webnovel

Last Love(Indonesia)

Kanaya bekerja sebagai chef di rumah Alex. Pria ini sangat dingin dan selalu berdebat dengan Kanaya awalnya tetapi seiring dengan berjalannya waktu Alex jatuh cinta dengan Kanaya. Namun dia gengsi untuk mengungkapkan perasaannya sehingga pada akhirnya Alex menyesali perbuatannya setelah dia melihat Kanaya menikah dengan Dirga. Semenjak peristiwa itu Alex memutuskan untuk menikah dengan wanita lain agar dia bisa melupakan Kanaya. Setelah 5 tahun kemudian, Kanaya dan Alex kembali dipertemukan. Kali ini keduanya menyandang status janda dan duda. Alex meyakini jika Kanaya adalah cinta sejatinya, mala dari itu dia tidak ingin menyesal kedua kakinya sehingga Alex mengungkapkan cintanya pada Kanaya. Namun, di hari pernikahan Alex dan Kanaya, Dirga datang kembali untuk memohon kepada Kanaya agar memaafkan kesalahannya karena menceraikan Kanaya dengan terburu-buru atas tuduhan perselingkuhan. Akankah Kanaya kembali dengan Dirga atau memilih Alex menjadi pasangan terakhir dalam hidupnya? ikuti kisahnya di instagram ya @f3.134

Ficee · 都市
レビュー数が足りません
5 Chs

Alex Murka

Selamat membaca

"Terima kasih. Aku sangat bersyukur bertemu denganmu," ucap Rosa sambil memeluk Kanaya.

"Yes. I love you," sahut Kanaya kemudian dia mengurai pelukan dari rosa. Setelah itu mengajaknya untuk melanjutkan masak.

"I love you too," balas Rosa. Dia mengangguk dan mengikuti perintah Kanaya.

Kanaya menyunggingkan seyumannya kepada Rosa. Albert tiba-tiba sudah berada di dapur. Dia mengajak Kanaya untuk pergi berbelanja hari ini bersama Rosa. Gadis itu langsung menyetujuinya. Mereka akan pergi setelah sarapan pagi.

Albert meninggalkan dapur kemudian dia pergi melihat cucunya di kamar.

"Permisi, Alex, time for breakfast," ucap Albert. Dia mengetuk pintu untuk membangunkan cucunya, tetapi Alex tidak menyahutnya karena dia sedang berada di kamar mandi. Dia melihat ada perubahan yang aneh pada tubuhnya. Bagaimana bisa tubuhnya memerah sementara dia yakin kalau dia tak memakan bawang. Salah satu bahan makanan yang membuatnya alergi.

"Oh my God, ini sangat menyiksaku," ucap Alex seraya menggaruknya lalu dia menghampiri kamarnya. Kakeknya datang menghampirinya.

"What do you do?" tanya Albert sambil menatap cucunya.

"Is you okay?"

"I'm bad. Kakek bisa lihat apa yang ada di tubuhku sekarang ini. Aku merasa tidak nyaman karena ini sangat gatal," jawabnya sambil memperlihat tangannya yang terdapat alergi. Albert mendekati cucunya.

"Kakek pikir kau telah memakan bawang," duga Albert.

"Kanayaa..." Alex memanggil gadis itu dengan keras sambil berjalan menghampirinya. Albert mengikuti cucunya dari belakang.

"Kanayaa, kamu harus bertanggung jawab karena kamu telah membuat alergiku muncul. Aku akan memberikan kamu hukuman," Alex murka pada Kanaya.

Setelah Kanaya meletakkan sarapan di atas meja. Alex menarik tangan Kanaya dengan kuat.

"Lihat apa yang terjadi pad ague karena elo." Kanaya mencoba untuk menyentuh tubuh Alex tetapi dia menepis tangan gadis itu dari tubuhnya.

"Jangan sentuh gue!" Alex murka dengan Kanaya. Dia menatap Kanaya dengan ajam.

"Alex, dia gak bersalah tapi aku lupa memberitahukannya tentang alergimu pada bawang," ujar Albert.

"Maafkan saya, Tuan! Saya lupa mengatakan padanya. Tolong jangan potong gaji saya," ucap Rosa. Dia mengakui kesalahannya pada majikannya.

"Kanaya, kamu harus dihukum. Kamu harus bersedia?" gumam Alex dingin dengan senyuman sinisnya.

"Alex," Kakeknya memanggilnya dengan isyarat mata agar tidak perlu memperbesarkan masalah yang kecil.

"Tidak apa-apa, Tuan. Saya siap untuk dihukum," sahut Kanaya santai.

"Good girl," Alex tersenyum licik.

"Elo harus merawat saya selama gue beristirahat," pinta Alex. Kanaya langsung menyetujuinya. Alex kembali menggaruk tubuhnya yang terasa gatal.

"Gue gak bisa ke kantor hari ini. Gue akan cuti mulai hari ini sampai gue sembuh," ucap Alex. Kakeknya mengangguk setuju. Dia mengajak Alex untuk sarapan pagi. Sementara Kanaya kembali ke dapur. Dia mencuci piring-piring kotor. Rosa merasa tidak tenang tetapi Kanaya membuat dirinya menjadi tenang.

1 kemudian, Alex dan Albert telah sarapan. Mereka melakukan aktivitas masing-masing. Tiba-tiba Ronal datang ke rumah Alex untuk mengajaknya pergi ke kantor bersama tetapi Alex sedang sakit. Dia beristirahat di kamarnya.

"You look so bad haha," Ronal menggoda temannya sambil menertawakan Alex.

"Semua ini terjadi Kanaya Kanaya. Dia telah membuat gue kayak gini! Gue akan kasih surprise untuk dia haha," sahut Alex.

"Surprises," Ronal mengulang kata-kata itu

"Iya, gue akan membuat gadis itu menangis haha setelah itu dia akan meninggalkan rumahku," ujar Alex dengan tatapan tajamnya menuju ke Ronal.

"Senyuman elo itu sangat menggoda gadis baik itu," Ronal kembali menggoda Alex seraya tertawa. Alex berencana untuk memberikan kejutan pada Kanaya.

"Lebih baik elo pergi ke kantor sana." Alex mengusir Ronal.

"Ok tetapi gue harap lo gak marah dengan my sweety Kanaya," bisik Ronal pada telinga Alex.

"Hahaha," Alex tertawa. Ronal meninggalkan rumah Alex kemudian dia bertemu dengan Kanaya di halaman depan rumah Alex.

"Kanaya, how are you?"

"I'm fine. What about you?"

"I'm good."

"Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya Ronal.

"Aku masih sedang menyiram bunga," sahut Kanaya.

"Ok, permisi. aku mau pergi ke kantor. Sampai jumpa di lain waktu," ujar Ronal.

"Bye," balas Kanaya. Kemudian Ronal meninggalkan Kanaya. Dia bergerak menuju kantor.

Sementara Albert telah bersiap-siap untuk pergi ke pusat perbelanjaan dengan kedua asistennya. Albert pamit dengan cucunya.

"Aku akan pergi ke mall untuk belanja kebutuhan kita sehari-hari," ujar Albert.

"Okay," Alex menyetujuinya.

"Kanaya, Rosa yuk kita pergi," Albert mengajak kedua asistennya. Tetapi langkah mereka terhenti saat Alex memanggil Kanaya.

"Kanaya, elo harus tinggal bersama gue di sini. Gue akan memberi lo hukuman," ucap Alex dingin. Kakeknya tidak menyetujui permintaan cucunya.

"Dia harus pergi ke pasar sekarang! Jika kamu ingin memberikan dia hukuman, maka kamu harus menunggunya pulang dari belanja," tegas Albert pada cucu semata wayangnya. Kanaya hanya terdiam karena dia bingung untuk memilih satu diantara mereka.

Albert menarik Kanaya dengan lembut untuk masuk ke dalam mobil bersama Rosa. Sementara Alex protes tentang itu, tetapi Albert mengabaikan cucunya. Setelah itu Albert dan kedua asistennya itu meninggalkan Alex sendirian. Mereka pergi ke market.

Namun, Alex masih marah dengan Kanaya. Dia mengambil bantal lalu memukulnya.

"Aaa."

"Kanayaaa, elo harus bertanggung jawab atas tubuh gue yang alergi ini. Gue jadi gak bisa bebas." Alex memanggil Kanaya bergema.

Di dalam mobil, Kanaya mengingat Alex. Dia tidak tau apa yang akan dilakukan Alex untuk dirinya setelah dia kembali dari pusat perbelanjaan tetapi dia mencoba untuk menenangkan dirinya sendiri. "Kanaya, katakan semua akan baik-baik saja, ok."

Rosa melihat Kanaya yang terdiam lalu dia bertanya,

"Apa yang kamu fikirkan?"

"Tidak ada," Kanaya menyungingkan senyuman manisnya. Dia menyembunyikan sesuatu dari Rosa.

"Aku tau itu sangat berat untukmu tapi aku percaya kamu bisa melakukannya. Tuan Al tidak serius dengan ucapannya. Dia hanya memberikan hukuman untuk membuatmu bisa bertanggung jawab," kata Rosa.

"Itu benar. Jangan khawatir, aku akan membantumu. Jadi tersenyumlah," celutuk Albert. Kanaya mengangguk pelan.

Di sisi lain, Arabella pergi ke kantor Alex tetapi dia tidak melihat kekasihnya di sana. Dia menelpon Alex tetapi tidak direspon oleh sang kekasih. Sementara Alex tertidur setelah meminum obat meredakan alergi.

Arabella pergi ke rumah Alex. Dia membawakan bunga. Di depan pintu rumah Alex, Arabella berdiri seraya menekan bell tetapi rumah itu seperti tiada penghuninya.

"Alex, aku datang, sayang," ucap Arabella sambil mengetuk pintu. Pembantu di rumah Alex masih sedang berbelanja, oleh karena itu tidak ada yang membukakan pintu untuk Arabella. Akhirnya dia memutuskan untuk menunggu Alex datang.

However, into the market, Kanaya meets Dirga. He is a friend in a different class with her. They are telling stories about their life. Then they save contact each other.

1 jam kemudian, Albert dan kedua asisten rumahnya sampai di rumah. Mereka melihat Arabella yang sedang menunggu di depan rumahnya.

"Arabella," Albert memanggilnya.

"Kakek, aku sudah menunggu Alex sedari tadi sebenarnya tapi dia tidak membukakan pintu untukku," gumam Arabella.

"Baiklah, aku minta maaf. Alex sedang sakit. Aku fikir dia tidur setelah menelan obat. Ayo kita lihat dia," Albert mengajak Arabella masuk ke rumah. Dia mengikuti langkah kakek Albert dari belakang. Dia memasuki kamar sang kekasih.

"Sayang," Arabella memanggilnya. Alex terbangun dan bercerita apa yang terjadi padanya hari adalah ulah Kanaya.

**Bersambung

Bagaimana respon Arabella untuk Kanaya?

Find me on Instagram @F3.134