webnovel

1

"xiao zhan" panggil seorang pria manis pada zhan.

zhan terkejut dengan panggilan itu karena pria muda itu biasanya akan memanggilnya dengan embel-embel gege/ge.

"dia kenapa, apa aku membuat kesalahan kenapa dia memanggil ku begitu." batin zhan, bertanya-tanya.

Kekasihnya akan memanggil zhan tanpa embel-embel Gege, biasanya ketika kekasihnya sedang dalam suasana hati yang buruk. Tapi Zhan tidak merasa melakukan kesalahan, bahkan tadi malam mereka masih bersenda gurau bersama bahkan melakukan hal yang iya-iya.

"Aku mau bicara" ucap pemuda yang terlihat lebih pendek dari zhan

"Bicara apa sayang?" Tanya Zhan dengan senyumannya yang selalu manis, yang hanya ia berikan untuk kekasihnya.

"Ini tentang hubungan kita" ucap kekasih zhan, menjeda kalimatnya.

"aku mau kita mengakhiri semuanya" ia mengungkapkan keputusannya.

Senyuman manis yang mengembang di bibir Zhan luntur perlahan mendengar kalimat itu. entah bercanda atau tidak, tapi kalimat itu sukses membuat hati zhan sakit.

"Maksudnya"? zhan bertanya bingung

"Aku mau kita putus, kita akhiri hubungan kita, kita akhiri semuanya. ucap pemuda manis itu dengan suara sedikit berteriak.

"Tapi kenapa" tanya Zhan masih kebingungan dengan apa yang ia dengar barusan, hatinya sangat sakit mendengar kata putus yang dilontarkan kekasihnya.

"mengapa" seru zhan sedih

"Apa alasannya, selama ini kita baik baik saja, aku baik padamu begitupun sebaliknya dirimu padaku, Kita saling mencintai. Sambung Zhan.

"Jika aku beritahu alasannya aku takut menyakiti hatimu" kekasihnya mencoba memberi pengertian, yang sia-sia.

"Tapi saat ini kau telah menyakitiku" ungkap Zhan dengan air mata yang telah turun membasahi sebelah pipi kirinya.

"Sekarang katakan saja apa alasannya, jangan pedulikan perasaan ku, aku sudah terlanjur sakit. Jadi katakan mengapa? Mengapa kau ingin mengakhiri semuanya?" tanya Zhan lagi dengan air mata yang sudah berlomba-lomba menyusuri kedua pipinya. Kecewa, sedih, tidak percaya dan sakit dihatinya seperti ditikam dengan sebuah tombak.

"Maafkan aku Zhan"

Pria yang terlihat lebih muda dari xiao Zhan, memutar tubuhnya dan hendak pergi setelah mengatakan sebuah permintaan maafnya. Tanpa memberitahu alasan dibalik kata putus yang ia ucapkan yang telah sangat menyakiti hati pria yang beberapa waktu lalu telah menjadi mantan kekasihnya.

Grep

Zhan meraih pergelangan tangan pria muda itu, menahannya untuk tidak pergi begitu saja.

" Setidaknya beri aku Satu saja alasan, agar aku merasa pantas kau tinggalkan." Lirih Zhan, ia masih ingin tahu apa salahnya sehingga satu-satunya orang yang ia cintai ingin meninggalkannya.

Tapi pria muda yang beberapa menit lalu sudah menjadi mantannya itu perlahan melepaskan genggaman Zhan pada lengannya. Kemudian melanjutkan langkahnya yang sempat tertunda.

Zhan semakin sakit dengan apa yang ia lihat, biasanya genggaman tangan nya akan disambut dengan senang hati bahkan tidak rela untuk dilepaskan.

"Sayang, bagaimana dengan janji kita yang pernah kita ikrarkan Untuk masa depan, apa kau sudah melupakan semuanya. Kita berjanji akan saling mencintai, saling melindungi, saling melengkapi dan akan selalu ada untuk satu sama lain dalam keadaan suka maupun duka, sampai aku menikahi mu. Apa kau sudah melupakan semuanya? Ucap Zhan sambil mengingat masa-masa manis mereka ketika bersama. Dengan suara yang bergetar karena menahan sakit dihatinya.

"Oh sekarang aku tahu, apa karena aku belum juga menikahi mu jadi kau bosan dengan ku. Hah? Ucap Zhan lagi.

Pemuda manis yang hendak pergi tadi, tetap berdiri diam dan membelakangi Zhan tanpa suara sedikitpun.

"Kalo memang itu alasannya aku janji, a-aku janji akan menikahi besok, kau tau aku sudah menyiapkan semuanya tapi sialnya aku lupa membawa cincin yang akan ku berikan padamu."

"K-kau bi..bi-ilang kau akan menungguku sayang, tapi apa." Ucap Zhan, dadanya terasa sesak.

"Kau juga tahu semua yang aku lakukan hanya untuk mu, untuk menikah dengan mu. Tapi apa ini. Hah? Jawab aku sayang jangan diam saja."

Tapi tetap saja pemuda yang terlihat lebih muda darinya itu hanya diam tak bersuara, berdiri bagai patung batu yang terlihat indah walau hanya punggungnya saja. Entah apa yang ia rasakan. Mungkin menyesal, kecewa atau sakit hati dengan setiap kalimat demi kalimat yang diucapkan Zhan. Tidak ada yang tahu, karena Dia sama sekali tidak melihat zhan. Zhan sama sekali tidak bisa melihat apa yang pemuda itu rasakan.

"Wang yibo jawab aku" Ucap Zhan dingin  tidak lagi menunjukkan kesedihannya beberapa waktu lalu. Karena sudah terbiasa dengan rasa sakit itu apalagi dengan keterbungkaman pemuda dihadapannya yang sedang membelakanginya.

"Baik jika itu mau mu, aku akan mengabulkannya. Tapi ingat Wang yibo apa yang sudah aku lepaskan aku tidak akan mengambilnya lagi aku tidak Sudi kau tahu." Ucap Zhan dingin. Zhan sendiri pun tak menyangka atas ucapannya sendiri. Mungkin ia sudah lelah dengan semua rasa sakitnya. Atau mungkin dia tidak ingin terlihat seperti orang bodoh yang mengemis cinta dan tindakan nya tidak dianggap sama sekali.

"Kau tahu aku juga muak dengan sikap manja mu itu" ucap zhan untuk terakhir kalinya seraya membalikkan badannya melangkah perlahan meninggalkan tempat yang ia pijak beberapa waktu lalu dengan kedua lengan yang ia sisipkan di kedua saku celana kainnya.

Tanpa xiao zhan sadari pemuda yang ia panggil dengan nama Wang yibo Beberapa waktu lalu berbalik, dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipi tembemnya. Ia menangis tanpa suara meremat dadanya kuat untuk sekedar menghilangkan rasa sakitnya yang ia tahan sedari Ia memutuskan untuk melepaskan Xiao zhan pergi dari hidupnya. Melihat Punggung zhan yang berlalu dan semakin lama menghilang bersama kabut malam yang terlihat tebal diujung jalan.

Malam ini terasa begitu dingin. Tubuh yibo bergetar kakinya yang ia pijak kan di atas tanah tidak mampu menopang berat tubuhnya dan ia pun terduduk di tempat meratapi keputusan yang ia buat yang Telah menyakiti hati pria kesayangannya. Yang sekarang ini sudah bukan lagi miliknya. Ia bisa tahu perasaan kecewa dan sakit hati yang mendalam dari laki kaki yang ia lepaskan.

"Maafkan aku Zhan ge". Hiks hiks aku takut kau hanya bermain- main dengan hubungan kita selama ini." Ucap yibo pada angin malam yang dingin menembus tulang.

"Aku tahu kau berjanji akan menikahi ku, tapi aku seperti melihat mu tidak serius dengan semua janji yang kau ucapkan." Hiks hiks.

Percuma saja menjelaskan tidak ada yang mendengar mu Wang yibo tidak ada gunanya. Seharusnya kau mengatakan semua hal itu ketika Zhan bertanya alasan mengapa kau mengakhiri hubungan mu dengannya.

Tapi yibo Hanya ingin mengeluarkannya walau Pada rumput yang bergoyang karena angin malam yang semakin larut semakin terasa dingin.

Setelah puas menangis dan  mengeluarkan semua yang mengganjal di hatinya yibo bangkit berdiri masih dengan tubuh yang bergetar kemudian melangkah pergi meninggalkan tempat itu. Pergi kearah yang berlawanan dari arah menghilangnya mantan kekasihnya.

Tempat yang beberapa waktu lalu dipijak oleh  dua insan dan dipenuhi Isak tangis yang terasa sangat mencekam  dengan rasa sakit, kecewa dan penyesalan sekarang telah hening dan tenang. Hanya semilir angin yang menyapa dedaunan pohon sekitar dan rumput yang menari-nari di atas tanah.

Bersambung...