webnovel

CERITA 20

"terima kasih" kata marko pada sekretaris Juldy Novilus sambil tersenyum, kegembiraannya terlihat jelas di wajah dan cara berjalannya ketika memasuki ruangan bos besar perusahaan itu.

"ada apa? kayaknya ada berita besar, kau terlihat begitu bahagia" kata Juldy Novilus santai, sambil bersandar di kursi kerjanya dia menatap marko dengan tenang.

"Pak.. prayoga memintaku untuk mengeluarkannya dari penjara, sepertinya nona Tiya berhasil membujuknya" kata Marko antusias.

"hmm.." Pak juldy Novilus tak bicara, dia sepertinya sedang berpikir mendengar perkataan marko.

"ternyata perintah bapak yang menyuruh untuk membiarkan nona Tiya mengganggu prayoga ada gunanya.. kemarin akhirnya proyoga mau menemuinya.. dan sekembalinya dia meminta untuk di keluarkan dari penjara" kata marko lagi karna tak mendapat komentar dari bosnya.

"aku di sini juga memohon petunjuk Bapak apa yang akan aku lakukan dengan nona Tiya?" kata marko lagi. pak Juldy Novilus tak langsung menjawab, dia masih tak memberi reaksi dengan berita yang di dengarnya. dan marko kemudian diam menunggu jawaban.

"hmm.. biarkan saja mereka.. tapi kau harus tetap awasi. terlebih dengan Prayoga, aku masih penasaran siapa yang membuatnya jadi tersangka kasus pembunuhan itu, aku yakin ada yang merekayasa semua itu." kata pak Juldy tenang. marko ingin protes tapi kemudian sadar dan diam, naluri bosnya selama ini selalu benar pikirnya.

"baik pak.. akan aku lakukan, ini juga kesalahanku karna selama ini membiarkan prayoga bertindak menurut kemauannya.." kata marko menyesal.

"anak itu memang keras kepala, kau jangan menyalahkan dirimu sendiri.. sudah sana kerja." kata pak Juldy Novilus ditegaskan denga tangannya bergerak mengusir marko. dengan tertunduk marko keluar dari ruangan Juldy Novilus, dan wajahnya kembali ceria.

Beberapa jam kemudian, Marko mengendarai mobilnya untuk pulang dengan Prayoga Novilus di sampingnya, kedasyatan koneksi dan uang memang tiada taranya, hanya hitungan jam Prayoga bisa bebas. kesalahan yang di timpahkan padanya begitu mudah di patahkan, selain koneksi dan uang, marko juga telah mempunyai bukti bahwa pengakuan Prayoga itu belum pasti benar, selama ini marko tak membebaskan Prayoga hanya karna bos besarnya Juldy Novilus menyuruhnya agar membiarkan Prayoga masuk penjara, Pak Juldy terlalu marah karna mengetahui cucu tunggalnya menyukai sesama jenis, dan terlihat begitu putus asa karna pacarnya meninggal, menurutnya itu sangat memalukan dan tak bermoral.

"kau mau ku antar kemana?" tanya marko membuka pembicaraan. setelah bebas dari penjara Prayoga Novilus terlihat diam saja walau wajahnya tak se muram beberapa waktu sebelumnya.

Kerumah saja kak, aku ingin mandi dan tidur" kata Prayoga pelan.

"kau tak ingin menemui nona Tiya Filia?" tanya marko, tapi setelah menunggu beberapa saat proyoga tak memberikan tanggapan.

"kau tak ingin memberitahu dia kalau kau telah keluar dari penjara?"

"jangan kak.. jangan beritahu dia.." kata Prayoga, tapi kemudian dia terdiam seperti berpikir.