tertawa saat dia mengeluarkan satu koin perak untuk membayarnya. Dia dengan santai menyimpan rumput perak spiritual saat dia berjalan pergi.

-

-

-

Setelah itu Zhang Ye mencoba untuk menemukan kios lainnya, tetapi tidak menemukan apapun yang berharga. Sampai dia meninggalkan area pusat Asosiasi Pedagang, dia menemukan gelagat seorang pria paruh baya yang terlihat terluka.

Bersikap layaknya seorang anak baik, Zhang Ye mendekatinya. "Paman kamu baik-baik saja?."

Pria paruh baya itu akhirnya melihat Zhang Ye dari atas kebawah. Dia bersandar di dekat pohon sambil melihat sekelilingnya. "Adik kecil, lebih baik kamu tidak dekat denganku jika tidak kamu akan dalam bahaya!."

Peringatan pria paruh baya itu jelas tidak sederhana. Zhang Ye mulai memahami jika pria paruh baya itu bukan pria jahat, tetapi pada saat yang sama dia sedang kesulitan.

Melihat Zhang Ye untuk sesaat, pria paruh baya itu langsung pergi masuki hutan yang lebat, tetapi kakinya berdarah sehingga akan memberikan jejak darah di tanah.

Zhang Ye yang mencium sesuatu yang tidak beres tidak bisa tinggal diam, dia langsung mengikuti Pria paruh baya itu dari kejauhan dengan menjaga jarak agar keberadaannya tidak terdeteksi.

Ketika Zhang Ye mengikuti dengan baik, senyum di wajahnya menghilang ketika merasakan niat membunuh yang kuat. Bahkan dia kesulitan bernafas.

Pria paruh baya itu juga menyadari niat membunuh itu dan dia semakin mempercepat langkah kakinya.

"Diu Han, hadapi kematianmu!." Teriak seseorang yang melakukan pengejaran. Kemudian cukup banyak orang telah mengelilinginya.

"Sayangnya aku tidak berniat untuk mati. Kalian sudah datang kemari, tidak perlu berpikir untuk pulang lagi. Karena aku akan menyeret kalian dalam kematian." Kata Diu Han dengan dingin.

Segera Diu Han menarik pedangnya dan menatap rombongan bersenjata di hadapannya. Orang-orang yang sebelumnya melepaskan hawa pembunuh itu kini menjadi gentar, menyadari diri mereka bukanlah tandingan Diu Han meskipun menang secara jumlah.

Orang-orang tersebut mengutuk di dalam hati mereka, sejauh yang mereka ketahui Diu Han sedang terluka yang pastinya akan membuatnya kesulitan bertarung dengan musuh dalam jumlah besar.

Namun tidak disangka Diu Han masih menyimpan cadangan energi Qi sehingga masih memiliki kemampuan bertarung sebelum kematiannya.

"Serang kakinya yang terluka, aku tidak percaya dia tidak dapat di kalahkan!." salah satu orang berbisik pada lainnya.

"Bagaimana Jika kakiku terluka? Jangan berpikir aku akan membiarkan kalian membunuhku dengan mudah." Diu Han memiliki pendengaran yang tajam jadi bisa mendengar bisikan tersebut, tanpa ragu dia maju menyerang menggunakan pedangnya.

Zhang Ye menyaksikan pertempuran tersebut dari jarak cukup jauh sambil berusaha menahan hawa keberadaannya.

Whooosss!

Dari kejauhan Zhang Ye harus mengakui, Diu Han bisa saja menghabisi semua musuhnya tersebut, dalam beberapa gerakan saja. Tetapi dia berusaha membunuh semua lawannya sambil menahan luka di kakinya. Dia tahu semakin banyak bergerak, maka banyak darah yang akan keluar dari kakinya.

Bammm!

"Masih bisa bertahan dengan kondisi buruk seperti itu dalam pertarungannya." Zhang Ye hanya bisa tersenyum kagum melihatnya

Whhoosss!

Meskipun Diu Han menyelesaikan pertarungannya dengan berusaha sebaik mungkin, tetapi jumlah musuhnya terus bertambah banyak.

"Sial, begitu banyak musuh!." Gumam Diu Han dengan tertekan.

Bahkan jika dia sangat baik bermain pedang tetapi luka di kakinya mulai mengeluarkan banyak darah sehingga dia kesulitan untuk bertahan lagi.

Pada saat itu Zhang Ye tidak tahan lagi untuk bergerak. Dia mengambil salah satu pedang yang tergeletak di tanah kemudian menyerang seseorang yang hendak mendekati

Diu Han.

Peeng!

Pergerakan Zhang Ye begitu cepat, bahkan jika musuhnya memiliki ranah kultivasi pemula lima bela diri, Dia masih mengayunkan pedangnya untuk membunuh musuhnya.

Ahhh!

Bammm!

Ketika Zhang Ye membunuh pria paruh baya itu. Dia berdiri di sana dengan tenang bahkan matanya begitu datar seolah tidak memiliki penyesalan ketika mengambil hidup orang lain.

Diu Han yang melihatnya menjadi begitu tercengang. Kemudian menyarungkan kembali pedangnya, sambil melihat Zhang Ye dengan kekaguman.

"Adik kecil, aku harus mengakui jika kamu memiliki kemampuan. Tetapi musuh tidak sederhana, jika kamu salah melangkah hidupmu akan berakhir." Kata Diu Han dengan ekspresi serius.

Yang mengejutkan ekspresi Zhang Ye tidak menunjukkan ketakutan sama sekali. Dia justru tersenyum sambil tertawa, "Jika seorang kultivator takut dengan kematian, maka mereka tidak layak untuk hidup."

Mendengar ini, Diu Han tertegun sejenak. Kata-kata Zhang Ye begitu masuk akal, bahkan dirinya memiliki kekaguman terhadap pria muda di depannya.

"Kata-kata yang baik, Adik kecil, sepertinya kamu harus pergi meninggalkanku." Selesai Diu Han berkata demikian terlihat semua musuhnya menyeringai dengan kejam.

"Paman, aku sudah siap dengan konsekuensi yang aku lakukan saat ini." Yang mengejutkan, Zhang Ye masih memiliki sikap yang begitu tenang ketika menghadapi begitu banyak musuh.

"Karena kamu keras kepala, bersiaplah untuk menghadapi mereka!." Kata Diu Han dengan tersenyum dingin.

"Aku mengerti paman!." Jawab Zhang Ye.

Pertarungan sungguhan adalah apa yang Zhang Ye butuhkan saat ini. Dia tidak peduli dengan lawan yang dia hadapi. Menurutnya selama itu bisa mengasah keterampilan bertarungnya, Zhang Ye akan menganggap mereka sebagai bahan pelatihan untuk menjadi lebih kuat.

"Haha, Diu Han aku tidak menyangka kamu masih hidup bahkan meminta bantuan seorang bocah." Kata seseorang yang datang dari kejauhan.

Segera lebih dari dua puluh pria bersenjata mengepung Diu Han dan Zhang Ye. Mereka seperti mengelilingi mangsa agar tidak melarikan diri.