webnovel

CERITA 37

Luis merasa bingung, bagaimana dia disuruh mengecoh orang yang mengancam Tiya filia dengan mabuk, padahal dia belum pernah mabuk, jangan kan mabuk datang ke Bar saja ini adalah yang pertama kali, minuman yang mengandung alkohol yang pernah dia minum dan yang di tahu hanyalah bir. wajahnya semakin kusut karna bingung minuman apa yang harus dia pesan dan juga kenapa dia harus melaksanakan tugas yang dia tak pernah lakukan, juga tak bisa menolaknya. dalam kebingungannya tiba-tiba seseorang menepuk pundaknya. DEG.. apakah ini orang yang mengancam Tiya filia? pikir luis dan dengan gaya muka kusut dia memandang orang itu, tapi aah..

"hei.. kau anak buah kak marko kan?" tanya orang itu. Luis jadi menyadari siapa orang yang menyapanya itu.

" eh pak ivan.. apa kabar pak?" sapa luis. orang itu ternyata adalah pengacara dari perusahaan Perkapalan yang di pimpin Kakeknya Prayoga. Marko adalah anak yatim piatu yang di asuh oleh Pak Juldy Novilus sejak kecil, bisa dikatakan Marko diasuh dan di bantu agar bisa membantu Prayoga nantinya.

Tapi kenyataannya berbeda, setelah besar dan menyelesaikan pendidikannya marko membuka Firma Hukumnya sendiri, hanya untuk kasus-kasus tertentu dia akan membantu perusahaan Juldy Novilus. dan ivan adalah salah satu pengacara muda yang hebat dan berbakat di Perusahaan Juldy yang selalu membantu Marko apabila dia mengurus urusan hukum perusahaan Juldy Novilus.

"jangan memanggilku pak.. panggil namaku saja, kitakan hampir seumuran.. sedang apa kau disini?" tanya Ivan terlihat penasaran.

"ah.." luis hampir menjawab dengan jujur kalau dia sedang menjalankan tugas untuk mengecoh tapi dia kembali teringat dengan peringatan Marko agar tidak mengatakan pada siapapun tugasnya itu.

"ahh.. aku hanya iseng sendri pak eh ivan.." kata luis akhirnya.

"oh.. bagaimana kalau bergabung dengan kami disana.. hari ini aku dan teman-teman lamaku sedang berkumpul"

"nggak usah pak.. terima kasih..aku tak ingin menyusahkan pak ivan dan teman-teman pak ivan kalau aku mabuk.." luis berusaha menolak.

"kenapa? kau takut akan memaki Prayoga karna membawa pacarmu pergi" bisik Ivan dan tersenyum. DEG.. luis menjadi waspada

"bagaimana bapak?" tanya luis ragu.

"jangan kwatir cerita itu hanya untuk kalangan sendiri. gosip kecil seperti itu cepat menyebar di perusahaan" kata ivan lagi dan dia kembali tersenyum dan menepuk pundak luis.

"ah.." kata luis sambil manggut-manggut, mendengar itu kecurigaan Luis kembali hilang.

"kalau kau benar marah. langkah mudah untuk menjatuhkan Prayoga.. sebarkan berita kebebasannya kepada wartawan. orang kaya memang seperti itu" kata ivan lagi.

"ah.." luis kembali mengucapkan kalimat yang sama karna bingung harus menjawab apa.

"kalau kau ingin bergabung meja kami di atas.. kami menyambutmu dengan senang hati.." kata ivan lagi dan dia memesankan minuman untuk luis. kemudian dia pergi meninggalkan luis. karna kembali bingung luis langsung meminum minuman yang di pesan ivan. Dan