webnovel

CERITA 51

"kamu dari mana aja? kenapa pergi nggak kasih tahu? semalam juga nggak pulang, tidur dimana kamu?" tanya tiya filia beruntun setelah dia berhasil menormalkan pipinya yang memerah tadi. Prayoga juga mulai tenang dan pindah duduk dekat tiya filia, sambil sesekali melirik tiya filia takut.

"iya maaf kan aku.." kata prayoga

"kamu marah ya karna aku menyuruhmu memijat kaki ku? itu terlalu merendahkan harga dirimu ya? ayah juga memarahiku.."

"bukan seperti itu.. aku nggak marah kok.. tiya bisa menyuruh aku apa saja aku bersedia. tapi.. tapi tiya jangan terlalu dekat ya.. maafkan aku tiya..aku.. aku seharusnya nggak boleh berpikir seperti itu, tapi wanginya tiya.. kulit lembutnya tiya membuatku jadi orang mesum.." kata prayoga sambil menatap tiya filia, dan kembali pikiran aneh itu muncul. wajah mereka berdua yang saling menatap itu langsung berubah warna menjadi merah dan prayoga langsung lari kekamar mandi. Kenapa lagi sih dia? pikir tiya filia kesal, karena prayoga jadi sering kekamar mandi. Sambil menunggu prayoga keluar dari kamar mandi tiya filia menyiapkan sarapan dan setelah itu dengan manis dia duduk di depan meja makan menunggu prayoga.

Prayoga yang telah menyelesaikan urusannya di kamar mandi mencari tiya filia, pembicaraannya dengan tiya filia belum selesai. dengan agak takut dia berjalan mendekati tiya filia yang telah menunggunya di meja makan.

walaupun agak takut tapi prayoga tersenyum bahagia, perasaan aneh menggelitik hatinya dia merasa senang melihat tiya filia menunggunya dengan makanan lengkap di sana.

"tiya yang memasak?" tanya prayoga agak takut sambil duduk di depan tiya filia.

"iya.. makanlah" kata tiya filia mempersilahkan. prayoga dengan senyum bahagia langsung memakan sarapan yang telah disiapkan itu dengan lahap, dia tak peduli rasanya.

"jadi kemana aja kamu kemarin?" tanya tiya filia kalem memulai pembicaraan, gaya bicaranya dia rubah menjadi kalem.

"maafkan aku tiya.. aku hanya ingin menjauh sebentar, soalnya kalau dekat tiya aku jadi berpikiran mesum, tapi aku kangen tiya.."

"mulai lagi anehmu itu. aku tanya kemarin itu kamu kemana?!" potong tiya filia kesal. Prayoga menatap tiya filia sebentar tapi kemudian kembali tertunduk.

"mencari tahu asal usul keluarga thio, maafkan aku.."

"trus apa hubungannya dengan ayong? kenapa kamu mencari ayong?" tanya tiya filia mendesak.

"ah ayong..tiya tahu ayong?.." tanya prayoga tapi tiya filia hanya menatapnya.

"jadi ternyata memang betul ayah atau orang tua angkatnya thio memang berasal dari kota ini, dan ayahnya itu bekerja pada ayong. tapi itu sudah lama. karena ayong itu telah meninggal dunia lama sekali.." prayoga memulai ceritanya.

"iya aku tahu, ayong dan anak buahnya kecelakaan, kapal mereka terbakar di tengah laut" potong tiya filia karna dia telah mendengar cerita itu dari ayahnya.

"sepertinya itu bukan kecelakaan tapi sengaja di bakar, soalnya setelah kejadian itu ayah angkat thio melarikan diri ke pulau itu." kata prayoga.

"apa maksudmu?" tanya tiya filia kaget.