webnovel

LYT 1

Alunan angin yang meniup rambutku yang penuh ketenangan, inilah aku yang menyukai kesendirian dalam ketenangan yang tak akan terusik dalam melodi yang sedang aku mainkan. Demi ritme melodi yang membuat terlena akan merespon haluan diluar sana. Namun tiba-tiba terdengar suara nyaring yang membuat aku terbangun akan ketenangan.

"kamu ngapain disini?"dengan wajahku mengerutkan kening tiba-tiba ada suara yang mengganggu aku dalam ketenangan.

"kenapa kepo banget?"Nada kesal

"kenapa sih kalau ditanya harus jawabannya ketus sama aku?,emang aku punya salah sama kamu?"nada menahan amarah

"enggak,masalah buat loe?"nada ketus

"enggak, aku berasa musuh bebuyutan saja"ucapnya

"emang, kenapa lo?aneh sekarang jadi orang kebanyakan baper"nada kesal.

"kamu sedang santainya disini, emang disini suasananya enak untuk santai maupun menyendiri"ucapnya lebih lembut dengan mengalah menghilangkan egonya dan tiba dia duduk sejajar dengan aku.

"heh...sudah tau banyak nanya lagi dan kenapa elo duduk sebelah gue. sana jauh jangan terlalu dekat, inget jaga jarak awas lo 1m dari gue" ucapku dengan nada keterkejutan akan dia duduk disamping aku.

"Tumben ngomongnya panjang kali lebar hahaha.....hahaha. Kenapa kalau duduk dekat kamu?"nada menggoda. dengan duduk menggeser mendekati aku dan menampilkan wajah jail nya.

"jijik gue dekat sama loe, nanti ada virus menyebar di wilayah gue".nada ketus(aku menggeser duduk jauh denganya yang enggan dekat sama dia)

"yaelah segitunya loe sama gue! Tenang aja gue gak nyebar virus kok tapi nyebar benih cinta hehehe"dengan tetap wajah menggoda.

"ih segitunya loe bucin amat yang gak penting"nada mengejek.

"Bucin itu penting asal sama loe"nada menggoda.

"Dasar player yang gak tau diri jauh-jauh dari gue, gue najis sama loe"nada meremehkan

"Loe bilang apa tadi ke gue?"nada membentak

"Mau gue ulangi lagi, loe itu gak tau diri dan gue najis lihat loe, ngerti loh!!Puas..hahaha"nadaku meninggi dengan mengejek.

"arg"mengeram kesal dan mengepalkan tangan namun ia tahan.

"Loe akan tau rasa jika engkau jatuh cinta sama gue"nada memperingati

"Ha...Loe jangan berlagak mimpi loe itu jadi kenyataan"nada meremehkan dan memandang wajah sinis.

"Gue buktikan akan menjadi kenyataan lihat saja tanggal mainnya"nada menantang

"Dan gue akan menyadari sebuah rasa harus loe hargai"nada memperingati.

"Oke oke dengan harga berapa?Seribu atau Gonceng. Hahaha"masih nada meremehkan.

"Dan Asal loe tau menghargai sesuatu itu bukan dengan segala instan atau uang pada suatu saat loe akan menyadarinya"nada kesal

"Oh iya masak!Loe itu tau gak kita beda keyakinan asal loe ingat"dengan mengucapkan begitu santai.

"Keyakinan itu bukan halangan bagi gue tapi loe sama gue keyakinan sama saja atau loe yang maksud itu prinsip hidup soalnya itu kita bisa menyelesaikan bersama"dengan nada bingung kemarahan yang tadi meletup entah hilang kemana menjadi ekspresi bingung.

"Hmm"dengan menampilkan ekspresi meremehkan dan tersenyum kecut.

"Oh loe emang gak tau nya maksud gue,loe itu bukan tipe gue ngerti gak sih loe?Dan satu lagi maksud dari gue tadi beda keyakinan itu loe itu terlalu yakin sama gue sedangkan gue gak yakin sama loe. TAU DIRILAH LOE"nada kesal dan wajah sinis yang ia tunjukkan bahwa ia ucapan adalah kenyataan.

"Argg LOE"nada bentak dengan meluangkan kemarahan.

"APA GUE HAH?"nada tak kalah membentak juga.

"Hmmm" nada menahan akan menonjok wajah ia kalau bukan wanita sudah habis dengan pukulan gue. "Gue harus sabar menghadapi dia sabar..sabar..dengan menghembus nafas perlahan-lahan akan rasa kemarahan gue semoga menghilang"batinku berbicara

"Hah..mm"nada senyum mengejek dan aku melihatnya beranjak dari tempat sekitar gue.

"Inilah Gue"nada penuh kemenangan.

"Gue tau Elo bermasalah sama si kecoa ya kan?"nada menebak

"Dan harus loe tau, loe gak itu gak perlu ikut campur dalam sangkut pautnya APA itu tentang GUE"nada ketus dengan memasang wajah datar.

"Please dong jangan bercanda "nada canggung.

"Loe tau gue akan itu gimana?"dengan menautkan alis gue bergerak dan menampilkan wajah datar.

"Ya...ya Gue ngerti"nada malas karena ia sering menanggapi hal ini seperti kaset yang berputar.

"Gimana apa yang tadi target loe?"nada penasaran bercampur takut.

"Itu bukan kapasitas gue menjawab pertanyaan loe. Dan loe harus bersiap"dengan menampilkan wajah dingin dan datar keluar begitu saja.

"Hmmm...iya .Kemana?"nada takut dengan menundukkan kepala dan menampilkan wajah penasaran.

"Loe akan tau. Ayo..."nada perintah.

"Tapi...."

"Tidak tapi cepat"nada perintah.

"Huu..uu" menghela nafas lagi-lagi gue mengalah.