webnovel

Lakuna

Kehilangan sang istri dalam kecelakaan ... membuat Yunki terpaksa berbohong pada Gina anak perempuannya. Ia terus mengatakan jika sang ibu akan kembali. Sebuah kejadian membuat ia bertemu dengan Reina. Wanita yang begitu mirip dengan Reya, mendiang istrinya. Membuat ia berniat untuk memintanya berpura-pura menjadi Reya. Reina menolak, sementara Yunki sama sekali tak peduli dan akan melakukan apapun untuk itu. Sementara Reina telah bertunangan dengan Jimmy ia sangat mencintai pria itu. Sementara Yunki berusaha mengacaukan perusahaan ayahnya. Reina setuju, setelah sebuah ancaman ia dengar dari Yunki. Sebuah kisah juga terkuak, diantara Reya dan Reina. Takdir merah seperti apa yang terjalin diantara Reya dan Reina? Bagaimana juga hubungan Reya dan Jimmy setelahnya?

Reistya · 都市
レビュー数が足りません
14 Chs

❣️ Sepuluh❣️

Sudah hampir satu bulan Reina berada di rumah Yunki menyamar sebagai Reya. Ia jadi terbiasa setiap malam, menunggu si pucat yang pulang dalam keadaan mabuk. Biasanya ia akan menunggu bersama Nam. Namun, kali ini ia menunggu bersama Hobbie, adik sepupu dari Yunki. Pria itu cukup sering datang. Ia bekerja sebagai seorang pelukis dan penggiat bidang seni. Sehingga banyak melakukan perjalanan ke luar negeri. Untuk berbagi segala informasi,  menonton pertunjukan seni atau mempertunjukkan hasil karyanya. Ia cukup aktif terjun dalam pertemuan internasional dan vokal untuk memperkenalkan hasil seni dari negaranya.

Reina dan Hobbie duduk di ruang tengah. Mereka sibuk dengan kegiatan masing-masing.  Reina sibuk dengan ponselnya dan berkirim pesan dengan Jimmy. Ya hanya itu yang bisa ia lakukan untuk melepas kerinduan dengan kekasihnya. Sesekali ia menghubungi Jimmy, tak terlalu sering karena Reina takut jika pria bermata sayu itu, mengetahui jika ia berbohong. Ia tak pandai menyimpan rahasia. Sementara Jimmy terlalu mengenalnya.

Reina menatap Hobbie yang sedang asik dengan ponsel sama sepertinya. Reina juga memahami, jika pria itu juga membantu menutupi kebiasaan buruk Yunki. Ia bergantian dengan Nam. Menunggu si pucat agar tak membuat keributan.

"Kau mau kopi?" tawar Reina.

Pria ramah jtu menatap Reina sedikit terkejut. "Kau  bertanya padaku?"

Reina mengangguk. "Tentu, di sini tak ada siapapun selain kau dan aku."

"Aku semakin yakin jika kau bukan Reya." Ia terkekeh kemudian.

"Wae?, Apa ia tak pernah membuatkan kopi untukmu?"

"Jangankan membuat, ia akan memintaku membuatkan untuknya."

Reina mengangguk, sepertinya ... Mulai mengetahui perbedaan antara dirinya dan Reya. Level gadis itu berbeda dengannya, ia pasti terbiasa dengan kekayaan. Berbeda dengannya yang berada dalam kalangan pengusaha kelas menengah.

"Akan aku buatkan." Reina kemudian berdiri, belum sempat ia melangkah pintu utama terbuka siapa lagi kalau bukan Yunki, si pemilik rumah, si pemabuk.

Hobbie dengan sigap memapah Yunki. Meski pria itu terus mencoba melawan, dan itu yang selalu ia lakukan. Reina bergerak membantu Hobbie. Yunki menatapnya,  kemudian tersenyum disudut bibirnya.

"Reya, Min Reya. Istriku," sapanya. "Apa kau mencintaiku?" tanyanya.

Hobbie dan Reina saling menatap. Baru kali ini ia berbicara dengan nada rendah. Apa ada sesuatu? Atau mungkin memang perasaan orang mabuk tak bisa di tebak. Nada suara Yunki terdengar menyedihkan sebenarnya.

"Jangan pedulikan, ia mabuk," ujar Hobbie tak ingin Reina berpikir macam-macam.

Yunki menepuk-nepuk wajah sepupunya itu, "kau di sini? Pasti tak ada Nam ya?" tanyanya kemudian terkekeh. "Aku tak bisa marah karena ada kau di sini."

Mereka masuk ke kamar. Hobbie merebahkan tubuh Yunki. Mereka berdua terdiam sesaat, duduk di pinggiran tempat tidur. Kelelahan setelah membawa seorang pemabuk yang terus meronta.

Setelahnya, Hobbie berjalan keluar. Karena biasanya setelah mabuk Yunki akan tertidur. "Aku akan keluar, akan aku ambil kan air untuk mengompresnya."

Reina mengangguk, "aku akan ke kamar."

"Iya istirahatlah." Hobbie berjalan ke luar setelahnya.

Reina merapikan selimut si pucat yang menyebalkan itu. Lalu ia akan segera menuju kamarnya tapi, baru saja akan berjalan ke kamarnya yang tersambung dari kamar Yunki. Ia menghentikan langkahnya saat mendengar pria itu terkekeh.

"Selama ini kau membodohiku?" Yunki lalu duduk ia menatap Reina penuh amarah.

"Aku?" tanya Reina bingung.

Yunki bangkit dengan kesulitan, berjalan menghampiri Reina yang jaraknya beberapa meter darinya. Ia terhuyung karena terantuk sofa di depannya. Reina bergerak membantu Yunk tapi, pria itu menepis tangan Reina. Reina terdiam sesaat dan memutuskan untuk pergi. Sampai tangan Yunki menariknya dan membuat tubuhnya mereka sejajar di lantai kamar yang dingin.

"Apa yang kau—"

Belum sempat Reina melanjutkan kata-katanya, Yunki mencium bibir Reina. Membuatnya terkejut, Reina berusaha mendorong Yunki, ia meronta. Namun, tenaga pria itu lebih kuat darinya. Pria itu terus memaksa, menggenggam kedua tangan Reina, menciumnya dengan kasar. Sampai ia melepaskan ciumannya. Tatapannya, marah pada Reina yang tak tau apa-apa

"Aku bukan Reya!" teriak Reina kesal, ia menerima tawaran ini bukan untuk di lecehkan seperti ini.

Yunki terkekeh. "Kau tau? aku diam karena terlalu mencintaimu. Lalu apa aku kau anggap sebagai sumber uangmu?"

"Aku bukan Reya!!"

Yunki seolah tak mendengar apa yang dikatakan Reina. Tentu saja, pria itu mabuk. Ia bertindak sesuka hatinya. Lalu memegangi wajah Reina dengan tangannya menatap gadis itu dalam-dalam, Reina bisa melihat jika saat ini pria di hadapannya itu sedang terluka dan marah tanpa bisa ia ketahui sebabnya.

"Kau Reya, katakan kalau kau Reya."

"Aku Kim Reina, Kim Reina!" Reina mendorong tubuh Yunki, yang mulai melonggarkan genggaman tangannya pada Reina. Gadis itu berusaha menjauh takut jika Yunki melakukan sesuatu lagi padanya.

Saat itu Yunki kembali menerjang tubuh Reina. Hingga tubuh Reina terantuk sofa.

"Akkhh!" Reina mengaduh merasakan punggung belakangnya terkena sofa. Karena tarikan dari Yunki.

"Katakan kalau itu bohong! Apa kau mencintaiku? Hmm? Katakan!" Yunkj semakin marah entah apa yang terjadi.pada pikirannya sebelum mabuk tadi.

Sementara Reina kesakitan, tubuhnya seketika menjadi lemah. Ia pernah mengalami kecelakaan yang menyebabkan ia lumpuh. Tulang belakang dan panggulnya pernah mengalami cidera berat. Dan benturan yang cukup keras tadi membuat ia sangat kesakitan. Seperti ada aliran listrik kemudian bagian panggulnya terasa seperti ditusuk-tusuk. Sementara Yunki masih menggila, pikirannya tak sehat. Ia tak mengetahui jika gadis itu tengah kesakitan saat ini.

"Park Reya!!" Yunki mengguncang tubuh Reina. Sementara Reina hanya bisa mendesah kesakitan, ia tak melawan seluruh tubuh tubuhnya rasanya tak berdaya sejak benturan tadi.

"Min Yunki hentikan." Ia memohon.

"Jangan berpura-pura!" Yunki membuka paksa kemeja yang dikenakan Reina. Sementara Reina menahan Yoongi sebisanya dengan sisa kekuatannya.

"Berhen-ti to-long."

Yunki tak memerdulikan itu. Ia tak bisa memikirkan apapun setelah kejadian yang ia alami hari ini. Ia mengecup setiap sisi wajah Reina. Menganggap itu adalah Reya istrinya. Kemudian beralih ke bibir Reina. Memanggut tanpa ampun, menelusup ke dalam bagian mulut Reina, menyesap bibir, menggelitik bagian dalam mulut gadis itu dengan lidahnya. Yang paling gila ia menggigit bibir Reina, hingga sedikit darah segar keluar. Alih-alih merasa bersalah, Yunki menyesap darah  yang keluar dari bibir Reina.

Reina menahan dan semakin lemah, "jangan lakukan," pintanya saat tangan Yunki mulai masuk ke dalam kemeja yang ia kenakan.

Reina tak sadarkan diri sementara Yunki,sibuk dengan kegiatannya. Ia tak pernah merasa seperti ini saat mabuk. Ia mencium dan menjamah tubuh yang kini tak sadar itu. Ia menatap Reina, melihat gadis dalam kuasanya itu memejamkan mata dan tak lagi melawannya.

Kreekk

Pintu terbuka Hobbie masuk, membawakan wadah berisi air hangat yang akan ia gunakan untuk menyeka tubuh Yunki. Ia terkejut melihat Yunki terus melakukan kegiatannya di atas tubuh Reina yang tergeletak.

Ia meletakkan bawaannya dengan cepat di meja yang berada di sampingnya. Berjalan cepat mendorong tubuh sepupunya itu dan mengecek nadi Reina.  Beruntung gadis itu baik-baik saja. Tanpa banyak bicara ia membopong Reina merebahkan ke tempat tidur Yunki. Meletakan bantal di kaki Reina agar posisi kaki lebih tinggi, kemudian membuka kancing ikat pinggang Reina.

"Apa yang kau lakukan?" tanya Yunki marah.

"Sadarkan dirimu Hyung! kau membuat gadis tak bersalah ini, tak sadarkan diri." Hobbie mencoba menepuk wajah Reina.

"Yaa, menjauh dari istriku." Ia berjalan mendekati Hobbie.

"Sadarkan dirimu Hyung! Dia Reina Kim Reina! Bukan Reya istrimu." Kata Hoseok tegas ia lalu menarik tangan Yunki keluar kamar.

***