Tiga pertarungan itu akhirnya selesai dalam waktu kurang dari sepeminum teh. Si Kipas Besi yang sejak awal menyaksikan jalannya pertarungan, tampak mengangguk-anggukkan kepalanya beberapa kali.
Walaupun empat orang anak buahnya tewas di depan mata, tapi sedikit pun tidak terlihat adanya raut wajah kesedihan pada wajahnya.
Ia masih tampak tenang. Tampak santai seperti sebelumnya.
"Kemampuan kalian ternyata memang hebat. Aku sendiri sampai dibuat kagum karenanya," ujar si Kipas Besi memuji Kakek Sakti Suling Pualam dan Sepasang Naga Putih.
"Jangan banyak bicara lagi. Kalau kau ingin mempunyai nasib seperti mereka, cepat turun tangan sekarang juga," tantang si wanita bercadar putih.
Ia paling tidak suka kepada manusia seperti si Kipas Besi. Karena itulah, sejak awal pertama melihat wajahnya, wanita itu sudah merasa sangat muak. Ia bahkan ingin sekali menampar wajahnya yang angkuh itu
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください