CHAPTER SEMBILAN PULUH TIGA

"Aaaaaaaaarggh!"

Suara teriakan Larisa menggema di dalam kamar, panik luar biasa karena baru sadar dirinya nyaris berciuman dengan Arvan. Dengan sekuat tenaga dia mendorong dada Arvan dengan kedua tangannya membuat pemuda itu terjengkang ke belakang.

"Lo apa-apaan sih, Van? Lo mau ngapain gue? Katanya lo gak tertarik sama gue, tapi kok ..."

Ucapan Larisa terhenti karena mulutnya tiba-tiba dibekap oleh tangan Arvan, "Ssttt ... jangan berisik. Jangan teriak-teriak ntar nyokap gue denger. Ntar dia mikir yang aneh-aneh dikiranya gue ngapain lo."

Arvan tersentak dan meringis saat Larisa dengan kurang ajar menggigit tangannya yang sedang membekap mulut gadis itu.

"Kok lo malah ngigit tangan gue?!" bentak Arvan sembari mengusap-usap tangannya dimana bekas gigitan Larisa membekas di sana.

"Salah sendiri lo bekap mulut gue, udah tadi mau ngelecehin gue lagi. Gue gak akan diem ya, Van. Lo gak sopan banget sih padahal cowok gue aja gak pernah kurang ajar kayak gitu."