webnovel

Legenda Pendekar Naga Putih

Partai Pedang Kebenaran adalah salah satu partai persilatan terbesar yang terdapat di Kota Han Ciu. Ketua partai itu bernama Zhang Yixing. Zhang Yixing sendiri merupakan seorang pendekar yang ditakuti lawan disegani kawan. Di daerah Han Ciu dan sekitarnya, tidak ada yang tidak mengenalnya. Semua orang, baik dari kalangan awam maupun persilatan, pasti kenal kepadanya. Apalagi, dia mempunyai julukan Pendekar Pedang Tanpa Tanding. Sebuah julukan yang mungkin terdengar sedikit berlebihan. Tapi, hal tersebut memang bukan omong kosong. Semuanya sesuai dengan kenyataan. Semua orang persilatan mengetahui akan hal tersebut. Permainan pedang Zhang Ciangbunjin (Ketua) tidak perlu diragukan lagi. Justru alasan dia dijuluki Pendekar Pedang Tanpa Tanding karena di daerah sekitarnya, memang tidak ada orang yang sanggup mengalahkannya dalam hal ilmu pedang. Namun sayang sekali, semua itu harus berakhir ketika peristiwa berdarah menimpa Keluarga Zhang sekaligus Partai Pedang Kebenaran. Di malam spesial yang harusnya menjadi malam kebahagiaan, justru malah berakhir menjadi malam kematian. Semua murid Partai Pedang Kebenaran tewas. Zhang Yixing beserta istrinya juga tewas. Yang tersisa cuma anak tunggalnya. Anak itu bernama Zhang Yi. Zhang Yi berhasil lolos dari kematian karena dia diselamatkan oleh seorang tokoh sakti dunia persilatan. Kelak, jika sudah tiba waktunya, Zhang Yi akan kembali ke dunia ramai dan bakal menjalankan tugasnya sebagai seorang pendekar pembasmi kejahatan. Bagaimana selanjutnya? Apakah dia akan membalaskan peristiwa berdarah yang menimpa keluarganya? Ikuti petualangan Zhang Yi di Legenda Pendekar Naga Putih.

Junnot_senju · 東方
レビュー数が足りません
398 Chs

Formasi Macan Mengepung Mangsa

"Hemm …"

"Apakah kau tidak berbohong?"

"Aku bercerita apa adanya, Tuan,"

"Lalu apakah kau tahu mereka itu siapa?"

"Aku tidak tahu," jawab Zhang Yi sambil menggelengkan kepalanya.

"Mereka adalah anggota Perkumpulan Macan Kumbang," katanya memberitahu.

Zhang Yi tidak menjawab. Dia tidak menjawab, pemuda itu menganggukkan kepalanya saja.

"Hemm, jangan bilang bahwa kau juga tidak tahu tentang Perkumpulan Macan Kumbang," nada suaranya bertambah dingin. Tatapan matanya pun bertambah tajam.

"Aku memang tidak tahu apa-apa, Tuan," ucapnya dengan jujur.

Mendengar jawaban tersebut, wajah orang itu langsung berubah drastis. Matanya melotot besar, seolah-olah bola mata itu hendak melompat keluar. Nafasnya seketika memburu. Seluruh tubuhnya juga bergetar. Bergetar karena menahan hawa amarahnya.

Dia sungguh tidak percaya bahwa ternyata di dunia ini masih ada yang tidak tahu sama sekali tentang Perkumpulan Macan Kumbang.

Padahal, Perkumpulan Macan Kumbang merupakan salah satu perkumpulan yang paling ditakuti. Kemunculannya baru empat tahun belakangan, namun namanya sudah melebar bahkan hingga ke daerah pelosok dari tempat asalnya.

Malah menurut kabar yang beredar, markas pusat Perkumpulan Macan Kumbang baru ini beberapa waktu lalu pindah ke Kotaraja. Alasan mereka melakukan hal tersebut bukan lain adalah karena ingin menambah lebar wilayah kekuasaannya.

Namun yang paling menakutkan dari perkumpulan itu sebenarnya terletak pada kemisteriusannya. Dari pertama muncul sampai sekarang, belum ada satupun partai atau perguruan lain yang berani mencari masalah dengannya.

Bukan karena takut, melainkan karena mereka bertindak sangat hati-hati. Sebab bagi orang-orang persilatan, mengetahui sampai di mana kekuatan lawan adalah modal paling utama.

Jika belum mengetahui hal tersebut, biasanya mereka tidak akan berani bertindak sampai tiba pada waktunya.

Di lain sisi, alasan kenapa belum ada yang bertindak terhadap Perkumpulan Macan Kumbang adalah karena mereka selalu bertindak dengan senyap.

Entah di bidang apa sebenarnya mereka bergerak, yang jelas, kemunculannya benar-benar telah meresahkan dunia persilatan.

Sampai sekarang, si orang berwajah sangar tadi masih saja menatap Zhang Yi dengan lekat. Dia sangat berharap kalau pemuda itu sedang berbohong kepadanya.

Sayang sekali, setelah sekian lama mengamati, tidak ada tanda-tanda kebohongan pada wajah tampannya.

"Jadi kau sungguh-sungguh tidak tahu tentang perkumpulan itu?" tanyanya menegaskan.

"Aku benar-benar tidak tahu," jawab Zhang Yi sambil tersenyum kecut.

"Hemm, baik. Baik sekali. Kalau begitu, sekarang juga kau akan tahu tentang Perkumpulan Macan Kumbang," ucapnya lantang.

Belum sempat Zhang Yi menjawab, orang itu malah sudah berbicara kembali.

"Siapkan Formasi Macan Mengepung Mangsa!!!" teriaknya lantang.

Orang-orang yang berdiri di belakangnya segera bergerak ketika mendengar seruan tersebut. Mereka langsung mengerubungi Zhang Yi dengan ketat. Formasi itu sangat rapi dan teratur. Bahkan tidak terlihat ada celah kosong sedikit pun.

Zhang Yi tetap diam. Ekor matanya mengawasi keadaan di sekelilingnya. Setelah dihitung, dia mendapati bahwa jumlah para pengepung itu ada sekitar dua puluh orang banyaknya.

'Hemm, sepertinya pertarungan akan segera terjadi lagi,' batin pemuda tampan itu.

"Tunggu, Tuan. Apa maksud semua ini? Siauwte (sebutan untuk merendah) merasa tidak punya masalah denganmu. Kenapa kau melakukan ini?" tanya Zhang Yi dengan kening berkerut.

Dia bukan takut terhadap orang-orang itu. Tapi bagaimanapun juga, Zhang Yi belum mengerti apa yang sebenarnya sedang terjadi.

Apakah alasan orang itu mencari gara-gara dengannya, adalah karena dia tidak tahu tentang Perkumpulan Macan Kumbang?

'Hemm, kalau hanya alasan tersebut, sepertinya tidak mungkin.'

Orang tersebut langsung menarik muka ketika dia mendengar pertanyaan yang diajukan olehnya.

Sesaat kemudian dia segera menjawab, "Kau memang tidak punya masalah denganku. Tapi kau punya masalah dengan Perkumpulan Macan Kumbang. Asal kau tahu saja, lima orang yang tadi kau pukuli adalah anggota kami, dia bagian keluarga kami. Siapapun yang berani mencari masalah dengan anggota kami, maka urusannya akan melebar," katanya sambil menyombongkan diri.

"Hemm, kau yakin ingin menempuh jalan kekerasan?" tanya Zhang Yi.

Sudah cukup lama dia bersabar. Tapi ternyata, kesabarannya itu tidak berarti apa-apa bagi orang di depannya saat ini.

Menurutnya, kalau tidak diberi sedikit pelajaran, maka dia pasti akan bertindak semena-mena.

"Kenapa tidak? Kau pikir dirimu siapa?"

"Hemm, baik. Kalau memang itu yang kau mau, aku akan mengikutinya,"

Orang tersebut kemudian tersenyum dingin. Sesaat kemudian dia segera memberikan perintah kepada dua puluh anak buahnya itu.

"Habisi pemuda sombong ini!"

"Baik." jawab mereka serempak.

Begitu selesai berkata demikian, dua puluh orang tersebut langsung menerjang ke depan secara bersamaan.

Wushh!!! Wushh!!! Wushh!!!

Bayangan puluhan orang itu melesat ke arah Zhang Yi. Mereka segera melayangkan berbagai macam serangan. Ada yang memukul, ada yang menendang. Bahkan ada pula yang membacok menggunakan goloknya.

Melihat keadaan yang sudah diluar kendali, mau tidak mau Zhang Yi harus memberikan pelajaran kepada mereka. Dia sudah tidak lagi memikirkan bagaimana urusan ini nantinya.

Yang terpenting untuk saat ini, dirinya harus berusaha melindungi selembar nyawanya.

Wushh!!!

Tubuhnya bergerak. Kedua tangannya segera melayangkan serentetan pukulan jarak jauh yang mengarah kepada orang-orang yang menyerangnya tersebut. Teriakan terkejut keluar dari mulut para penyerangnya.

Tidak menunggu lawan mendapatkan posisi, Zhang Yi telah kembali menyerang mereka. Kali ini, serangan yang dilayangkan jauh lebih hebat lagi.

Tubuhnya berputar seperti gasing. Sesaat kemudian, sebuah pusaran angin yang menimbulkan bunyi mendengung langsung melesat ke arah dua puluh orang lawannya.

Wushh!!! Wutt!!!

Tubuh orang-orang itu segera terhempas ke belakang. Mereka jatuh saling tindih satu sama lain. Baru beberapa gebrak saja, delapan orang telah terkapar di atas tanah.

Dua belas orang yang tersisa lainnya merasa ciut seketika. Mereka ingin lari, tapi sayangnya hal itu tidak bisa dilakukan.

Oleh karena itulah, setelah menguatkan diri, orang-orang tersebut kembali menyerang dengan menggunakan goloknya masing-masing.

Wushh!!! Wutt!!! Wutt!!!

Bayangan golok menutupi langit. Sinar keperakan itu semakin bercahaya ketika terkena tempaan sinar bulan purnama.

Tubuh Zhang Yi terkurung bayangan golok lawan. Siapapun yang menyaksikan pertarungan tersebut, pasti akan mengira kalau pemuda itu akan tewas. Sebab tidak tampak sedikit pun celah untuknya menyelamatkan diri.

Harus diakui, serangan kerja sama dua belas orang itu memang terbilang lumayan. Serangan mereka cepat dan ganas. Zhang Yi yang masih minim akan pengalaman, tentu dibuat sedikit kerepotan.

Untunglah dia bukan pemuda dewasa. Dirinya adalah murid dari Pek I Hiap, salah satu tokoh sakti dunia persilatan. Sudah tentu kemampuannya tidak perlu diragukan lagi.

Wutt!!! Trangg!!!

Bayangan hitam tiba-tiba memecahkan bayangan perak yang berasal dari golok lawan. Benturan antar senjata terjadi.

Akhirnya tongkat berkepala naga itu dikeluarkan juga olehnya!

Zhang Yi bersuit nyaring. Sedetik kemudian, tubuhnya segera membalas serangan semua lawannya. Tongkat yang digenggam erat di tangannya langsung melayang ke segala penjuru. Memberikan tebasan dan sodokan yang sangat cepat.

Wutt!!! Wutt!!! Bukk!!!